Oleh Chamdar Nur *)
Semarak.co – Bat Yam, 16 Juni 2025, Dunia kembali menyaksikan drama klise paling tua dalam sejarah konflik, zionis Israel diserang, lalu yahudi menangis. Begitulah pola mereka, menganiaya lebih dulu, menumpahkan darah tanpa ragu, lalu berteriak holocaust, setiap kali musuh membalas.
Dan kini, di tengah hantaman rudal Iran ke kota Bat Yam, benjamin netanyahu, pemimpin zionis Israel, memainkan kembali naskah tua itu dengan penuh kepiawaian, dengan mimik sedih dia berkata kami dalam perang eksistensial, Bayangkan jika Iran memiliki senjata nuklir untuk dijatuhkan ke kota-kota Israel…
Ucapan ini bukan sekadar suara ketakutan, ini adalah strategi untuk mengundang simpati dunia internasional, meraup miliaran dolar dana donasi militer dari sekutu-sekutu barat, dan mencitrakan zionis Israel sebagai korban padahal merekalah algojo paling brutal di Timur Tengah.
Sudah menjadi sifat asli kaum yahudi untuk menjadi pengecut dalam perang namun vokal dalam memainkan narasi penderitaan. Ketika mereka membunuh ribuan anak Palestina di Gaza, mereka menyebutnya pertahanan diri.
Tapi ketika satu roket menghantam kota mereka, mereka langsung berteriak genosida (Pembantaian brutal) dan perang eksistensial (melenyapkan negara). Allah subhanahu wa ta’ala telah menyingkap watak mereka dalam firmanNya
لَتَجِدَنَّ أَشَدَّ النَّاسِ عَدَاوَةً لِلَّذِينَ آمَنُوا الْيَهُودَ وَالَّذِينَ أَشْرَكُوا
Artinya: “Sungguh engkau akan mendapati orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman adalah orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik.” (QS. Al-Ma’idah: 82). Bahkan dalam konteks peperangan, mereka dikenal sebagai bangsa yang takut mati, sebagaimana firmanNya
وَلَتَجِدَنَّهُمْ أَحْرَصَ النَّاسِ عَلَىٰ حَيَاة
Artinya: “Dan sungguh engkau akan mendapati mereka (kaum Yahudi) sebagai orang yang paling rakus terhadap kehidupan (dunia dan takut mati).” (QS. Al-Baqarah: 96).
Inilah pengecut yang selalu bersembunyi di balik tubuh sipil, kemudian menangis keras-keras agar dunia percaya bahwa merekalah yang dizalimi, itulah playing victim yang berpura-pura menjadi korban atau sengaja menampilkan diri sebagai pihak yang dizalimi, padahal sebenarnya ia pelaku kezaliman itu sendiri.
Kalau Memang Kuat, buktikan di medan perang, bukan di media.
Dan jika zionis Israel benar merasa sebagai negara paling kuat di Timur Tengah, maka saatnya membuktikan. Jangan hanya menggertak dari podium sambil menyeka air mata propaganda. Jangan hanya mendramatisasi serangan balasan seakan-akan dunia kiamat, padahal sebelumnya kalian yang lebih dulu membantai.
Iran juga merasa kuat. Iran sudah membalas. Maka jika kalian memang jantan dan perkasa, hadapilah Iran di medan perang secara terbuka. Buktikan siapa sebenarnya yang layak hidup, dan siapa yang hanya bisa hidup dengan cara memelihara ketakutan dan playing victim.
Perang bukan ajang air mata. Perang adalah panggung kehormatan. Maka berhentilah menangis, dan bertarunglah seperti yang kalian klaim. Jika tidak, dunia sudah tahu siapa sebenarnya negara pecundang bin pengecut berkedok si paling demokrasi.
Jangan sampai pernyataan Netanyahu tentang ancaman nuklir Iran hanyalah tuduhan daur ulang dari kebohongan besar yang dulu pernah dipakai oleh Amerika dan sekutunya ketika menyerbu Irak.
Kita masih ingat, bagaimana pemimpin irak Saddam Hussein dituduh memiliki Weapons of Mass Destruction (WMD) yang pada akhirnya tak pernah terbukti. Tapi akibat narasi busuk itu, Irak hancur lebur, jutaan rakyatnya terbunuh, dan negeri itu dijajah selama dua dekade, na’udzubillah.
Kunjungan Netanyahu ke Bat Yam tak lebih dari strategi politik murahan. Ia berdiri di atas puing-puing yang diciptakannya sendiri, karena dialah yang memerintahkan serangan ke perwira Iran di Suriah dan Lebanon.
Dan ketika balasan datang, ia memainkan kartu korban dengan mengatakan Iran harus membayar harga yang sangat mahal atas pembunuhan warga sipil yang disengaja, seakan lupa bahwa pesawat tempurnya telah memusnahkan ribuan anak Gaza di atas tempat tidur mereka.
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam telah memperingatkan kita dari tipu daya Yahudi yang tak pernah puas kecuali menipu dan menghancurkan umat Islam. Mereka adalah umat yang telah dilaknat oleh Allah
ضُرِبَتْ عَلَيْهِمُ الذِّلَّةُ وَالْمَسْكَنَةُ وَبَاءُوا بِغَضَبٍ مِّنَ اللَّه
Artinya: “Mereka diliputi kehinaan dan kenistaan, dan mereka kembali dengan kemurkaan dari Allah.” (QS. Al-Baqarah: 61).
Sesungguhnya perang ini memang eksistensial bagi umat Islam, Karena selama zionis masih berdiri, Masjid Al-Aqsha terus dalam penistaan, darah anak-anak Palestina terus ditumpahkan, dan kaum Muslimin terus dijajah secara politik, militer, bahkan narasi media-media.
اللَّهُمَّ انْصُرْ إِخْوَانَنَا الْمُجَاهِدِينَ فِي فِلَسْطِينَ، وَفِي كُلِّ مَكَانٍ، وَاجْعَلِ النَّصْرَ وَالظَّفَرَ وَالتَّمْكِينَ لَهُمْ، وَاجْعَلْ كَيْدَ الْيَهُودِ ومن عاونهم فِي نُحُورِهِمْ، وَافْضَحْهُمْ فِي الدُّنْيَا قَبْلَ الْآخِرَةِ، وَاجْعَلْهُمْ عِبْرَةً لِكُلِّ طَاغُوتٍ عَلَى وَجْهِ الْأَرْضِ
Artinya: “Ya Allah, tolonglah saudara-saudara kami para mujahidin di Palestina dan di seluruh penjuru bumi. Berikan kepada mereka kemenangan, kejayaan, dan kekuatan. Hancurkan makar yahudi dan sekutunya di leher mereka sendiri. Hinakan mereka di dunia sebelum di akhirat, dan jadikan mereka pelajaran bagi setiap penjajahan di muka bumi.” Aamiin. Akhukum fillah
Sumber: RAKYAT INDONESIA MELAWAN (postRabu18/6/2025/jambak)