Kementerian Koordinator (Kemenko) Bidang Perekonomian kembali menyelenggarakan kegiatan penguatan ketahanan pangan melalui penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) sektor pertanian dan peternakan rakyat, di Pondok Pesantren Miftahul Huda, Tasikmalaya, Jawa Barat, Rabu (27/02).
KUR Ketahanan Pangan merupakan salah satu program KUR Pemerintah dalam bentuk dukungan pembiayaan kepada petani (termasuk peternak), baik modal kerja maupun investasi.
Direktur Mikro & Kecil Bank BRI Priyastomo mengatakan, melalui program ini, diharapkan dapat membantu para petani dalam meningkatkan skala ekonomi usahanya sehingga dapat mendorong terwujudnya ketahanan pangan nasional.
“Sejak 2015 – 2018, BRI telah menyalurkan KUR Ketahanan Pangan sebesar Rp 53,6 triliun kepada lebih dari 3,2 juta petani. Penyaluran tersebut didominasi sektor pertanian tanaman perkebunan sebesar 33%,” ujar Priyastomo dalam rilis Humas BRI, Kamis petang (28/02).
Pertanian padi 20%, rinci Priyastomo, pertanian buah dan sayuran 15%, budidaya sapi potong 11% dan pertanian palawija (9%). Sedangkan 12% lainnya merupakan gabungan dari peternakan unggas (3%), domba atau kambing potong (3%), pertanian perkebunan peternakan atau mixed farming (3%), dan lain-lain (3%).
“Hal ini selaras dalam mendukung program pengembangan komoditas pangan strategis yang menjadi prioritas pemerintah. Di antaranya padi, jagung, kedelai, bawang, cabai, daging sapi, dan gula,” ungkap Priyastomo yang turut hadir dalam acara yang dihadiri Presiden Jokowi didampingi Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution dan Menteri Koperasi dan UKM A.A.G. Ngurah Puspayoga.
Seperti diketahui BRI, anggota Himpunan Bank-Bank Milik Negara (HIMBARA), serta bank penyalur KUR lainnya hadir sebagai undangan dalam kegiatan tersebut. Dalam acara itu, BRI menyalurkan KUR senilai Rp 525 juta secara simbolis kepada 2 debitur KUR masing-masing KUR Mikro Rp 25 juta dan KUR Kecil Rp 500 juta.
Petani dan Peternak
Dan menyalurkan KUR dengan total Rp 9,33 miliar untuk 300 peserta yang merupakan petani dan peternak dengan nilai plafond bervariasi mulai Rp 5 juta hingga Rp 300 juta. Selain itu Bank BRI berkesempatan pula menyerahkan CSR berupa bantuan renovasi bangunan Pondok Pesantren Miftahul Huda sebesar Rp 248 juta.
“Kami berupaya untuk terus hadir dalam menyukseskan program-program ekonomi kerakyatan yang diinisiasi pemerintah seperti Kewirausahaan Pertanian, KUR Ketahanan Pangan, Rumah Kreatif BUMN dan Kartu Tani,” ujarnya.
Hal ini, lanjut Pras, sebagai wujud nyata komitmen Bank BRI dalam mendukung pemberdayaan masyarakat desa dan tercapainya swasembada pangan dalam rangka ketahanan pangan nasional yang akhirnya turut meningkatkan kesejahteraan para petani Indonesia.
Khusus untuk wilayah Kabupaten Tasikmalaya telah dilakukan berbagai dukungan dari BRI untuk memajukan ekonomi kerakyatan. Diantaranya, dukungan yg diberikan oleh Bank BRI kepada PT. Mitra Desa Bersama (MDB) Cisuka berupa 1 unit truk roda 6 dan 1 unit kendaraan pick up.
Selain itu, Bank BRI juga memiliki Rumah Kreatif BUMN (RKB) di Tasikmalaya bernama Rumah Kreatif Tasikmalaya yang sudah memiliki anggota sebanyak 1.518 UMKM termasuk para petani.
Keberadaan Rumah Kreatif ini diharapkan dapat membantu pengembangan bisnis dan peningkatan jejaring pemasaran produk pertanian petani. Tercatat sampai dengan 31 Desember 2018 lalu, KUR Ketahanan Pangan yang telah disalurkan BRI di wilayah Tasikmalaya sebesar Rp 44,7 miliar.
Sepanjang 2018, BRI telah menyalurkan Kredit Usaha Rakyat dengan total mencapai Rp80,2 triliun kepada lebih dari 3,9 juta debitur di seluruh Indonesia. Apabila di total, sejak 2015-2018, jumlah KUR yang telah disalurkan BRI mencapai Rp235,4 triliun kepada lebih dari 12,6 juta pelaku UMKM.
Dengan adanya program KUR Ketahanan Pangan dan program-program ekonomi kerakyatan lainnya dapat meningkatkan ketersediaan pangan, memacu petani untuk mengembangkan usahanya, menggerakkan perekonomian petani dan dalam jangka panjang diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan para petani. (lin)