Dalam RUPS Tahunan itu, dilaporkan pendapatan usaha tahun buku 2016 perseroan mencapai Rp 16,46 triliun. Atau naik sebesar 15,77% dibanding tahun sebelumnya sebesar Rp 14,22 triliun. Perolehan tersebut berpengaruh positif pada profitabilitas kontraktor pelat merah ini. Sehingga laba bersih 2016 berhasil mencapai Rp 1,02 triliun atau naik sebesar 38,26% dibanding tahun sebelumnya sebesar Rp 740 miliar. Sebelumnya pada 2015, PTPP membagikan dividen sebesar Rp 148,06 miliar atau sekitar Rp 30,58 per Iembar saham.
Dengan lonjakan kinerja tersebut, Perseroan kemudian menetapkan pembagian dividen sebesar 30% dari laba bersih tahun buku 2016 dan akan dibayarkan April ini. Sebagai gambaran, untuk kinerja 2015 dan 2014 yang diputuskan dalam RUPS Tahunan pada 2016 dan 2015, rasio dividen PTPP sebesar 20%.
“Perseroan akan membayar dividen tahun buku 2016 sebesar Rp 307 miliar atau Rp 49,52 per Iembar saham kepada Pemegang Saham. Usulan tersebut telah disetujui dan disahkan dalam RUPS Tahunan sehingga dapat dibayarkan oleh Perseroan pada bulan April 2017,” ujar Tumiyana, Direktur Utama PTPP di Plaza PP, Pasar Rebo, Jakarta Timur, Kamis (16/3).
“Kontrak baru Perseroan sampai dengan pertengahan bulan Maret 2017 telah mencapai 12,5% dari total target yang ditetapkan oleh Perseroan sepanjang tahun ini, yaitu sebesar Rp 40,62 triliun. Program spesialisasi yang mulai diterapkan oleh Perseroan akan semakin memperkuat kemampuan Perseroan untuk melaksanakan proyek-proyeknya sehingga dapat mencapai sasaran target,” tukas dia.
Rasio pembayaran dividen (dividend payout ratio) korporasi konstruksi dan investasi milik negara PT PP, kembali ditetapkan sebesar 30% setelah pembayaran dividen untuk kinerja 2015 dan 2014 berada di level 20%. Hal ini mencerminkan kewajiban sebear 107% dibandingkan dengan jumlah dividen yang dibagikan oleh perseroan di tahun 2015,” paparnya dalam keterangan tertulis.
Sebelum itu, untuk kinerja beberapa tahun sebelumnya (2013, 2012, 2011), rasio dividen PTPP ditetapkan sebesar 30%, akan segera membayar dividen kepada pemegang saham. Adapun nilai dividen per sahamnya sebesar Rp 49,52. Jika mengacu pada harga saham PTPP saat ini yang sebesar Rp 3.400 per saham, maka yield dividen PTPP sekitar 1,46 kali.
Perseroan melaporkan kinerja tahun buku 2016 yang solid, dimana pendapatan usaha mencapai Rp16,46 triliun atau naik sebesar 15,77% dibandingkan tahun sebelumnyasebesar Rp14,22 triliun. Perolehan tersebut berpengaruh positif pada profitabilitas Perseroan sehinggalaba bersih tahun 2016 berhasil mencapai Rp1,02triliun atau naik sebesar 38,26% dibandingkan tahun sebelumnyasebesar Rp740 miliar. Denganlonjakan kinerja tersebut, Perseroan kemudian menetapkan pembagian dividen sebesar 30%dari laba bersih tahun buku 2016 dalam RUPS Tahunan ini.
“Perseroan akan membayar dividen tahun buku 2016 sebesar Rp307 miliar atau Rp49,52 per lembar saham kepada Pemegang Saham. Usulan tersebut telah disetujui dan disahkan dalam RUPS Tahunan sehingga dapat dibayarkan oleh Perseroan pada bulan April 2017. Hal ini mencerminkan kenaikansebesar 107% dibandingkan dengan jumlah dividen yang dibagikan oleh Perseroan di tahun 2015”, ujar Tumiyana selaku Direktur Utama Perseroan selepas pelaksanaan RUPS Tahunan di Jakarta. Sebagai catatan, PTPP membagikan dividen sebesar Rp148,06 miliar atau sekitar Rp30,58 per lembar saham sebagai dividen untuk tahun buku 2015.
Kinerja Perseroan di 2017
Sampai dengan pertengahan bulan Maret 2017, Perseroan telah berhasil meraih kontrak baru sebesar Rp5,1 triliun.Pencapaian ini mencerminkankenaikan sebesar 20% dibandingkan dengan periode yang sama di tahun lalu. “Kontrak baru Perseroan sampai dengan pertengahan bulan Maret 2017telah mencapai 12,5% dari total target yang ditetapkan oleh Perseroan sepanjang tahun ini, yaitu sebesar Rp40,62 triliun. Program spesialisasi yang mulai diterapkan oleh Perseroan akan semakin memperkuat kemampuan Perseroan untuk melaksanakan proyek-proyeknya sehingga dapat mencapaisasaran target”, ujar Tumiyana.
Perseroan pun turut mendukung Proyek Percepatan Infrastruktur Pemerintah.Hal ini terlihat dari deretan perolehan proyek jalan tol antara lain Tol Cisumdawu, Tol Tangerang-Merak dan beberapa proyek besar lainnya yaitu PLTB (Pembangkit Listrik Tenaga Bayu atau Tenaga Angin) Tolo 72MW, PLTMG Bangkanai-2 150 MW, Universitas Syiah Kuala Aceh dan Proyek Rusun Nagrek.
Untuk tahun 2017, Perseroan menargetkan laba bagi pemilik Entitas Induk sekurang-kurangnya sebesar Rp 1,55 triliun atau naik sebesar 52% dari pencapaian tahun 2016 sebesar Rp 1,02 triliun. Komposisi perolehan kontrak baru tahun 2017 diproyeksikan berasal dari BUMN sebesar 49%, Pemerintah sebesar 30% dan Swasta sebesar 21%. (lin/wiy)