Isi Kuliah Tamu, BNI Syariah Tingkatkan Literasi Inklusi Keuangan Lewat Industri 4.0

Direktur Utama BNI Syariah, Abdullah Fiman Wibowo saat memberikan kuliah tamu yang berjudul inovasi perbankan syariah dalam membangun ekonomi Indonesia di era industri 4.0. Kuliah tamu ini dilaksanakan di auditorium MMA, Departemen Sosial Ekonomi Pertanian Universitas Gadjah Mada (UGM) Selasa (5/3). Foto: Humas BNI Syariah

Bank BNI Syariah siap meningkatkan literasi dan inklusi keuangan syariah melalui industri 4.0. Industri 4.0 ini dicirikan, pada penggunaan internet of things (IoT), teknologi awan, dan big data. Acara kuliah tamu ini dilaksanakan di auditorium MMA, Departemen Sosial Ekonomi Pertanian Universitas Gadjah Mada (UGM), Jogjakarta, Selasa (5/3).

Direktur Utama BNI Syariah Abdullah Firman Wibowo mengatakan, saat ini angka literasi dan inklusi keuangan syariah masih cukup rendah. Berdasarkan data survey nasional Otoritas Jasa Keuangan (OJK), literasi keuangan syariah hanya 8% atau lebih rendah dibandingkan literasi keuangan konvensional 30%.

“Selain itu, untuk inklusi keuangan syariah baru sebesar 11%, lebih rendah dibanding inklusi keuangan konvensional, yaitu 68%. Angka literasi dan inklusi keuangan syariah yang rendah ini seakan menjadi paradoks,” ujar Firman dalam kuliah tamu berjudul inovasi perbankan syariah dalam membangun ekonomi Indonesia di era industri 4.0.

Turut hadir Rektor UGM Panut Mulyono, Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Keuangan dan Sistem Informasi UGM Supriyadi, dan Sekretaris Rektor UGM sekaligus Ketua Rumah Zakat Infaq dan Shodaqoh (RZIS), Gugup Kismono.

Hal ini, nilai Firman, karena Indonesia merupakan negara dengan populasi muslim terbesar didunia. Seiring dengan angka literasi dan inklusi dalam negeri yang rendah, Indonesia hanya menempati posisi ke-sepuluh dalam pangsa pasar Islamic finance di dunia (Sumber: IFSI Stability Report, IFSB 2017).

“Dengan adanya industri 4.0 dan potensi industri halal yang masih belum banyak berkembang diharapkan bisa meningkatkan literasi dan inklusi industri keuangan syariah,” kata Firman dalam rilis Humas BNI Syariah, Rabu (6/3).

Sebagai Hasanah Banking Partner, BNI Syariah berusaha menangkap peluang ini melalui pengembangan layanan berbasis digital dalam rangka memberikan layanan yang terbaik sesuai prinsip syariah kepada masyarakat.

Ada beberapa layanan berbasis digital yang sedang dikembangkan BNI Syariah selain e-banking yang telah dimiliki sebelumnya, diantaranya uang elektronik, laku pandai, dan Crowd Funding Wakaf Hasanah.

BNI Syariah juga berusaha mempertemukan stakeholder industri halal dan mendorong wirausahawan melalui Hasanah Spot. Selain acara kuliah tamu, di UGM, BNI Syariah juga melakukan penyerahan dana CSR berupa beasiswa kepada mahasiswa UGM sebesar total Rp 50 juta. (ers)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *