Mendikdasmen Mu’ti: Asesmen MPLS Ramah untuk Literasi Membaca dan Numerasi

Inspektur Jenderal (Irjen), Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen), Faisal Syahrul, melakukan pemantauan langsung pelaksanaan MPLS di SMK Negeri 3 Semarang, Jawa Tengah.

Pada rangkaian Masa Pengenalan Lingkungan Satuan Pendidikan (MPLS) Ramah, juga dilaksanakan kegiatan Asesmen Literasi Membaca dan Numerasi yang bertujuan untuk mendukung proses pembelajaran murid pasca MPLS Ramah.

Semarak.co – Berbeda dengan penilaian konvensional, asesmen ini tidak digunakan untuk memberi nilai atau peringkat. Sebaliknya, hasil asesmen akan menjadi masukan bagi para guru untuk merancang rencana pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan awal setiap murid.

Bacaan Lainnya

Mendikdasmen Abdul Mu’ti mengatakan, kehadiran asesmen MPLS Ramah untuk literasi membaca dan numerasi berangkat dari temuan langsung serta video yang beredar tentang siswa SMP dan SMA yang belum bisa membaca atau berhitung.

“Ada kritikan yang kita dengar, kita juga terima video, misalnya siswa SMP belum bisa baca, siswa SMA belum bisa berhitung. Itu kadang-kadang jadi kesulitan tersendiri bagi guru memulai mengajar,” jelasnya, dirilis humas usai acara melalui WAGroup Mitra BKHumas Fortadik, Kamis petang (17/7/2025).

Mendikdasmen menegaskan, asesmen ini menjadi alat untuk memetakan kemampuan membaca dan berhitung siswa pada tahap awal jenjang pendidikan yang baru. Ia juga menyatakan bila asesmen ini bukan sebuah tes yang akan menghasilkan status lulus atau tidak lulus.

Tujuan utama dari asesmen ini adalah untuk mendeteksi sejak dini murid-murid yang memerlukan dukungan tambahan, sehingga guru dapat segera memberikan pendampingan yang tepat. Dengan demikian, proses belajar dapat berlangsung lebih adil dan inklusif, tanpa ada murid yang tertinggal.

Kepala Pusat Penguatan Karakter, Rusprita Putri Utami, menyebutkan bahwa murid baru jenjang SMP dan SMA/SMK akan mengikuti asesmen MPLS Ramah untuk literasi dan numerasi saat MPLS tahun ajaran 2025/2026. Hasil asesmen nantinya akan menjadi acuan bagi guru untuk merancang pembelajaran.

“Pada jenjang SMP dan juga SMA/SMK, ini terdapat asesmen MPLS Ramah untuk literasi membaca dan numerasi,” kata Rusprita dalam acara Sosialisasi MPLS Ramah 2025 yang disiarkan secara daring di kanal YouTube Kemendikdasmen, Selasa (8/7).

“Materi ini harapannya nanti menjadi alat untuk membantu guru dalam mendapatkan informasi awal terkait kemampuan literasi membaca dan numerasi bagi murid baru, (sehingga bisa menjadi) acuan nanti untuk merancang pembelajaran selanjutnya,” sambungnya.

Kemendikdasmen Kawal Ketat MPLS Ramah di Semarang

Irjen Kemendikdasmen Faisal Syahrul memantau langsung pelaksanaan MPLS di SMK Negeri 3 Semarang. Kegiatan ini menjadi bagian dari upaya pengawasan intensif agar MPLS di seluruh Indonesia berjalan sesuai ketentuan dan bebas dari praktik kekerasan dan perundungan.

“Tujuan kami melakukan pemantauan ini adalah untuk memastikan bahwa pelaksanaan MPLS berjalan dengan baik, dan sesuai ketentuan yang sudah ditetapkan. Pelaksanaannya harus ramah, sehingga siswa bisa merasa diterima di lingkungan yang baru,” ujarnya pada Kamis (17/7).

Dalam kesempatan tersebut, ia menegaskan bahwa MPLS bukan sekadar pengenalan formal, tetapi juga harus menjadi ruang pembekalan bagi siswa untuk menyesuaikan diri, khususnya dalam masa transisi dari SMP ke SMK.

“Kita terus mendorong agar pelaksanaan MPLS dapat memberikan pembekalan yang bermakna. Misalnya, siswa dikenalkan dengan guru, sarana prasarana, program sekolah, dan kurikulum yang akan mereka ikuti,” lanjutnya.

Ia juga menjelaskan bahwa pemantauan MPLS Ramah dilakukan secara serentak di berbagai titik oleh pejabat Kemendikdasmen, termasuk Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu’ti, yang turun langsung ke Sumbawa pada hari pertama MPLS Ramah.

“Kalau dari teman-teman media melihat atau mendapatkan informasi di luar pantauan kami, mohon disampaikan agar bisa segera kami tindaklanjuti. Kami terbuka. Ada kanal pengaduan di ULT Kementerian,” ungkapnya.

SMK Negeri 3 Semarang menjadi salah satu sekolah yang menerapkan praktik baik dalam menyelenggarakan MPLS. Kepala SMKN 3 Semarang menjelaskan bahwa pihak sekolah merancang MPLS Ramah dengan pendekatan yang menyeluruh dan transparan.

“Kami berpegang pada Surat Edaran Mendikdasmen Nomor 10 Tahun 2025. Setiap kegiatan MPLS Ramah dipublikasikan melalui media sosial kelas hingga sekolah, agar orang tua dan masyarakat dapat memantau langsung. Prinsipnya adalah transparan dan kolaboratif,” ujar Kepala Sekolah SMK Negeri 3 Semarang, Harti.

Selama lima hari MPLS Ramah, sebanyak 432 peserta didik baru SMK Negeri 3 Semarang yang mengikuti berbagai materi pengenalan, mulai dari visi-misi sekolah, struktur kurikulum SMK, pengenalan lingkungan sekolah dan tenaga pendidik, hingga pengembangan bakat dan minat.

Pihak sekolah juga menjalin kolaborasi strategis dengan berbagai instansi, termasuk Polsek, Koramil, BNN, Satpol PP, Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, hingga LSM, untuk membangun sistem perlindungan peserta didik dari kekerasan.

“Kami membangun jejaring dengan 19 lembaga mitra untuk memperkuat pencegahan kekerasan, termasuk dari sisi parenting. Bahkan CCTV terpasang di tiap sudut sekolah dan terhubung dengan sistem manajemen pengawasan kami,” tambahnya. (hms/smr)

Pos terkait