“Ini sudah biadab, karena kampanye hitam bukan hanya menyerang Anies-Sandi, namun juga keluarganya. Setelah kami hitung, brosur yang diamankan lebih dari 900 ribu lembar,” kata Taufik di Posko Cicurug, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (13/2).
Taufik mengharapkan temuan ini ditindaklanjuti dengan seksama dan serius oleh Panwaslu, KPUD DKI, dan Polisi. “Kalau teroris saja bisa diungkap, masalah seperti ini tentu lebih mudah. Usut sampai ke akar-akarnya. Siapa penyebarnya, siapa pengordernya,” kecam Taufik, yang juga wakil ketua DPRD DKI.
Sebelumnya akhir pekan lalu, petugas gabungan yang terdiri dari (Panita pengawas kecamatan (Panwascam), Polisi, KPPS, RT, dan RW menggerebek kediaman, salah seorang terduga penyebar brosur kampanye hitam berinisial N. Petugas menemukan 900 ribuan eksemplar brosur kampanye hitam di kediamannya Jalan Asem, RT 04 RW 08, Duri Kepa, Kebon Jeruk Jakarta Barat. Terdapat beberapa jenis brosur yang disebarkan. Dua di antaranya, tentang 10 kebohongan Anies-Sandi dan tokoh-tokoh hebat dibalik Anies-Sandiaga.
Calon gubernur Jakarta Anies Baswedan mengaku sabar menghadapi kampanye hitam yang mulai menyerangnya. “Kalau berpikir mencegah ya, mau mencegah gimana coba? Jadi saya sikapnya gini, kita sabar, malah kita harus lebih hati-hati, ” ujar Anies di kawasan Jakarta Selatan, Senin (13/2).
Mantan Mendikbud tersebut mengaku bersyukur kampanye hitam terungkap, dan pelaku lapangannya ditangkap. Lantaran menurutnya selama ini sulit untuk menemukan pelaku penyebar kampanye hitam. “Kita bersyukur, ini tangan tangan Tuhan, coba ada 10 juta penduduk, ketahuan coba, saya bilang sama temen-temen ini doa kita aja,” ujarnya.
Anies menyerahkan sepenuhnya kepada penyelenggara pemilu serta aparat penegak hukum untuk mengungkap penyebar kampanye hitam tersebut. Ia yakin penyelenggara pemilu dan kepolisian akan profesional sehingga dalang atau aktor intelektual kampanye hitam tersebut akan terungkap. “Saya serahkan kepada pemerintah dan aparat keamanan, dan semoga akan terungkap,” tutupnya. (tbc/jpn/tbm)