Menteri Transmigrasi (Mentrans) Iftitah Sulaiman menekankan pentingnya kemandirian ekonomi nasional di tengah situasi geopolitik yang serba tidak pasti. Yaitu dengan mengembangkan pusat-pusat pertumbuhan baru ekonomi di berbagai daerah.
Semarak.co – Hal tersebut disampaikan Iftitah usai diskusi The Yudhoyono Institute bertema Dinamika dan Perkembangan Dunia Terkini: Geopolitik, Keamanan, dan Ekonomi Global di Hotel Sahid, Minggu (13/4/2025).
“Melalui transformasi transmigrasi, kemandirian ekonomi nasional ini harapannya dapat mengubah Kawasan-kawasan transmigrasi menjadi Kawasan Ekonomi Transmigrasi Terintegrasi,” katanya, dirilis humas usai acara melalui WAGroup ForWaTrans, Senin sore (14/4/2025).
Dalam diskusi geopolitik, dia bertanya tentang open power politics dan peluang otonomis strategis di kawasan ASEAN pada para panelis. Usai diskusi, Iftitah mengingatkan, di tengah ketidakpastian geopolitik, Indonesia perlu terus meningkatkan kemandiriannya.
“Itulah sebabnya kenapa penting bagi kita transformasi transmigrasi, yang akan mengembangkan kawasan transmigrasi menjadi kawasan ekonomi transmigrasi terintegrasi yang akan jadi pusat pertumbuhan baru ekonomi di berbagai daerah,” ujarnya.
Dalam konteks pembangunan kawasan transmigrasi, Iftitah tekankan pentingnya memperhatikan secara khusus dinamika geopolitik dan keamanan Internasional. Hal ini dipandang sebagai deteksi dini untuk mengantisipasi bentrokan antara investasi dengan kepentingan masyarakat.
“Dengan memahami lanskap geopolitik, diharapkan pembangunan kawasan transmigrasi dapat berjalan harmonis dan berkelanjutan sehingga ikut kontribusi dalam pembangunan nasional,” jelasnya.
Pendekatan yang dilakukan bersifat multidimensi: menggabungkan aspek ekonomi, sosial, dan pertahanan negara. Pemerintah juga menyiapkan pembangunan manusia sebagai pusat dari pembangunan kawasan.
Peran Indonesia, sebagai salah satu negara berkembang di ASEAN di tengah konflik global rivalitas Amerika dan Tiongkok harus cermat mengatasi permasalahan ini agar dampaknya tidak terlalu berat terutama pada program transmigrasi yang saat ini fokus pada industrialisasi dan hilirisasi.
ASEAN sebagai middle power harus berupaya selalu mempertahankan strategic dynamic equilibrium yang ada di Asia Pasifik termasuk di Laut Tiongkok Selatan.
Konsep baru transmigrasi yang diusung kementerian saat ini melibatkan masyarakat secara aktif dalam ekosistem ekonomi. Transmigrasi patriot menjadi pendekatan baru, di mana masyarakat dilibatkan dalam korporasi dengan saham milik komunitas. (hms/smr)