Untuk memperkuat dan mempertajam implementasi program pembangunan 500 Koperasi Modern 2020-2024, Sekretaris Kementerian Koperasi (Seskemenkop) dan UKM Arif Rahman Hakim melakukan kunjungan kerja ke koperasi-koperasi di seluruh Indonesia.
semarak.co-Salah satunya ke Koperasi Peternak Susu Bandung Utara (KPSBU) Lembang di Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Selasa (23/1/2024). Dari kunjungan ini, Arif berharap mendapatkan informasi dan masukan mengenai hal-hal apa yang masih perlu dibenahi dan diperbaiki untuk mewujudkan koperasi modern.
“Kita ingin melihat potret perkembangan bisnis koperasi, khususnya KPSBU, secara langsung di lapangan. Kemudian kita juga bisa mengetahui, apa-apa saja yang masih perlu mendapat dukungan dari Kemenkop dan UKM,” kata Seskemenkop dan UKM Arif saat berdialog dengan jajaran pengurus KPSBU.
Arif menjelaskan, proses modernisasi koperasi ini terbagi menjadi empat tahap. Yakni, fase permodelan, replikasi, masifikasi, pemantapan serta pengembangan lanjutan. Selain itu, setidaknya ada enam pendekatan umum untuk memodernisasi koperasi.
Yaitu, meliputi akses pembiayaan, fasilitasi kemitraan dan akses pemasaran, adopsi teknologi, serta restrukturisasi kelembagaan melalui amalgamasi. “Lalu spin off atau pemekaran usaha, hingga pengembangan model koperasi multipihak,” ucap Arif.
Untuk pendekatan fasilitasi kemitraan, SesKemenKopUKM mengatakan, hal itu dilakukan agar koperasi mendapat kepastian terkait akses pemasaran dimana produk-produk mereka ke depan sudah ada yang menyerap lewat kerja sama dengan pihak swasta.
Dan koperasi yang akan menjadi role model modernisasi ialah mereka yang sudah memiliki offtaker, seperti Koperasi Tani Hijau Makmur di Tanggamus, Lampung yang bergerak pada komoditas pisang cavendish dengan offtaker-nya PT Great Giant Pinneaple (GGP).
“Kita akan mengupayakan pola kemitraan antara koperasi susu dengan usaha besar dan industri susu. Langkah seperti ini juga untuk melindungi koperasi dan peternak sapi milik rakyat,” kata Arif dirilis humas usai acara melalui pesan elektronik redaksi semarak.co, Selasa petang (23/1/2024).
Kemenkop dan UKM juga akan melakukan pendekatan lewat adopsi teknologi. Adanya dukungan teknologi, lanjut Arif, diperlukan pada aspek pabrikasi dalam rangka meningkatkan produktivitas sehingga ia terus mendorong koperasi masuk ke ekosistem digital.
“Saya mendorong KPSBU Lembang bisa masuk ke dalam ekosistem digital, kemudian memperkuat digitalisasi. Saya juga berharap KPSBU Lembang bisa memanfaatkan aneka program strategis KemenKopUKM dalam pengembangan kinerja dan usaha koperasi. Di antaranya, untuk meningkatkan kualitas SDM, kapasitas usaha, hingga jaringan pemasaran,” tutupnya.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua KPSBU Dedi Setiadi menjelaskan, KPSBU yang sudah berdiri sejak 1971 merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak dalam bidang produsen susu (penjualan susu, pengumpulan susu dari peternak, dan pengolah susu).
KPSBU ini memiliki tiga unit usaha, yakni KPSBU mengolah susu pasteurisasi, susu murni, dan yoghurt. Saat ini, kata Dedi, KPSBU Lembang sudah memiliki lebih dari 3.466 anggota aktif dari total 7.144 anggota, dengan jumlah sapi sebanyak 18.612 ekor.
Anggota KPSBU Lembang adalah peternak yang minimal memiliki 3-4 ekor sapi yang berada di wilayah kerja di Provinsi Jawa Barat. “Peternak anggota KPSBU Lembang tersebar di Kabupaten Bandung Barat seperti Lembang, Parongpong, Cisarua, Ngamprah, dan Kabupaten Subang seperti Ciater dan sekitarnya,” ucapnya.
Dedi menjelaskan, bisnis utama KPSBU Lembang adalah produksi susu. KPSBU Lembang menampung susu yang dihasilkan sapi para peternak anggota KPSBU lembang atau rata-rata 100 ribu liter per hari.
Setelah dilakukan pengecekan di lab KPSBU, susu kemudian didinginkan di Cooling Unit yang selanjutnya dikirimkan ke Industri Pengolahan Susu (IPS) dan sebagian diolah menjadi produk olahan susu Freshtime KPSBU.
“Untuk pakan ternak, kami melakukan kerja sama lahan dengan Perhutani seluas 200 hektare. Koperasi juga memberikan layanan penyediaan pakan konsentrat sebanyak 60 ton perhari,” ujar Dedi. (smr)