Menkop dan UKM Teten Berupaya Perkuat Kualitas Produk, Pasar, dan Model Bisnis Ikan Tuna di Biak Lewat Koperasi

Menkop dan UKM Teten Masduki (tengah) saat berdialog dengan para nelayan anggota Koperasi Produsen Samber Binyeri Maju di Kabupaten Biak Numfor, Papua, Rabu (8/5/2024). Foto: humas Kemenkop dan UKM

Menteri Koperasi (Menkop) dan UKM Teten Masduki berupaya memperkuat kualitas produk, pemasaran, dan model bisnis ikan tuna sebagai produk unggulan dari Biak melalui koperasi. Saat ini, Koperasi Samber Binyeri Maju mengelola enam unit usaha produktif.

semarak.co-Yaitu cold storage atau Gudang Beku Portabel (GBP) berkapasitas 10 ton, sentra kuliner, pengolahan ikan, pabrik es berkapasitas 1 ton, bengkel dan docking kapal nelayan yang bekerja sama dengan pemasok suku cadang resmi untuk kapal nelayan.

Bacaan Lainnya

Lalu kios persediaan, yaitu perbekalan melaut, kebutuhan rumah tangga, dan alat penangkapan ikan. Oleh karena itu, Menteri Teten meyakini besarnya potensi sektor kelautan Biak yang bisa menjadi unggulan daerah, khususnya ikan tuna, cakalang, dan tongkol.

“Kita berkolaborasi dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan untuk mengembangkan Kampung Nelayan Modern atau Kalamo. Dan KemenKopUKM melakukan pengembangan dari sisi koperasinya,” kata Menkop Teten saat berdialog dengan para nelayan anggota Koperasi Produsen Samber Binyeri Maju di Kabupaten Biak Numfor, Papua, Rabu (8/5/2024).

Terlebih lagi, sambung Menkop Teten, hasil tangkapan ikan yang dijual ke koperasi, sudah ada offtaker (perusahaan swasta) yang menampungnya. “Kita tinggal memperkuat model bisnis koperasinya. LPDB-KUMKM juga akan senantiasa untuk mendampingi koperasi ini,” tuturnya.

Jika volume tangkapan hasil ikan semakin besar, permodalan koperasi bisa diperkuat melalui kucuran dana bergulir dari LPDB-KUMKM. Menkop Teten juga mengapresiasi teknologi mutakhir milik koperasi dalam pengelolaan ikan.

“Dengan model koperasi membeli tunai dari nelayan, kemudian dibeli offtaker, maka koperasi akan sustain,” kata Menkop Teten dirilis humas Kemenkop dan UKm usai acara melalui pesan elektronik redaksi semarak.co, Kamis (9/5/2024).

Kesempatan sama, Staf Ahli Menkop dan UKM Bidang Hubungan AntarLembaga Riza M Damanik menambahkan, Biak merupakan pusat produksi ikan tuna dan memiliki kontribusi tuna yang dominan secara nasional.

“Ekspor tuna dari Biak harus bisa sustain dan unggul dibanding negara lain. Idealnya untuk ekspor tuna ke negara tujuan bisa langsung dari Biak. Sebab, semakin segar, harga ikan tuna bisa semakin mahal,” imbuh Riza dirilis yang sama.

Untuk itu, lanjut Riza, pihaknya berharap hasil tangkapan tuna dari nelayan tidak dikelola secara perorangan. Karena, sekarang, sudah ada koperasi di sini. Terlebih lagi, Koperasi Produsen Samber Binyeri Maju sudah memiliki modal dasar yang kuat.

Salah satunya, sudah memiliki cold storage. “Dan dari total perahu nelayan yang ada di Binyeri sebanyak 200 perahu, sekitar 40 perahu sudah menjadi anggota koperasi. Saya berharap keanggotaan koperasi terus ditingkatkan,” ucap Riza.

Riza pun mengajak para nelayan untuk lebih berperan membesarkan koperasinya. Caranya, dengan menjual hasil tangkapan ikannya ke koperasi dan tidak menjual ke tempat lain. Untuk membesarkan koperasi milik nelayan ini, dibutuhkan kesetiaan para anggota dengan tidak tergiur iming-iming pihak lain dengan harga lebih tinggi.

Riza meyakini, Koperasi Produsen Samber Binyeri Maju bakal terus berkembang karena sudah memiliki modal dasar yang juga kuat, seperti Waserda (menyediakan kebutuhan bekal untuk melaut) dan ada SPBU Nelayan.

“Ekosistem disini sudah terbentuk. Untuk itu, pentingnya memperluas pasar ikannya atau lebih berorientasi pada pasar ekspor. “Jadi, untuk perluas pasar, kualitas ikan harus terus terjaga,” tutup Riza dirilis humas Kemenkop dan UKM.

Ketua Koperasi Produsen Samber Binyeri Maju Adam Mampioper menyatakan, meski koperasinya baru beroperasi lima bulan, namun sudah memiliki anggota nelayan sebanyak 80 orang dengan 40 di antaranya sudah memiliki kapal sendiri.

Tak hanya itu, koperasi ini juga sudah memiliki fasilitas utama, seperti dermaga tambatan kapal, pabrik es, sentra kuliner, ruang penyimpanan dingin (cold storage), shelter pendaratan ikan, kios perbekalan, hingga dock yard.

Fasilitas pendukung juga disiapkan, meliputi balai pelatihan, instalasi air bersih, drainase, penerangan jalan, instalasi pengelolaan air limbah (IPAL), hingga kantor pengelola. “Kami akan menjaring semua warga Binyeri untuk masuk menjadi anggota koperasi,” ujar Adam. (smr)

Pos terkait