BPJS Ketenagakerjaan konsisten dalam mendukung gerakan memberdayakan penyandang disabilitas. Penyandang disabilitas dengan keterbatasannya, dapat menjadi penghalang bagi mereka untuk melakukan pekerjaan sehari-hari. Meski demikian, banyak di antara para penyandang disabilitas tetap bisa bekerja sebagaimana lazimnya yang pekerja normal, baik itu pekerjaan kantoran, maupun pekerjaan rumahan. Isu utama yang berkembang justru pada akses atau fasilitas untuk bekerja.
Direktur utama BPJS Ketenagakerjaan Agus Susanto mengatakan, memiliki pekerjaan tentunya merupakan hal yang diinginkan oleh setiap individu, selain untuk mendapatkan penghasilan, bekerja juga sebagai hal yang penting dalam meningkatkan derajat status sosial di masyarakat. Namun tidak semua orang memiliki kesempatan yang sama dalam mendapatkan pekerjaan yang didambakan.
“BPJS Ketenagakerjaan sebagai institusi yang diberikan amanah untuk meningkatkankan kesejahteraan dan kemandirian pekerja merasa terpanggil untuk memberikan dukungan kepada komunitas disabilitas tersebut. Mereka berhak atas akses dan fasilitas yang sama dengan warga negara lainnya untuk mendapatkan pekerjaan,” ujar Agus dalam rilisnya, Kamis (12/4). Agus hadir dalam kegiatan yang dilaksanakan Aliansi Perempuan Disabilitas dan Lansia (APDL) di Gedung Graha Saba Buana, Surakarta, Jawa Tengah, Selasa (10/4).
Negara, lanjut Agus, dapat berperan memberikan kesempatan kepada mereka yang kurang mampu untuk mendapatkan hak yang sama sehingga kesetaraan dan keadilan sosial dapat terwujud. Kegiatan ini mengangkat tema “Berdayakan Disabilitas Indonesia Bersama BPJS Ketenagakerjaan”. Kehadiran Agus sekaligus untuk memberikan bantuan alat usaha dan alat bantu disabilitas persembahan BPJS Ketenagakerjaan bagi para penyandang disabilitas.
“Hari ini kami serahkan bantuan pelatihan, bantuan alat gerak disabilitas, dan bantuan alat penunjang usaha kepada 535 penyandang disabilitas yang berasal dari seluruh Indonesia. Bantuan tahun 2018 ini merupakan yang terbesar dibanding bantuan pada tahun-tahun sebelumnya”, ungkap Agus.
“BPJS Ketenagakerjaan akan selalu mengupayakan yang terbaik bagi seluruh pekerja Indonesia, termasuk para pekerja penyandang disabilitas. Bantuan BPJS Ketenagakerjaan berupa 30 jenis item yang dapat dimanfaatkan untuk menunjang aktifitas ataupun pekerjaan para penyandang disabilitas. Peralatan seperti Laptop, Braile Text, kendaraan motor, peralatan tata boga, kamera, hingga prothesa dan peralatan elektronik kami serahkan untuk menunjang aktifitas mereka,” tambahnya.
Kegiatan serupa sebelumnya juga pernah dilaksanakan di wilayah Bali dan Bandung, dimulai pada tahun 2016, kemudian terus berlanjut sampai saat ini. “Untuk kegiatan pelatihan tahun 2018 ini sudah dimulai pada awal April, kepada lebih dari 100 penyandang disabilitas di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Pelatihan yang kita berikan seperti tata boga, menjahit, elektronik hingga desain grafis. Semua agar para penyandang disabilitas dapat berkarya walaupun dengan keterbatasan yang ada,” paparnya.
Ketua APDL Sri Agustini J menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada BPJS Ketenagakerjaan karena telah banyak mendukung kegiatan untuk para penyandang disabilitas. “Sejak tahun 2016, BPJS Ketenagakerjaan selalu konsisten mendukung pemberdayaan penyandang disabilitas. Tentunya hal ini patut diberi apresiasi yang tinggi karena memiliki peran yang penting dalam mewujudkan kesetaraan dan keadilan sosial”, ujar Sri.
“Semoga perhatian yang kami berikan kepada para penyandang disabilitas ini menjadi pemicu semangat mereka untuk terus berkarya. Kami sadar bahwa mereka semua juga pekerja, yang memiliki hak yang sama sebagai manusia untuk mendapatkan pekerjaan agar dapat meraih kesejahteraan bagi diri dan keluarga”, pungkas Agus. (lin)