Ferdinand Hutahean Kalah Argumentasi dengan Geisz, Pendengar Sebut Karya Transportasi Anies Original

Terminal Jak Lingko yang menyatu di sisi luar Stasiun Tanah Abang. foto: kompasiana.com di internet

Aktivis sosial Geisz Chalifah berdebat dengan Ferdinand Hutahaean seperti dikutip dari program RRI Pro 3, pada Selasa (17/2/2021). Dalam siaran yang temanya mengenai Jakarta berhasil keluar dari 10 besar kota termacet di dunia.

semarak.co-Keberhasilan Anies tiap tahun menurunkan tingkat kemacetan di DKI Jakarta merupakan hasil survei lembaga Tom Tom. Prestasi itu menakjubkan dan mendapat apresiasi publik.

Bacaan Lainnya

Geisz Chalifah yang menjadi narasumber mengatakan, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan tidak sekadar membangun sarana transportasi. Tapi juga membangun peradaban baru. Transportasi publik kini lebih beradab, aman nyaman, dan terintegrasi.

“Jadi penghargaan ini normal saja sebagai apresiasi dari keberhasilan mengintegrasikan transportasi. Tapi narasi yang selalu dikembangkan adalah kalau keberhasilan itu karena gubenur terdahulu. Kalau banjir yang salah adalah Anies,” papar Geisz dalam rekaman program RRI Pro 3 yang kemudian viral salah satunya jadi pesan berantai.

Salah satu narasi yang diungkapkan Geisz, Jakarta tidak macet karena ada PSBB. Kemudian lembaga-lembaga yang memberi penghargaan kepada Anies adalah lenbaga abal-abal.

Geisz pun bertanya apa di negara lain tidak ada PSBB? Di negara lain memangnya tidak ada Covid-19? “Kan sama sama saja, negara lain juga ada pandemic Covid-19. Jakarta lompatannya jauh, dari rangking 4 termacet dunia lompat ke urutan 31,” terang Geisz seperti dilansir tilik.id, Rabu (17/2/2021).

Turun kan? tanya Geisz sambil melanjutkan, dan memang kemacetan tiap tahun turun. Dari 2017 urutan keempat, lalu ketujuh, tahun 2019 turun lagi. “Dan 2020 luar biasa lompatannya ke urutan 31,” kata Geisz, pria keturunan Arab.

Apa yang membuat Anies pantas menerima penghargaan karena tingkat kemacetan Jakarta sudah keluar dari 10 besar? Geisz mengatakan Anies tak sekadar membangun transportasi publik tapi juga membangun peradaban yang baru.

“Sarana-sarana transportasi itu menjadi ruang ketiga di mana publik dilayani oleh tranporrtasi yang nyaman aman dan mewah,” beber Geisz sambil menggambarkan bagaimana peradaban yang baru itu.

Bahwa selama ini kelas sosial sangat lebar jaraknya di jalan raya. Yang kaya lewat di jakur cepat, yang miskin silakan bermacet ria dengan bis, motor diberikan jalur lambat sedemikian rupa.

“Sekarang, kalau melihat foto-foto Jakarta itu, secara psikologis kita berpikir lebih baik pindah ke transportasi publik. Ada peradaban baru di sana yang sedang dibangun dan kita tidak merasakan lagi kalas atas dan kelas bawah di transportasi publik,” jelas Geisz.

Namun bagi Ferdinand Hutahaean, penghargaan itu rupanya tidak lepas dari kerja-kerja gubernur sebelumnya. “Bahwa ada penghargaan iya, dan diterima gubernur sekarang iya. Itu karena kebetulan aja Anies yang gubernur,” ujar Ferdinand di acara yang sama.

Mantan politisi Partai Demokrat ini menambahkan, “Saya menyimak apa yang dikatakan Bang Geisz bahwa Anies tak sekadar nembangun peradaban yang baru, ada sisi humanis di situ. Namun sesungguhnya boleh dikata Anies tidak membangun transportasi.

Ferdinand juga tetap pada pendiriannya selama ini pembangunan transportasi publik adalah peran gubernur-gubernur sebelumnya. “Sayang sekali, Anies tidak pernah mengucapkan terima kasih pada pendahulu-pendahulunya,” sindirnya.

Argumen Ferdinand lantas dibantah Geisz. Dia mengatakan, Anies tidak pernah mengklaim kesuksesan dirinya. Penghargaan yang diterima adalah hasil kerja semua, hasil kolaborasi dengan banyak pihak.

Geisz kemudian mengaku malas berbicara dengan orang tidak memahami Jakarta, orang yang tidak punya hitung-hitungan, yang tidak memahami angka-angka, tidak memahami Monas bagaimana Jakarta dulunya dibangun tiba-tiba bicara tentang Jakarta.

“Penghargaan yang diberikan pada Anies, tujuh penghargaan dunia, jauh sebelum penghargaan transportasi ini. Jadi hal biasa sekali kalau penghargaan itu untuk Anies. Kalau kemudian orang ribut, yang meributkannya pun orang tidak tahu, lucu saja buat saya,” kaya Geisz.

Menurut Geisz, integrasi transprtasi publik di Jakarta baru terjadi sekarang ini. Sudah lama publik Jakarta merasakan bagaimana susahnya warga Jakarta kalau naik transportasi umum, bagaimana susahnya berpindah-pindah kendaraan.

Dikatakan, sekarang transportasi yang terintegrasi sudah dirasakan masyarakat. Namun Anies tidak pernah mengklaim dirinya yang berhasil. Di mana-mana Anies menyatakan ini adalah hasil kerja bersama.

Ini kemudian seolah diamini pendengar siaran dari radio pemerintah itu. Pendengar melalui sambungan telepon menyebut namanya Hasan, ini meminta pendengar semua agar subjektif menilai penghargaan yang diterima Anies. Namun yang ditegaskan dan mintai semua pendengar mengakui adalah transportasi yang terintegrasi.

“Itu karya yang sangat original. Pastilah semua pemimpin mengikuti atau melanjutkan karya pemimpin sebelumnya. Tapi karya itu original tidak? Nah, transportasi yang terintergrasi itu sangat original karya pemerintah DKI Jakarta. Saya tidak mau sebut Anies. Begitu juga Pak Jokowi meneruskan presiden sebelumnya kok?” sindir Hasan.

Ferdinand yang selalu menjadi rival Geisz dalam debat di banyak forum menyatakan sekalipun tak pernah Anies menyampaikan terima kasih pada gubernur pendahulu-pendahulunya. Namun Geisz menantang Ferdinand adu karya. “Kita adu karya aja deh. Apa yang saudara Ferdinand lakukan untuk bangsa ini,” katanya.

Geisz dan Ferdinand memang salalu panas dalam debat. Ejekan sangat khas buat Ferdinand adalah SMA anda di mana? Ejekan itu dimulai saat keduanya tampil di program acara Dua Sisi TVOne.

Kemudian ejekan lain ke Ferdinand adalah ketika tidak tahu lokasi Gurun Sahara. Dia menulis di medsos Gurun Sahara itu ada di Arab. Padahal, kata Geisz menanggapi, Gurun Sahara ada di Benua Afrika. (lms/net/smr)

 

sumber: tilik.id/2021/02/17/geisz-chalifah-vs-ferdinand-debat-lagi-di-media

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *