Kapal Perang AS Berlayar Lewat Selat Taiwan Saat Peringatan Tragedi Tiananmen, Amerika Desak China Hormati HAM

Dua kapal perang AS Mustin dan Benfold berlayar melintasi selat Taiwan dalam suatu pelayaran yang dipandang Taiwan sebagai bentuk dukungan dari Presiden Donald Trump namun meningkatkan ketegangan dengan China. Foto: internet

Sebuah kapal perang Amerika Serikat (AS) berlayar melalui Selat Taiwan pada Kamis (4/6/2020) hari yang sama peringatan 31 tahun peristiwa penumpasan berdarah China terhadap demonstran prodemokrasi di dan sekitar Lapangan Tiananmen, Beijing China.

semarak.co– Keberadaan kapal perang AS di selat yang sensitif itu diungkapkan oleh militer AS dan Taiwan, seperti dilansir Reuters. China, yang menganggap Taiwan sebagai wilayahnya, telah dibuat marah oleh dukungan pemerintahan Trump yang meningkat untuk Taiwan, seperti melalui penjualan lebih banyak senjata dan patroli militer AS di dekat pulau tersebut.

Bacaan Lainnya

Kementerian Pertahanan Taiwan pada Jumat (5/6/2020) mengatakan bahwa kapal perang AS telah transit di Selat Taiwan, yang sempit dan memisahkan pulau itu dari China daratan, kemudian berlayar menuju selatan.

Angkatan bersenjata Taiwan memantau kapal itu, yang dianggap sedang menjalankan misi biasa, kata kementerian pertahanan Taiwan tanpa memberikan rincian lebih lanjut.

Armada Pasifik AS, dalam suatu pernyataan di laman Facebooknya menyebut kapal itu sebagai USS Russell, yakni sebuah kapal perusak kelas Arleigh Burke. Amerika Serikat dalam beberapa bulan terakhir meningkatkan pelayarannya melalui Selat Taiwan.

Pergerakan AS itu memicu kemarahan China, sehingga menambah ketegangan atas segala sesuatu dalam hubungan kedua negara, mulai dari tanggapan Beijing terhadap pandemi virus corona, soal perdagangan hingga hak asasi manusia.

Acara-acara publik berlangsung di Taiwan dan Hong Kong yang dikuasai China pada Kamis (4/6/2020) untuk menandai peringatan peristiwa Tiananmen 1989.

Polisi menggunakan semprotan merica terhadap beberapa demonstran Hong Kong, yang menentang larangan menggelar aksi unjuk rasa lilin untuk mengenang peristiwa Tiananmen. Para demonstran Hong Kong juga menuduh pemerintah China mengekang kebebasan mereka.

Sementara itu Gedung Putih, dalam sebuah pernyataan pada peringatan 31 tahun penumpasan protes prodemokrasi di Lapangan Tiananmen, seperti dikutip Reuters mendesak Beijing untuk menghormati hak asasi manusia.

Beijing juga didesak untuk memenuhi komitmennya terhadap Hong Kong dan mengakhiri penganiayaan terhadap etnis minoritas dan agama. “Pembunuhan terhadap warga sipil Tiongkok yang tidak bersenjata adalah sebuah tragedi yang tidak akan dilupakan,” kata Gedung Putih.

Gedung Putih mendesak pemerintah China untuk memenuhi komitmennya di bawah Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia dan Deklarasi Bersama China-Inggris, yang mengatur status Hong Kong.

Kantor kepresidenan AS itu juga mendesak China untuk menegakkan hak dan kebebasan yang dijamin untuk semua warga negara Tiongkok di bawah konstitusi China, dan untuk mengakhiri penganiayaan sistematis terhadap jutaan anggota etnis dan agama minoritas.

Peringatan 31 tahun penumpasan aktivis prodemokrasi di lapangan Tiananmen bertepatan dengan aksi unjuk rasa yang meluas di seluruh Amerika Serikat terhadap rasisme dan kebrutalan polisi.

Presiden AS Donald Trump mengancam akan mengerahkan kekuatan militer sebagai tanggapan atas demonstrasi yang berujung kerusuhan. Trump mengatakan ia bisa saja mengerahkan pasukan militer di negara-negara bagian yang gagal menindak aksi protes yang berakhir ricuh.

“Rakyat  Amerika berdiri bersama dengan semua warga Tiongkok dalam memenuhi hak-hak dasar mereka, termasuk hak untuk berada dalam pemerintahan, kebebasan berbicara, berkumpul, dan keyakinan agama,” kata Gedung Putih, seperti dilansir Reuters. (net/lin)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *