Komisi XI DPR memberikan apresiasi kepada perseroan. Komisi XI DPR meminta kepada manajemen BTN untuk terus mempertahankan kinerjanya sekaligus berupaya untuk meningkatkannya. Ekonomi nasional butuh dukungan perbankan dan untuk itu bank nasional terutama BUMN harus menjadi pionir dalam mencetak pertumbuhan usaha yang positif. Demikian Maryono Direktur Utama Bank mengatakan usai mengikuti Rapat Dengar Pendapat antara BTN dengan Komisi XI DPR di Jakarta, Kamis (30/3).
“Kami optimistis Bank BTN akan mampu melanjutkan kinerja positif tersebut pada tahun ini mengingat kondisi ekonomi yang mulai menunjukkan geliat positif serta berbagai kebijakan pemerintah dan regulator yang mendukung perkembangan sektor properti,” tegasnya.
Secara umum kinerja BTN tahun 2016 berada pada posisi yang sangat baik. Termasuk dalam hal ini rasio keuangan yang berhasil pula dikelola secara baik oleh perseroan. Ini menujukkan manajemen Bank BTN telah bekerja dengan baik membawa perseroan pada pertumbuhan usaha yang sangat positif. Ini dapat terlihat dari kemampuan perseroan untuk menekan dana mahal sehingga operasional bisnsi perseroan dapat ditopang oleh dana berbiaya murah sehingga terjadi efisiensi dalam bisnis Bank BTN.
Current account and saving account (CASA) perseroan naik ke level 50,36% pada akhir 2016 dari 48,63% di periode yang sama tahun sebelumnya. Per 31 Desember 2016, CASA Bank BTN tercatat senilai Rp80,68 triliun atau naik 29,85% dari Rp62,13 triliun di bulan yang sama tahun sebelumnya. Di sisi lain, BTN berhasil memperkuat rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) dari 16,97% pada Desember 2015 menjadi 20,34% di Desember 2016.
Komisi XI DPR RI juga memberikan dukungan atas peran Bank BTN sebagai pelaksana program sejuta rumah. Ini sejalan dengan eksistensi BTN sebagai satu-satunya bank fokus perumahan di Indonesia dengan tugas ikut mendukung program pemerintah dalam mengatasi kebutuhan perumahan nasional. Hanya BTN yang selama ini fokus dan memberikan kontribusi sangat besar terhadap program perumahan nasional. “Kami akan terus berusaha bagaimana BTN ke depan akan tetap mempunyai peran yang sangat besar dalam mendukung program perumahan nasional, jelas Maryono.
Kemudian mengait pemberitaan seputar surat dari OJK mengenai pemalsuan deposito, Bank BTN menegaskan bahwa operasional perseroan sampai dengan saat ini berjalan lancar. Masyarakat masih tetap dapat melakukan transaksi seperti biasa di kantor cabang Bank BTN seluruh Indonesia. Hanya untuk pembukaan rekening baru di kantor kas akan dilimpahkan ke kantor yang lebih tinggi tingkatannya. Tapi secara umum tidak ada masalah dan berjalan normal.
“Kami akan terus mematuhi aturan itu termasuk berkomitmen mematuhi dan tunduk terhadap segala proses hukum yang berlaku atas permasalahan tersebut. Namun kami tidak akan melindungi pihak manapun yang terkait dengan masalah ini,” imbuhnya.
Untuk itu Maryono juga meminta kepada para nasabah maupun calon nasabah agar tetap waspada terhadap berbagai praktik mencurigakan seperti penawaran bunga di atas batas normal. “Kami menghimbau nasabah juga memastikan keaslian data, dokumen, serta melakukan transaksi di kantor bank,” tutupnya.
Manajemen BTN mengaku telah menyelamatkan dana nasabahnya sebesar Rp 140 miliar, sebagai tindak lanjut kasus pemalsuan bilyet deposito oleh sindikat penipu. “Kemarin yang sudah diselamatkan Rp 140 miliar dari dananya dia (nasabah). Kasus ini tengah didalami pihak berwajib. Hasil penyelidikan masih menunggu dari langkah pihak berwajib tersebut. Kan sedang diperiksa kepolisian, pihak berwajib, kita tunggu saja. Atas pihak yang terlibat, dia memastikan BTN telah memberikan sanksi tegas. Salah satunya memecat pegawai yang terlibat. Kepala kantor kas kita pecat, pegawai yang terkait tidak langsung kita lakukan sanksi, ada yang berat, ada yang tidak,” kata Maryono.(lin)