Israel Mengklaim Membunuh 40 Pejuang Palestina di Rafah dalam Beberapa Hari Terakhir

Militer Israel mengklaim membunuh lebih dari 40 pejuang dalam serangan udara dan ledakan menyasar jaringan terowongan di wilayah Rafah, selatan Jalur Gaza, beberapa hari terakhir, sementara operasi pencarian jenazah seorang tawanan Israel masih berlangsung di dalam “garis kuning” di utara Gaza.

Semarak.co – Militer Israel pada Ahad (30/11/2025), mengumumkan bahwa mereka telah menewaskan 4 pejuang yang keluar dari terowongan di Rafah, di area tempat pasukan Israel mundur sesuai perjanjian gencatan senjata bulan lalu.

Dalam pernyataannya, militer Zionis Israel menyebut pasukannya telah “bekerja selama 40 hari di wilayah timur Rafah, sebagai bagian dari upaya menghancurkan sisa tempat persembunyian di bawah tanah.”

Sementara itu, Channel 14 Israel mengutip sumber keamanan yang menyatakan, seluruh pejuang dalam terowongan Rafah telah “dilenyapkan.” Mereka juga mengatakan Gaza kini “mengecil” dan garis kuning telah menjadi perbatasan baru Israel.

Sumber tersebut, dilansir arrahmah.id dari aljazeera dan Channel 14 Israel (1/12-2025), menegaskan, militer Zionis akan terus memertahankan kendali atas area garis kuning dalam periode mendatang. Pada 28/11, Israel telah menemukan jenazah 9 pejuang Palestina terbunuh selama operasi penghancuran jaringan terowongan di selatan Gaza.

Gerakan Perlawanan Islam (Hamas) memerkirakan jumlah pejuangnya yang masih terjebak di terowongan berkisar antara 80-100 orang. Militer Israel juga mengumumkan penghancuran puluhan basis serta infrastruktur militer lain, di atas dan di bawah tanah, di Rafah.

Israel terus melakukan serangan udara dan operasi penargetan, sebagian bahkan terjadi di dalam garis kuning. Hamas memeringatkan bahwa pelanggaran berulang ini dapat memperlambat dimulainya fase kedua perjanjian gencatan senjata.

Pencarian Jenazah Tawanan Israel

Di sisi lain, tim Komite Internasional Palang Merah bersama Brigade Izzuddin al-Qassam, sayap militer Hamas, terus berupaya menemukan lokasi jenazah seorang tawanan Israel di dalam garis kuning di Beit Lahiya, utara Gaza.

Sebelumnya, perlawanan Palestina berhasil mengevakuasi jenazah 7 tawanan Israel dari wilayah yang berada di bawah kontrol militer Israel. Tim Pertahanan Sipil juga melanjutkan pencarian jenazah warga Palestina di Kamp Maghazi, Gaza Tengah.

Mereka mengatakan operasi pencarian masih sangat terbatas akibat minimnya peralatan, terutama alat berat untuk mengangkat puing-puing. Juru bicara Hamas, Hazem Qassem, mengatakan, upaya pencarian jenazah tawanan Israel terus dilakukan meski sulit, namun menunjukkan komitmen penuh gerakan tersebut terhadap kesepakatan penghentian perang.

Ia menambahkan bahwa Israel masih mengulur waktu untuk masuk ke fase kedua perjanjian. Qassem mendesak para mediator agar menekan Israel membuka kembali perlintasan Rafah dan segera bergerak ke fase berikutnya.

Korban Terus Bertambah

Sementara itu, serangan Israel terus berlanjut. Pesawat tempur Israel mengebom sebuah rumah dekat garis kuning di Joura al-Lut, selatan Khan Yunis. Beberapa wilayah di timur Gaza juga mengalami serangan udara dan artileri, serta peledakan sejumlah bangunan dibawah kontrol militer Israel.

Koresponden Al Jazeera melaporkan, terdengar ledakan keras usai serangan udara Israel di wilayah timur Rafah. Kementerian Kesehatan Gaza pada 30/11 mengumumkan, jumlah korban jiwa akibat genosida Israel sejak Oktober 2023 mencapai 70.103 syahid dan 170.985 luka-luka.

Dalam 24 jam terakhir, rumah sakit menerima 3 syahid dan 2 orang terluka. Kementerian juga menjelaskan bahwa sejak gencatan senjata pada Oktober 2025, total korban mencapai 356 syahid, 908 luka-luka, dan 607 jenazah yang berhasil dievakuasi dari reruntuhan. (net/aid/ajz/c14/kim/smr)

Pos terkait