BNI Syariah Dukung Penuh Bank Merger Syariah yang Kuat dan Mampu Kembangkan Industri Halal

Baris belakang (ki - ka): Sis Apik Wijayanto (Direktur Hubungan Kelembagaan (BNI), Sunarso (Dirut (BRI), Royke Tumilaar (Dirut (BNI), Kartika Wirjoatmodjo (Wakil Menteri BUMN), Hery Gunardi (Wadirut Bank Mandiri), Catur Budi Harto (wadirut BRI), Pantro Pander Silitonga (Direktur Bisnis Indonesia Financial Group). Baris depan (ki - ka): Abdullah Firman Wibowo (Dirut BNI Syariah), Toni EB Subari (Dirut Mandiri Syariah), Ngatari (Dirut BRIsyariah). Ini setelah penandatanganan Conditional Merger Agreement (CMA) untuk Integrasi dan Peningkatan Nilai Bank Syariah milik BUMN di Jakarta, Senin (12/10/2020). Foto: humas BNI Syariah

PT Bank BNI Syariah (BNI Syariah) menyambut baik langkah positif pemerintah untuk menggabungkan atau merger tiga bank syariah BUMN, yaitu PT Bank BRIsyariah (BRIsyariah), PT Bank Syariah Mandiri (Mandiri Syariah), dan PT Bank BNI Syariah (BNI Syariah).

semarak.co– Direktur Utama Bank BNI Syariah Abdullah Firman Wibowo mengatakan, BNI Syariah berharap hasil bank merger ini nantinya mampu memperkuat ekonomi syariah dan memberikan kebermanfaatan dan kebaikan dunia maupun akhirat yang lebih luas bagi umat.

Bacaan Lainnya

“BNI Syariah memberikan dukungan penuh upaya pemerintah melakukan penggabungan bank syariah milik BUMN serta siap bekerja sama dan bersinergi,” ujar Firman setelah pengumuman resmi penggabungan ketiga bank menyusul penandatanganan Conditional Merger Agreement (CMA) di Jakarta, Senin (12/10/2020).

Penandatanganan CMA dilakukan anggota Himbara (Himpunan Bank Negara) selaku perusahaan induk ketiga bank syariah nasional, yakni PT Bank Mandiri, PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) dan PT Bank Negara Indonesia (BNI) bersama ketiga anak usahanya.

“Insya Allah, merger ini akan menghasilkan bank syariah yang lebih kuat, solid, dan terbesar di Indonesia,” ujar Firman dalam rilis Humas BNI Syariah, Rabu (14/10/2020).

Sudah saatnya, kata Firman, kita sebagai negara berpopulasi muslim terbesar di dunia memiliki bank syariah yang besar. “Karena itu, kami siap bekerja sama, bergotong royong, untuk memajukan ekonomi dan keuangan syariah Indonesia,” imbuhnya.

Bahkan tidak hanya di Indonesia, kata Firman, ke depan kita bisa berikhtiar menjadi pemimpin ekonomi syariah dunia. Firman juga menambahkan bahwa hasil merger ini akan membantu mengembangkan industri halal yang menjadi new business dan new brand dengan potensi bisnis global mencapai Rp30 ribu triliun.

“Itu mencakup halal food, modest fashion, halal media, halal tourism, halal healthcare, halal cosmetics, serta hajj & umrah. Kami berharap bank syariah hasil merger mampu mengoptimalkan potensi ekosistem halal, demi mewujudkan Indonesia sebagai produsen produk-produk halal dan menjadi tuan rumah di negeri sendiri,” ucapnya.

Ketiga bank syariah dan para pemegang saham juga menjamin tidak ada Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) selama proses penggabungan maupun setelah penggabungan.

“Proses merger tidak mempengaruhi kegiatan operasional dan layanan bank, sehingga dana nasabah akan tetap aman terjaga, nasabah juga dapat melakukan aktivitas perbankan seperti biasa,” ujar Firman.

Meskipun di tengah situasi pandemi COVID-19, BNI Syariah mencatatkan total aset Rp50,76 triliun sampai triwulan II tahun 2020 atau naik sebesar 19,46% secara tahunan atau year on year (yoy) dibandingkan periode sama tahun 2019 yaitu Rp42,49 triliun.

Pertumbuhan aset ini semakin mengokohkan posisi BNI Syariah sebagai bank syariah BUKU III dengan peringkat aset kedua terbesar di Indonesia. Kenaikan aset tersebut didorong oleh pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) BNI Syariah.

Itu tercermin dari realisasi Dana Pihak Ketiga (DPK) BNI Syariah sampai triwulan II tahun 2020 sebesar Rp43,64 triliun atau naik 20,15% secara year on year (yoy) dibandingkan periode sama tahun 2019 sebesar Rp36,32 triliun. (smr)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *