Golkar, PPP, dan PAN Sepakat Bersatu Bangun Koalisi untuk Pemilu 2024, Ini Kata Adi Prayitno dan M Qodari

Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto di podium memberi keterangan pers diapit Ketua Umum PPP Suharso Monoarfa (kiri batik putih biru) dan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan (kanan baju putih) usai pertemuan tertutup. Foto: internet

Pengamat politik sekaligus pendiri lembaga survei Indo Barometer Muhammad Qodari menilai koalisi Tiga Bersatu adalah bentuk koalisi yang paling konkret dan nyata. Koalisi yang diumumkan Kamis (12/5/2022) di Jakarta oleh Partai Golkar, PAN, dan PPP dianggap sebagai komposisi yang sempurna.

semarak.co-M Qodari melihat ini adalah koalisi yang paling nyata hingga hari ini menuju 2024, karena gabungan ketiga partai itu sudah memenuhi syarat minimal pencalonan pemilihan presiden (Pilpres) 2024. Di mana bergabungnya ketiga partai ini memiliki kekuatan 148 kursi di DPR RI.

Bacaan Lainnya

“Jadi jauh melebihi ambang batas Presidential Threshold yang hanya 115 kursi saja. Dalam koalisi ini ada partai nasionalis, yakni Golkar lalu partai berbasis Islam tradisional yakni PPP dan Islam modernis yang diwakili PAN,” kata Qodari kepada media, Sabtu (14/5/2022) dikutip laraspostonline.com/2022/05.

Ia juga melihat koalisi ini sebagai inisiatif yang sangat tepat. Apalagi jika berbicara dalam hal koalisi menuju Pilpres 2024. “Ini saya kira sudah sangat sempurna. Pekerjaan rumah koalisi Tiga Bersatu ini tinggal mencari figur calon presiden dan calon wakil presiden saja,” ucap Qodari.

Jika melihat Pilpres 2024, sambung Qodari, kita tidak lagi bicara soal popularitas individu tetapi yang lebih penting adalah syarat pengajuan dari partai politik. Ia menyebut seorang tokoh atau figur yang memiliki popularitasnya setinggi apa pun tapi kalau tidak punya dukungan politik maka akan percuma saja.

“Jadi ini sudah sempurna koalisi yang mereka bentuk. Berbicara tentang koalisi Tiga Bersatu yang akan fokus mendukung kerja Presiden Joko Widodo, ini juga tepat dan tidak menjadi masalah. Dari tiga ketum partai tersebut dua diantaranya adalah menteri. Mereka menjalankan ini dalam konteks kepartaian,” ulas Qodari.

Ini tidak menjadi kendala, klaim dia, bahkan sebetulnya malah bisa membantu untuk lebih berkonsentrasi, karena PR besar koalisi itu sudah diselesaikan dari sekarang. Menurut Qodari yang paling rumit justru bagaimana menyusun kerja sama partainya. “Kalau sudah keluar seperti ini (koalisi) maka PR besarnya, seperti kerja sama partai, juga sudah harus selesai pula dibicarakan,” pungkasnya.

Sebelumnya Pengamat politik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta di Ciputat Adi Prayitno menyebut, pertemuan antara tiga ketua umum Golkar, PAN, dan PPP, pada Kamis (12/5/2022) di Menteng, Jakarta Pusat, merupakan kode keras menuju koalisi Pemilu 2024.

Ketiga partai ingin muncul memberikan alternatif pilihan pada Pilpres ke depan. “Ini merupakan kode keras koalisi. Meski tidak disampaikan secara eksplisit namun publik sudah bisa membaca ke arah sana,” kata Adi di Jakarta, Jumat (13/5/2022) dilansir laraspostonline.com/2022/05.

Munculnya Golkar, PAN dan PPP bersama, nilai Adi, memberi alternatif baru koalisi setelah publik mempersepsikan Gerindra dan PDIP akan berkoalisi di Pilpres 2024. Golkar sendiri terlihat tampil sebagai partai tengah yang mampu membangun koalisi agama-nasionalis, dengan PAN dan PPP.

“Relatively, Golkar itu paling mudah diterima oleh partai-partai lain saat ini. Inilah kelebihan Golkar dibandingkan partai lain,” ucap pengamat politik dan peneliti LIPI sambil memberi contoh hambatan psikologis yang dihadapi jika PDIP berkoalisi dengan PKS atau jika Gerindra berkoalisi dengan Nasdem.

“Golkar tidak memiliki hambatan itu. Bahkan Ketum Golkar Airlangga Hartarto, bisa diterima oleh semua partai. Jika terbentuk koalisi antara Golkar, PAN dan PPP, maka ketiga partai ini juga sudah mencapai ambang batas presidential threshold sebesar 115 kursi di DPR karena kursi ketiga partai itu sudah mencapai 148 kursi,” terang Adi.

Bahkan tidak tertutup kemungkinan akan ada partai lain yang bisa tergabung dalam koalisi yang dibangun Golkar, PAN dan PPP ini. Sosok Airlangga yang cair dan bisa diterima oleh semua partai ini juga makin meneguhkan dirinya sebagai sosok yang sangat kuat di internal Golkar.

Adi tidak melihat ada sosok lain di Golkar yang memiliki elektabilitas lebih tinggi dari Airlangga, sehingga Menko Perekonomian ini sangat layak diajukan sebagai capres dari koalisi tersebut. “Selain itu, isu-isu pendongkelan yang coba dilakukan oleh segelintir internal Golkar saat ini sudah tidak relevan lagi,” paparnya.

Terbukti, lanjut dia, Airlangga tidak hanya mampu mengkonsolidasikan kader-kader internal, namun ia juga mampu mengkonsolidasikan diri dengan ketum partai lain. Ini sangat strategis. Selain itu posisi Golkar dan Airlangga yang sangat konsisten dalam mendukung pemerintahan Presiden Joko Widodo juga menjadi kelebihan lainnya.

“Golkar dan Airlangga tidak pernah cacat di mata Jokowi, karena terbukti semua kebijakan Jokowi terus didukung dan diakomodir dengan baik oleh Golkar dan Airlangga. Ini sangat berbeda dengan partai pendukung koalisi pemerintahan lainnya yang menurut Adi sering kali mengkritisi pemerintah,” ulasnya.

Dalam pernyataannya kemarin, kutip Adi, Airlangga juga mampu mengonsolidasikan PAN dan PPP untuk tetap berada di belakang Jokowi. Selain untuk Pemilu, koalisi ketiga partai juga akan memberikan dampak positif untuk menopang dan mendukung program pemerintahan Presiden Joko Widodo.

Diketahui, Partai Golkar menjajaki koalisi dengan Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) untuk menghadapi Pemilihan Umum (Pemilu) 2024. Kerja sama di antara ketiga partai ini dibentuk untuk membangun budaya politik baru.

Hal ini disampaikan Ketua Umum Golkar, Airlangga Hartarto usai melakukan pertemuan tertutup dengan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan dan Ketua Umum PPP Suharso Monoarfa di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Kamis malam (12/5/2022). Menurut Airlangga, kesepakatan ini tidak terbentuk secara spontan.

“Budaya politik baru itu dijalankan dengan kerja sama yang berjenjang dan bertahap. Kerja sama ini tidak dilakukan secara terburu-buru, tetapi dari hasil kajian yang mendalam,” kata Airlangga dalam konferensi pers usai pertemuan di Rumah Heritage Jakarta, seperti dikutip dari Antara dilansir katadata.co.id.

Pada silaturahmi kali ini, turut hadir Bendahara Umum DPP Partai Golkar Dito Ganinduto, Wakil Ketua Umum PAN Asman Abnur, serta Majelis Pertimbangan PPP Muhamad Mardiono. Ketiga ketua umum juga sepakat untuk bekerja sama dalam mengawal agenda-agenda politik ke depan sebagai bagian dari rangkaian Pemilu 2024.

“Pertemuan ini tentu akan mendorong tiga partai ini untuk bekerja sama bersama atau akan bersatu. Bersatu itu sendiri berarti adalah beringin, matahari, dan Baitullah,” ucap Airlangga. How to Break Free From ‘Doom-Scrolling’ Beringing, matahari, dan Baitullah mengacu kepada lambang masing-masing partai,” cetus Airlangga.

Menteri Koordinator (Menko) bidang Perekonomian Airlangga pun berharap kerja sama di antara ketiga partai politik ini dapat mencerminkan persatuan. “Kami akan menegasikan risiko-risiko akibat daripada politik identitas,” ucap Airlangga. (net/kdc/lar/smr)

 

katadata.co.id di WAGroup Rumah Aspirasi Gerindra (postJumat13/5/2022/andriakbar)/laraspostonline.com di WAGroup Guyub PWI Jaya/postSabtu14/5/2022/Jumat13/5/2022/cakherrysl)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *