Light Rail Transit atau Lintas Rel Terpadu (LRT) Jakarta-Bogor-Depok-Bekasi (Jabodebek) ditargetkan beroperasi pertengahan 2022. Sebelum dapat beroperasi secara komersial, setiap sarana LRT Jabodebek harus dilakukan pengujian secara bertahap.
semarak.co-Vice Presiden (VP) Public Relations PT Kereta Api Indonesia (KAI) Joni Martinus mengatakan saat ini pihaknya bersama para stakeholder rutin melakukan uji dinamis sarana LRT Jabodebek.
“Pengujian meliputi Factory Acceptance Test, Uji Dinamis Sarana, Uji Komunikasi, Uji Integrasi dan Trial Run, serta Uji Kelaikan Operasi. Hal itu untuk memastikan sarana dalam kondisi siap operasi,” ujar Joni di Jakarta, Selasa (17/11/2020).
Sesuai Peraturan Presiden Nomor 49 Tahun 2017 pasal 8A dan 16, KAI ditugaskan untuk melakukan penyelenggaraan Sarana dan Prasarana LRT termasuk pendanaan pembangunan prasarana LRT Jabodebek.
KAI telah membentuk Divisi Light Rail Transit Jabodebek yang bertugas untuk merencanakan, mengevaluasi, dan mengoptimalkan penyiapan penyelenggaraan kegiatan Sarana dan Prasana LRT sesuai penugasan Pemerintah.
“Dalam hal kesiapan penyelenggaraan sarana, KAI melakukan kontrak pengadaan sebanyak 31 Trainset atau 186 kereta LRT Jabodebek dari PT Industri Kereta Api (Inka). Dengan nilai mencapai Rp3,9 triliun,” jelas Joni.
Saat ini Inka telah menyelesaikan 11 Trainset LRT dan ditempatkan di mainline antara Stasiun Harjamukti – Stasiun Ciracas untuk selanjutnya dilakukan pengujian oleh pihak-pihak terkait. Sisanya, sedang dalam proses antrian pengiriman dan finishing oleh Inka di pabriknya di Madiun, Jawa Timur.
“KAI membeli sarana LRT Jabodebek dari Inka dimana hal tersebut merupakan bentuk dari kolaborasi antar BUMN. Sebagai salah satu konsumen dari produk-produk Inka, KAI bangga dan yakin akan kualitas yang ditawarkan oleh Inka,” pungkasnya. (pos/smr)