Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) menggelar pembukaan pelatihan Program Santripreneur, demi mendorong kemandirian para santri dalam berwirausaha. Pelatihan digelar secara daring dan disiarkan di kanal YouTube BAZNAS TV, Rabu (20/7/2022).
semarak.co-Program BAZNAS Santripreneur adalah sebuah program pembinaan, pendampingan, dan pelatihan bisnis serta bantuan modal usaha yang ditujukan kepada para alumni santri bertujuan menguatkan dan meningkatkan kesejahteraan para alumni santri dalam pengembangan kewirausahaan UMKM berupa bantuan modal usaha, pelatihan, dan pendampingan.
Santripreneur menyasar para alumni santri yang datang dari keluarga mustahik, yang diharapkan dapat berperan penting dalam peningkatan kesejahteraan hidup mereka. Penerima manfaat program BAZNAS Santripreneur adalah sebanyak 5.000 orang, dan 281 di antaranya mengikuti pelatihan yang terbagi dalam 3 batch.
Pada pelatihan batch 1 diikuti 100 penerima manfaat digelar pada 20 Juli, kemudian batch 2 pelatihan diikuti 100 penerima manfaat rencananya digelar pada 28 Juli, dan batch 3 diikuti 81 penerima manfaat diadakan pada 3 Agustus.
Setiap batch dilaksanakan dalam satu hari, dengan tiga materi unggulan dalam program Santripreneur dan 1 kisah sukses dari lulusan santri yang berhasil. Untuk pelatihan batch 1, diisi sejumlah pemateri yang kompeten di bidangnya.
Yakni Ketua Koperasi Pondok Pesantren Al-Ittifaq Agus Setia Irawan, dosen Pascasarjana dan Pengusaha Dirgantara Wicaksono, dosen Entrepreneurship dan Pengusaha Muhammad Setiawan Koesmulyono, dan CEO dprint Communications Khairul Basri.
Ketua BAZNAS RI, Prof KH Noor Achmad mengatakan, Program Santripreneur merupakan salah satu upaya BAZNAS dalam mengangkat perekonomian santri dan keluarganya. Dengan bekal berwirausaha, para alumni santri diharapkan dapat menjadi role model kesuksesan dan menjadi contoh baik bagi orang sekitar.
“BAZNAS mempunyai keinginan agar para santri dapat menjadi muzaki di kemudian hari, agar para santri pada akhirnya akan menguasai perekonomian yang ada di Indonesia dan dunia,” papar Prof KH Noor dalam sambutannya dirilis humas Baznas melalui WAGroup Baznas Media Center (BMC), Rabu malam (20/7/2022).
Harapan kita semuanya dengan santripreneur tersebut, ucap Prof KH Noor, akan menjadikan para santri kreatif dalam menjalankan usaha, sehingga menuju arah kesuksesan dan bermanfaat bagi sekitar. Dalam Program Santripreneur ini, potensi pesantren yang begitu besar dapat menjadi faktor pendukung keberhasilan usaha para santri.
“Pesantren adalah pasar yang luar biasa dan memiliki potensi yang besar. Besar harapan kami agar semua pihak yang terlibat dapat memanfaatkan momentum emas ini untuk membangkitkan ekonomi umat. Proses transformasi mustahik menjadi muzaki menjadi tujuan utama BAZNAS yang memiliki fokus kuat dalam menyejahterakan umat. Semoga apa yang dicita-citakan dapat terwujud,” katanya.
Sementara itu, Pimpinan BAZNAS RI Bidang Pendistribusian dan Pendayagunaan, Saidah Sakwan MA, mengatakan Program Santripreneur adalah bagian dari upaya BAZNAS dalam memberdayakan potensi dan social capital pesantren.
“Karena kalau dilihat dari jumlah pesantren di Indonesia kita punya 34.632 pesantren yang santrinya mencapai sekitar 4,7 juta. Ini adalah social capital yang akan diberdayakan oleh BAZNAS, yang akan jadi penggerak ekonomi dan memunculkan inovator inovator berbasis pesantren,” kata Saidah.
“Ini yang menjadi background, bonus demografi pesantren jadi social capital yang diberdayakan, dan akan menjadi potensi utama di dalam pemberdayaan ekonomi umat Islam di Indonesia,” lanjut Saidah dirilis yang sama.
BAZNAS ingin menjadikan pesantren menjadi pusat pendayagunaan ekonomi yang menyasar pada tiga pilar. Pertama, BAZNAS ingin program santripreneur ini bisa memperkuat kelembagaan pesantren. “Jadi istilah kami itu pesantren menjadi simpul kesejahteraan baru,” katanya.
Kita, lanjut Saidah, ingin menciptakan pesantren akan menjadi penguatan atau simpul ekonomi umat. Kemudian yang selanjutnya adalah pilar sosial, yakni memperkuat lingkungan sekitar. Para santri yang sudah berdaya, maka dia akan menjadi simpul atau orang-orang yang bisa memberdayakan sekitarnya.
“Jadi jika santri berdaya bukan berdaya untuk dirinya saja, tetapi juga memberikan kebermanfaatan untuk sekitar. Dan pilar ketiga, kami ingin program ini bisa memperkuat membangun kemandirian santri di lingkungannya. Kita perkuat SDM santrinya agar membangun kemandirian para santri dalam berwirausaha,” kata Saidah.
Di bagian lain Pimpinan BAZNAS Prof (HC) H. Zainulbahar Noor dikukuhkan sebagai Guru Besar Kehormatan Universitas Islam As-Syafi’iyah (UIA). Zainulbahar resmi diangkat menjadi guru besar setelah dibacakannya surat keputusan (SK) yang dilanjutkan dengan pemasangan jubah dan toga, di kampus UIA, Pondok Gede, Bekasi, Jawa Barat, Rabu (20/7/2022).
Sidang senat dipimpin langsung Ketua Senat UIA dan dihadiri Rektor UIA Masduki Ahmad. Selain para guru besar anggota senat, para wakil rektor, dekan, dan pimpinan struktural, prosesi pengukuhan dihadiri tamu undangan kolega masing-masing guru besar.
Dalam pembukaannya, Ketua Senat menyampaikan selamat atas pencapaian Prof (HC) H Zainulbahar Noor dan Guru Besar UIA Prof H Daud Rasyid menjadi guru besar masing-masing bidang ilmu. Ia berharap status guru besar terus memotivasi keduanya melakukan pengabdian akademik.
Diketahui, Prof (HC) Dr Zainulbahar dikukuhkan sebagai Guru Besar Kehormatan UIA dan menyampaikan orasi ilmiah berjudul Peran Zakat Dalam Pengentasan Kemiskinan. Dalam orasi ilmiahnya, Zainulbahar turut memaparkan bagaimana zakat berperan penting dalam menyejahterakan umat serta mengajak untuk menggali potensi zakat di Indonesia yang sangat besar.
“Alhamdulillah terima kasih kepada keluarga besar Universitas Islam As-Syafi’iyah atas pengukuhan saya sebagai Guru Besar Kehormatan Universitas Islam As-Syafi’iyah,” tutur Zainulbahar dirilis humas Baznas usai acara melalui WAGroup BMC, Rabu sore (20/7/2022).
Semoga gelar ini, harap Zainul, dapat bermanfaat dan menginspirasi banyak pihak demi kemaslahatan UIA dan Indonesia pada umumnya. Dalam orasinya, Zainul mengajak agar seluruh pengelola zakat nasional mengoptimalkan potensi zakat yang cukup besar guna memberdayakan masyarakat.
“Kami juga mendorong melalui Kementerian Agama untuk secara serius dan memaksimalkan Universitas-Universitas Islam Negeri dan universitas lain khususnya yang memiliki program Mazawa (Manajemen Zakat dan Wakaf) agar lebih berkembang. Pengentasan kemiskinan berbasis masjid harus kita coba wujudkan. jika masjid menjadi pusat peradaban, bukan hanya sebagai pusat ibadah saja.” ujarnya.
Ketua BAZNAS Prof KH Noor turut menyampaikan selamat atas gelar Guru Besar Kehormatan UIA yang disandang Prof H. Zainul. “Selamat kepada Prof (HC) H. Zainulbahar Noor atas gelar Guru Besar Kehormatan UIA,” ucap Prof KH Noor.
Semoga, harap dia, amanah dan dapat terus memberikan sumbangsih bagi pengembangan zakat bagi pengentasan kemiskinan di Indonesia. Sejumlah tokoh nasional turut menyampaikan tertimoni dan ucapan selamat atas pengukuhan Prof (HC) Zainulbahar Noor.
Mereka antara lain, Aburizal Bakrie, mantan Menteri Pendidikan Nasional, Prof. M. Nuh; mantan Menteri PPN/Kepala Bappenas, Prof. Bambang Brodjonegoro, Wakil Ketua MUI, Dr. Anwar Abbas; mantan Menkumham, Prof. Yusril Ihza Mahendra, Ratu Yordani, Princess Basma Yordania, dan Dr. M. Budi Jatmiko. (smr)