Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu’ti, berdialog dengan pendidik, tenaga kependidikan, murid Sekolah Indonesia Kuala Lumpur (SIKL), maupun pengelola sanggar bimbingan di Kuala Lumpur, Malaysia, pada Rabu (18/6).
Semarak.co – Pada kesempatan tersebut, dia menyampaikan bahwa kunci keberhasilan Anak Indonesia Hebat terletak pada tiga hal utama, yaitu memiliki cita-cita yang tinggi, percaya diri, dan menjadi pembelajar sepanjang hayat.
“Bercita-citalah setinggi dan semulia mungkin. Kalian harus memiliki keyakinan untuk senantiasa menjadi pribadi yang lebih baik. Untuk dapat menggapai yang lebih baik, kalian harus memiliki cita-cita lebih baik,” tuturnya, dirilis humas usai acara melalui WAGroup Mitra BKHumas, Kamis (19/6/2025).
Mu’ti mendorong agar generasi muda menjadi individu yang percaya diri, bukan rendah diri. Menurutnya, rasa percaya diri merupakan kunci penting dalam meraih cita-cita. Dengan memiliki kepercayaan diri, setiap individu akan menyadari bahwa dirinya mampu dan memiliki potensi.
“Janganlah cepat puas dengan apa yang sudah kita capai. Dengan membaca dan mempelajari hal-hal baru, kita dapat tumbuh menjadi anak-anak yang mutitalenta,” tambahnya seraya mendorong agar generasi muda senantiasa bersemangat menjadi pembelajar sepanjang hayat.
Dalam suasana yang penuh semangat dan antusiasme, ia juga menyampaikan berbagai pesan motivasi kepada seluruh peserta, khususnya untuk generasi muda. Ia menyampaikan bahwa dalam meraih sesuatu, tidak selalu segalanya berjalan dengan mudah.
“Setiap individu akan selalu dihadapi oleh berbagai rintangan dan tantangan. Oleh karena itu, jadilah individu yang tidak mudah menyerah terhadap berbagai kesulitan yang muncul di sepanjang perjalanan,” jelasnya.
Sebelum berdialog, Mendikdasmen menyempatkan diri untuk senam pagi bersama ratusan pendidik, tenaga kependidikan, murid Sekolah Indonesia Kuala Lumpur (SIKL), maupun pengelola sanggar bimbingan di Kuala Lumpur.
Program Senam Anak Indonesia Hebat (SAIH) bertujuan untuk meningkatkan kesehatan fisik dan menanamkan kebiasaan baik pada anak-anak Indonesia. SAIH merupakan bagian dari Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat, yakni bangun pagi, beribadah, berolahraga, makan sehat dan bergizi, gemar belajar, bermasyarakat, dan tidur cepat.
Upaya ini menjadi langkah nyata Kemendikdasmen menanamkan nilai-nilai positif sejak dini. Melalui kegiatan ini, anak-anak Indonesia diharapkan tumbuh menjadi generasi sehat, tangguh, dan berkarakter unggul, sebagai bagian dari upaya kolektif mewujudkan visi Indonesia Emas 2045.
Mendikdasmen Ingin Pastikan Anak Indonesia di Malaysia Mendapat Layanan Pendidikan Bermutu
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu’ti, menegaskan pemerintah memastikan bahwa setiap anak bangsa, di mana pun berada, memiliki hak yang sama dalam mengakses pendidikan yang bermutu.
Dia mengatakan bahwa pemerintah berkomitmen untuk menjalankan amanah konstitusi, yakni memberikan layanan pendidikan yang bermutu bagi seluruh warga negara tanpa terkecuali. Misalnya, bagi anak-anak para Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Malaysia berhak memperoleh pendidikan bermutu.
“Sebagai salah satu sekolah Indonesia tertua di luar negeri dengan jumlah murid yang sangat besar, SIKL memainkan peran strategis dalam memenuhi kebutuhan pendidikan anak-anak Indonesia di Malaysia,” tuturnya ketika meninjau proses pembangunan sekolah.
Dubes RI untuk Malaysia Dato’ Indera Hermono, menjelaskan bahwa perluasan gedung SIKL dirancang untuk meningkatkan kapasitas daya tampung mencapai 750 siswa. Jumlah ini menunjukkan peningkatan sebesar 50% dibandingkan pada tahun sebelumnya.
“Bagi kami, perluasan ini bukan hanya semata-mata soal kapasitas, tetapi juga bagaimana memastikan kenyamanan dan keamanan lingkungan belajar bagi para siswa,” tutur Dato’ Indera Hermono.
Ia juga menjelaskan, renovasi dan perluasan SIKL yang tengah dilakukan ini menjadi bukti nyata kolaborasi lintas kementerian dalam membangun dunia pendidikan. “Langkah ini adalah bentuk kerja sama dari banyak pihak seperti KemenPU yang membangun strukturnya,” terang Indera.
“Ini adalah kerja tiga kementerian di mana kita menyediakan fasilitas belajar terutama anak-anak PMI yang kesulitan akses pembelajaran,” lanjutnya.
Kepala Sekolah Indonesia Kuala Lumpur (SIKL) Friny Napasti, menyampaikan bahwa pada awal pendiriannya, SIKL diperuntukkan bagi anak-anak diplomat Indonesia yang bertugas di Malaysia. Seiring waktu, sekolah ini berkembang menjadi lembaga pendidikan bagi anak-anak ekspatriat yang orang tuanya bekerja sebagai profesional di Malaysia.
Sejalan dengan meningkatnya jumlah PMI di negara tersebut, kebutuhan akan akses pendidikan turut mengalami peningkatan. Oleh karena itu, SIKL kini secara khusus melayani pendidikan bagi anak-anak PMI sebagai bagian dari komitmen pemerintah dalam menjamin hak pendidikan bagi seluruh WNI di luar negeri.
“Saat ini, jumlah peserta didik tercatat sebanyak 632 siswa, mulai dari tingkat Taman Kanak-Kanak (TK) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA). Selain layanan pendidikan formal, SIKL juga menyelenggarakan pendidikan nonformal melalui sanggar bimbingan belajar,” ujar Friny. (hms/smr)