Sutradara film Garin Nugroho menyebut penyair dan dramawan kesohor WS Rendra sebagai si “Burung Merak” yang anggun dan bebas.
“Dalam tubuh Rendra itu ada keanggunan disertai kebebasan. Kebebasan yang dia miliki disertai pengetahuan, ketrampilan dan rasa kemanusiaan,” kata Garin saat ditemui di Jakarta, Selasa (5/11/2019).
Karya-karya pamflet Rendra, nilai Garin, banyak yang berbicara dan menggugat kekuasaan. “Tak seperti penyair pada umumnya Rendra dapat menunjukkan kritik sosialnya dengan perasaan kemanusiaannya,” puji Garin, sutradara film jebolan IKJ (Institut Kesenian Jakarta).
Perasaan kemanusiaan, serta ketrampilan berbahasa dan sastra yang dimiliki Rendra, lanjut Garin, maka kritik-kritik sosial itu menemukan kehidupan yang lebih panjang dan menimbulkan inspirasi, kata Garin.
“Kemampuan pamfletnya mengandung keindahan dan bahasa, maka karyanya lebih mudah hidup dari jaman ke jaman karena mudah dicerna dan memberikan inspirasi,” ucap Garin yang ngetop lewat film Cinta Sepotong Roti.
Misalnya, kutip Garin, pada awal kariernya Rendra menulis naskah drama “Orang-orang di Tikungan Jalan” (1954) yang mendapat penghargaan dari tingkat provinsi hingga internasional,” terangnya.
Garin berpendapat, kepiawaian Rendra juga didukung oleh latar belakang kehidupannya, ayah Rendra adalah seorang guru Bahasa Indonesia dan guru Bahasa Jawa. Dia pun menempuh pendidikan sastra Inggris di UGM dan pernah belajar di American Academy of Dramatical Art di New York. (net/lin)
sumber: indopos.co.id