Manajer Liverpool Juergen Klopp mendukung penerapan teknologi asisten wasit video (VAR) dalam Liga Inggris, tetapi Klopp bingung gol Jordan Henderson ke gawang Everton dianulir usai hasil cek VAR itu.
semarak.co-Henderson menjebol gawang Everton pada menit ketiga injury time yang seharusnya menjadi gol kemenangan Liverpool dalam lanjutan Liga Inggris, tapi VAR dan wasit Michael Oliver sepakat Sadio Mane lebih dulu terjebak offside sehingga skor 2-2 hingga pertandingan berakhir di Goodison Park, Sabtu (17/10/2020) WIB.
“Saya pendukung penuh terhadap VAR, tapi Anda tentu berharap dalam hal offside mereka akan mengambil keputusan yang tepat,” kata Klopp dalam komentar pascalaga dilansir dari laman resmi Liverpool.
Dilanjut pelatih berpaspor Jerman ini, “Beberapa waktu lalu kami mencetak gol di markas Aston Villa dan dinyatakan offside karena ketiak pemain, terdengar lucu, tetapi bisa dipahami. Kali ini, gambar tayangan ulang tak memperlihatkan ketiak atau apapun.”
Terlebih lagi, Klopp cukup menyayangkan mengapa VAR tak dilibatkan ketika Virgil van Dijk dilanggar oleh kiper Jordan Pickford ketika bek Belanda itu sudah dalam posisi offside di awal laga. Pelanggaran Pickford bahkan memaksa Van Dijk meninggalkan lapangan digantikan Joe Gomez.
“Kami kehilangan pemain dalam situasi yang tidak melibatkan VAR dan mencetak gol sah, apapun kata yang ingin Anda pakai, tetapi tidak diakui. Jadi, jelas ini bukan hari bagi kami, tetapi penampilan para pemain adalah yang ingin saya lihat,” pungkasnya.
Selain Van Dijk, Klopp juga dihadapkan pada persoalan kemungkinan cedera mendera Thiago Alcantara lantaran pelanggaran berbuah kartu merah dari Richarlison pada pengujung waktu normal.
Masalah-masalah itu tak memberi waktu bagi Klopp untuk memecahkannya, mengingat Liverpool selanjutnya akan mengawali kiprah di Liga Champions dengan bertandang ke markas Ajax, Rabu besok (21/10/2020).
Striker Dominic-Calvert Lewin mensyukuri tren nirkalah Everton berlanjut kendati harus puas dengan hasil imbang 2-2 melawan Liverpool dalam Derby Merseyside di pekan kelima Liga Inggris itu.
Penyerang berusia 23 tahun itu tak menutupi rasa kecewanya bahwa Everton gagal memanfaatkan momentum kebangkitan saat mengimbangi skor 1-1 pada pertengahan babak pertama.
“Pada akhirnya kami harus puas dengan hasil imbang, tetapi tetap ada kekecewaan kami tak bisa memanfaatkan momentum ketika membuat skor 1-1,” kata Calvert-Lewin dalam komentar pascalaga dilansir dari laman resmi Everton.
Pasalnya, menurut Calvert-Lewin, timnya mampu bangkit dari ketertinggalan gol cepat Sadio Mane tiga menit setelah sepak mula ketika Michael Keane menyamakan kedudukan pada menit ke-19, sayang hal itu tidak mampu dilanjutkan jadi momentum positif bagi The Toffees.
Liverpool sempat memimpin lagi pada menit ke-72 melalui Mohamed Salah, tetapi Calvert-Lewin sukses melanjutkan tren positifnya selalu mencetak gol dalam lima pertandingan pertama Liga Inggris musim ini.
Torehan keberhasilan Calvert-Lewin jadi pemain Everton pertama yang mencapai hal tersebut setelah Tommy Lawton pada 1938/39 hampir dipupuskan oleh kapten Liverpool Jordan Henderson yang menjebol gawang Jordan Pickford dalam injury time, beruntung VAR dan Michael Oliver sepakat menganulir gol tersebut.
“Saya kecewa karena sangat ingin menang hari ini, demikian juga para penggemar, tentu hal itu membuat frustrasi. Tetapi melihat gambaran besarnya kami meraih satu poin untuk pertandingan berikutnya dan belum terkalahkan, dan kami ingin menjaga catatan nirkalah ini berlanjut,” pungkas kata Calvert-Lewin.
Satu poin dari Derby Merseyside memastikan posisi Everton tetap aman di puncak klasemen Liga Inggris setidaknya hingga sepekan ke depan dengan koleksi 13 poin. Everton bakal berusaha menjaga tren nirkalah mereka tersebut ketika melawat ke markas Southampton dalam laga pekan keenam di St. Mary’s, Minggu (25/10/2020). (net/smr)