Menparekraf Harapkan Global Tourism Forum Bangkitkan Sektor MICE, Negara-negara ASEAN Didorong Percepatan Pemulihan Pariwisata

Menparekraf Sandi Uno memberi sambutan pada acara pembukaan World Tourism Forum Institute . Foto: humas Kemenparekraf

Pemerintah Indonesia mengajak World Tourism Forum Institute untuk bergandengan tangan dengan negara-negara anggota ASEAN membuat program dan kegiatan yang dapat mempercepat pemulihan pariwisata.

semarak.co-Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif siap berkolaborasi untuk memulihkan perekonomian pascapandemi Covid-19.

Bacaan Lainnya

“Saya ingin mengusulkan World Tourism Forum Institute untuk bergandengan tangan dengan negara-negara anggota ASEAN untuk membuat program dan kegiatan yang dapat mempercepat pemulihan pariwisata di wilayah kita. Indonesia siap dan berharap untuk memiliki kerja sama lebih lanjut,” ucap Menparekraf Sandi Uno dalam sambutan.

Menparekkraf Sandi Uno juga mengajak negara-negara anggota ASEAN untuk saling meng-update tentang protokol kesehatan hingga vaksinasi terkini di masing-masing negara. Sehingga hal tersebut akan memunculkan pemahaman percepatan pembukaan destinasi wisata di tiap negara.

Mari berbagi update tentang protokol kesehatan dan keselamatan, ajak Sandi Uno, vaksinasi kecepatan, termasuk prosedur perjalanan sehingga kita dapat memiliki pemahaman yang sama atau pengakuan tentang apa yang sebenarnya terjadi.

“Dan mari kita bersikap objektif dengan langkah-langkah yang diperlukan untuk menjaga kondisi kesehatan dan keselamatan negara tuan rumah,” jelas Sandi Uno dalam acara Global Tourism Forum-Leaders Summit Asia 2021, di sesi Ministers Talk dengan topik Reopening ASEAN Tourism Destination for International Tourist, Rabu (15/9/2021).

Strategi pemulihan pariwisata Indonesia, jelas Sandi Uno, di antaranya instruksi dari Presiden RI terkait percepatan pembangunan infrastruktur di 5 Destinasi Super Prioritas (Borobudur, Danau Toba, Labuan Bajo, Likupang, dan Mandalika).

Kemudian, penerapan CHSE (Cleanliness, Health, Safety, and Environment Sustainability) sebagai protokol untuk mengembalikan kepercayaan dan keyakinan wisatawan. Selain itu menerapkan dan mengatur pengaktifan kembali Kalender Acara di seluruh Indonesia dengan protokol kesehatan, serta merangkul pelaku ekonomi kreatif.

Indonesia akan membuka kembali destinasi wisata untuk wisatawan mancanegara secara bertahap. Pembukaan pariwisata Indonesia akan bergantung beberapa prasyarat, yakni pandemi COVID-19 yang dapat dikendalikan, artinya destinasi harus berada dalam risiko penularan yang rendah dan fasilitas kesehatan yang memadai tersedia.

Selain itu, persiapan pembukaan pariwisata Indonesia, juga mengharuskan percepatan vaksinasi, memastikan kesiapan pelaku usaha dan seluruh masyarakat dalam menjaga penerapan protokol kesehatan yang ketat dan disiplin secara end to end. Serta kesiapan industri pariwisata untuk menerapkan protokol CHSE (Cleanliness, Health, Safety, and Environment Sustainability) yang dilengkapi dengan Peduli Lindungi.

“Terkait pembukaan kembali destinasi, ini akan dilakukan secara bertahap dan menyeluruh setelah evaluasi untuk menentukan keseimbangan yang aman antara ‘gas dan rem’,” ujar Sandi Uno, nama akrab Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno.

Adapun, bagi wisatawan mancanegara yang akan berwisata ke Indonesia nantinya juga akan ada persyaratan yang harus dipenuhi, yakni wisatawan mancanegara dari negara-negara yang menjalin skema Travel Corridor Arrangement (TCA) dengan Indonesia.

Wisatawan harus memenuhi persyaratan pelaku perjalanan internasional seperti menunjukkan sertifikat vaksin COVID-19 dosis lengkap, melakukan karantina selama 8 hari serta melakukan tes PCR sebanyak tiga kali.

“Kami sekarang mempertimbangkan pendekatan sepihak dengan mengatur prosedur perjalanan yang aman (mulai dari pra-kedatangan, kedatangan, dalam tujuan, proses keberangkatan) serta menentukan negara yang dipertimbangkan seperti risiko penularan yang rendah dan tingkat vaksinasi yang tinggi sehingga wisatawan mancanegara diperbolehkan berkunjung Indonesia,” jelasnya.

Event Global Tourism Forum – Leaders Summit Asia 2021, turut menghadirkan 49 pembicara internasional dan 22 pembicara dari Indonesia. Acara yang diselenggarakan secara hybrid di Hotel Raffles ini dibuka Wakil Presiden Ma’ruf Amin.

Dalam kesempatan itu, ia menyebut, pada 2020 menjadi tahun yang berat bagi industri pariwisata global, termasuk Indonesia. Sebab, sektor pariwisata menjadi sektor yang paling terdampak pandemi COVID-19 ditandai dengan penurunan signifikan jumlah kunjungan wisatawan.

Data UNWTO menunjukkan jumlah wisatawan internasional menurun 74 persen secara global akibat pandemi, dengan kehilangan potensi pendapatan mencapai 1,3 triliun dolar AS, serta 100-120 juta pekerja pariwisata kehilangan pekerjaan. Wilayah Asia dan Pasifik mengalami penurunan paling drastis mencapai 84 persen.

Wapres Ma’ruf  juga menyampaikan tren wisata dunia saat ini diwarnai dengan wisata halal. Namun saat ini, implementasi pengembangan wisata halal di Indonesia masih terkendala, karena masih rendahnya literasi masyarakat mengenai konsep wisata halal. Oleh karena itu, ia mengajak berbagai pihak untuk meningkatkan literasi konsep wisata halal.

“Kita semua perlu untuk meningkatkan literasi masyarakat mengenai konsep wisata halal. Upaya ini dimaksudkan untuk mendukung agar Indonesia menjadi leader dalam global wisata halal, sekaligus juga untuk meningkatkan minat wisatawan muslim dunia datang ke Indonesia, ” ujar Ma’ruf.

Sebelumnya Menparekraf Sandi Uno mengapresiasi pemilihan Indonesia sebagai tuan rumah penyelenggaraan Annual Meeting Global Tourism Forum (GTF) 2021. Pelaksanaan kegiatan ini diharapkan dapat membangkitkan kembali sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di tanah air, khususnya dalam penyelenggaraan kegiatan Meeting, Incentive, Conference and Exhibition (MICE) di era adaptasi kebiasaan baru.

Global Tourism Forum – Leaders Summit Asia 2021 akan diselenggarakan di Hotel Raffles Jakarta, pada 15-16 September 2021 dengan menghadirkan 49 pembicara internasional dan 22 pembicara dari Indonesia.

Global Tourism Forum (GTF) merupakan brand dari World Tourism Forum Institute (WTFI) sekaligus kolaborasi platform yang difokuskan pada tantangan-tantangan yang dihadapi industri pariwisata dan perjalanan.

Global Tourism Forum memainkan peranan penting dalam menarik investasi langsung ke dalam negeri. Karena itu, gelaran ini dinilai penting terutama dalam masa sulit seperti pandemi COVID-19 saat ini yang memberikan dampak besar terhadap sektor pariwisata.

Menparekraf Sandi Uno saat Virtual Press Conference Global Tourism Forum – Leaders’ Summit Asia, Selasa (14/9/2021), mengatakan, pemilihan Indonesia sebagai tuan rumah penyelenggaraan tidak lepas dari peran kolaborasi antara Indonesia Tourism Forum (ITF) dan World Tourism Institute.

“Selamat kepada Pak Sapta Nirwandar (Chairman Indonesia Tourism Forum) dan tim untuk pencapaiannya dalam menyelenggarakan acara ini sekalipun saat ini kita tengah berada dalam situasi pandemic Covid-19,” paparnya.

Semoga Global Tourism Forum, harap Menparekraf, dapat memberikan efek positif bagi perekonomian indonesia dengan tetap mematuhi protokol CHSE (Kebersihan, Kesehatan, Keselamatan, dan Kelestarian Lingkungan).

Sandi Uno menyampaikan bahwa penyelenggaraan Global Tourism Forum – Leaders Summit Asia 2021 ini memiliki dua pesan penting, yakni pesan kepercayaan diri dan pesan kebangkitan. “Pesan kepercayaan diri bahwa dalam situasi yang menantang, Indonesia dapat menyelenggarakan event internasional,” ucapnya.

“Yang dapat dijadikan pemanasan untuk penyelenggaraan serangkaian pertemuan tingkat tinggi di tahun depan. Sedangkan, pesan kebangkitan, bagaimana kita berusaha memperbaharui optimisme kita dan mempersiapkan destinasi pariwisata untuk menyambut wisatawan internasional dengan cara yang aman,” jelas Sandi Uno.

Sandi Uno menyampaikan bahwa industri pariwisata memberikan kontribusi besar kepada dunia, serta untuk ASEAN pada khususnya. Pariwisata telah menyumbang pendapatan negara, menciptakan lapangan kerja serta terjaganya lingkungan berkelanjutan.

Namun, pandemi menghapus semua pertumbuhan positif dan membuat negara berjuang mempertahankan keberlanjutan industri. Kawasan ASEAN secara responsif juga melakukan berbagai upaya untuk menjaga sektor pariwisata. Sementara di tingkat nasional, juga telah dilakukan beberapa langkah untuk mengatasi pandemi.

“Kami di Indonesia juga fokus mengatasi pandemi dengan mengimplementasi protokol CHSE, peluncuran vaksinasi untuk pekerja pariwisata dan travel, pencairan hibah pemerintah dan insentif untuk bisnis pariwisata,” imbuhnya.

Di lain sisi, kutip dia, Presiden Joko Widodo (Jokowi) tetap berkomitmen untuk mempercepat pembangunan infrastruktur di 5 Destinasi Super Prioritas kami (Borobudur, Danau Toba, Mandalika, Labuan Bajo, dan Likupang).

Chairman of Indonesia Tourism Forum (ITF) Sapta Nirwandar mengatakan, kepercayaan masyarakat internasional terhadap Indonesia sebagai destinasi wisata yang aman menjadi dasar terpilihnya Indonesia sebagai tuan rumah Annual Meeting Global Tourism Forum (GTF) 2021.

Ia berharap pergelaran acara ini dapat memulihkan perekonomian sektor parekraf Indonesia. “Kita harap event ini bisa menghidupkan MICE meski hybrid. MICE ini penting karena dampak ekonominya cukup besar. Mudah-mudahan ini juga menjadi komitmen bangkitkan pariwisata Indonesia,” pungkas Sapta. (smr)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *