Manfaatkan Potensi Industri Game di Indonesia, Telkom Rilis Program Indigo Game Startup Incubation

Direktur Digital Business Telkom Indonesia Faizal R. Djoemadi (keempat dari kiri) dan meninjau peserta program Indigo Game Startup Incubation Senior Vice President (SVP) Media & Digital Business Telkom Indonesia Joddy Hernady (ketiga dari kiri). foto:Humas Telkom

Menyadari potensi industri game yang tinggi di tanah air namun secara konten masih didominasi produk luar negeri, PT Telkom Indonesia (Telkom) merilis program Indigo Game Startup Incubation.

Program ini diresmikan Direktur Digital Business Telkom Faizal R. Djoemadi pada acara DILo Hackathon Festival 2019 di Bandung Digital Valley, Sabtu (24/8). Faizal R. Djoemadi mengatakan, pihaknya mengembangkan inisiatif lanjutan program eksisting Indigo Creative Nation tersebut dengan merujuk sejumlah data terkait.

“Hampir seluruh konten game yang dimainkan di Indonesia berasal dari luar negeri. Padahal value chain dari gim ini cukup besar, yaitu 10% sampai dengan 30%,” ujar Faizal dalam rilis Humas Telkom, Minggu malam (25/8/2019).

Pihaknya sangat yakin kemampuan generasi muda di Indonesia menciptakan konten sangat besar, lanjut Faizal, terlebih Indonesia memiliki budaya lokal sangat kuat yang dapat dikembangkan melalui konten game.

Rilis program di sela acara DiLo Hackathon Festival tersebut dilangsungkan di 8 DILo se-Indonesia yang diikuti 125 tim dari pendaftar sebelumnya 176 tim dengan total hadiah Rp300 juta. Khusus di Bandung, ada 15 tim yang ikut dalam aktivitas coding program secara spartan tersebut.

“Tak hanya memicu kreativitas, secara bisnis pun gim sebenarnya telah mampu menjadi industri sendiri yang menghasilkan keuntungan bagi pemain di industri ini. Mulai dari pengembang konten game, publisher, agregator, payment, dan distributornya.

“Industri game global mutakhir memiliki pendapatan kotor senilai USD 120 juta atau sekitar 10 kali lipat dibandingkan industri konten sejenis yakni musik dan film,” ujarnya.

Di sisi lain, kata dia, pengguna gim di Indonesia saat ini terus tumbuh, baik mobile game maupun online PC game. Diperkirakan pendapatan kotornya tahun depan mencapai USD 1 juta, dan akan tumbuh 2 kali lipat di tahun 2025.

“Pertumbuhan industri ini tidak lain juga didukung pertumbuhan ekonomi masyarakat Indonesia, tersedianya infrastruktur digital yang telah dibangun TelkomGroup, serta bertambah banyaknya smartphone dan gadget di Indonesia,” tambahnya.

Indigo Game Startup Incubation sendiri tidak hanya ditujukan bagi startup gim, namun juga ditujukan bagi mereka yang tertarik ingin belajar terjun ke industri game. Sebab, industri gim merupakan salah satu bisnis digital yang tengah dikembangkan TelkomGroup.

“Oleh karena itu, mengembangkan Indigo Game Startup Incubation merupakan sebuah ajakan untuk berkolaborasi mengembangkan industri gim di tanah air dan bersama-sama tumbuh menjadi ekosistem yang besar. Bahkan, tidak tertutup kemungkinan, game yang dikembangkan dari Gegerkalong ini dapat mendunia dengan cepat,” ujarnya.

Diharapkan program dan sarana ini dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin agar bersama-sama menumbuhkan industri gim di Indonesia dengan konten gim dalam negeri yang mampu mengungguli konten dari luar negeri.

Saat ini, Indonesia tengah mengembangkan ekonomi digital sebagai kekuatan dalam menyejahterakan Indonesia. Karenanya, terdapat kesempatan bagi para generasi muda dalam memberikan kontribusi sebesar-besarnya melalui sektor digital.

Di sisi lain, Telkom sejak tahun 2009 sudah  menangkap peluang tersebut melalui program Indigo Cretive Nation yang diantaranya menyediakan Digital Innovation Lounge (DILo) sebagai tempat pengembangan ide-ide inovasi dan kapabilitas digital yang tidak hanya terkait kemampuan teknis, melainkan juga aspek bisnis dan customer experience.

“Kegiatan DILo Hackathon Festival ini merupakan salah satu ajang pembuktian bagi para pegiat digital untuk menampilkan ide-ide segarnya dan kemampuan mengembangkan produk digital yang selanjutnya dapat diinkubasi maupun dikembangkan lebih lanjut setelah acara ini berakhir,” katanya.

Hal ini ditambah inisiatif Telkom mengembangkan platform digital yang dapat dimanfaatkan gratis dalam membangun inovasi-inovasi secara cepat, seperti BigBox API dan platform IoT Antares yang juga digunakan dalam DILo Hackathon Festival 2019 tersebut. (lin)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *