Sekretaris Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga)/BKKBN Budi Setiyono membuka South-South Triangular Cooperation (SSTC) Program di Kantor Kemendukbangga/BKKBN, Jakarta pada Senin lalu (21/04/2025).
Semarak.co – Turut hadir Direktur Jenderal Kependudukan, Kementerian Layanan Kesehatan Nasional, Regulasi dan Koordinasi, Islamabad Soofia Yunus. Dia menyatakan, tujuan dari kunjungan adalah mempelajari dan memahami hal-hal terkait program Keluarga Berencana (KB).
“Bagaimana Indonesia mengintegrasikan layanan KB dalam sistem kesehatan dan skema jaminan kesehatan masyarakat, pemanfaatan sumber daya lokal dalam pelayanan kesehatan reproduksi, kunjungan ke fasilitas kesehatan dan kunjungan ke masyarakat,” terangnya, dirilis humas usai acara melalui WAGroup Jurnalis Kemendukbangga/BKKBN, Rabu (23/4/2025).
Budi menerima langsung 10 orang delegasi Pakistan yang membidangi kesehatan dan kependudukan. Dia menyampaikan secara umum bagaimana Indonesia mengelola dinamika kependudukan, mendorong kesejahteraan keluarga yang telah dibentuk selama puluhan tahun.
“Program KB Indonesia sudah diakui secara global atas dampak dan keberlanjutannya. Pencapaian ini bukan hasil dari upaya tunggal melainkan kolaborasi dari berbagai sektor sehingga dapat mendorong keberhasilannya secara global,” ujarnya,
Menurutnya, keberhasilan program KB didukung empat pilar utama, yaitu dukungan politik dan pemerintah, program dan manajamen yang solid, melibatkan pemangku kepentingan, dan kemitraan dengan sektor swasta.
“Yang menjadi highlight kunci keberhasilan dari program yaitu melibatkan pemangku kepentingan terkait. Keberhasilan program KB berkat kerja keras semua pihak,” terang Budi.
Budi mengatakan Kemendukbangga/BKKBN memiliki peran strategis untuk mempercepat pembangunan manusia. Pihaknya juga menekankan pendekatan pembangunan dari bawah ke atas, mulai dari desa, untuk memastikan pertumbuhan yang inklusif.
Sebagai bagian dari misi ini, Kemendukbangga/BKKBN melaksanakan 5 Quick Wins untuk mempercepat kemajuan. Yakni, Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (Genting) untuk mendukung 1 juta keluarga berisiko stunting dengan bantuan khusus untuk mencegah stunting.
Berikutnya, Taman Asuh Sayang Anak (Tamasya) yang merupakan program untuk menciptakan tempat penitipan anak yang terstandardisasi dengan pengasuh bersertifikat dan pengawasan terpadu melalui kerja sama dengan enam kementerian.
Ada pula Gerakan Ayah Teladan Indonesia (GATI), diluncurkan guna mempromosikan keterlibatan ayah melalui layanan konseling dan membangun komunitas ayah yang kuat untuk memerangi masalah ketiadaan ayah.
AI SuperApps untuk Keluarga Indonesia dibentuk untuk menyediakan platform digital terintegrasi untuk layanan keluarga, konsultasi, data, dan kolaborasi antar kementerian.
Selain itu, ada Layanan Lansia Berdaya (Sidaya) yang menyediakan layanan perawatan di rumah berbasis komunitas, layanan kesehatan gratis tanpa rujukan, dan memberdayakan masyarakat lansia sesuai dengan kapasitas dan potensinya. (hms/smr)