Mungkin sebagian orang mengira kalau titik nol di Indonesia hanya ada di Sabang. Namun ternyata, ada banyak Titik Nol Kilometer yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia. Menariknya, hampir semua wilayah yang terdapat Tugu Titik Nol menyimpan daya tarik wisata tersendiri.
semarak.co-Titik nol kilometer selalu ditandai dengan monumen atau pal kecil. Keberadaan titik nol kilometer di beberapa daerah Indonesia biasanya sebagai patokan pengukuran jarak yang ada di kota hingga negara. Selain itu, titik nol kilometer juga berfungsi sebagai referensi pembangunan dalam suatu wilayah.
Bagi Sobat Parekraf yang mau merasakan sensasi liburan yang berbeda, tidak ada salahnya mengunjungi beberapa destinasi wisata di sekitar titik nol kilometer Indonesia berikut ini seperti dilansir humas Kemenparekraf melalui WAGroup SiaranPers Kemenparekraf, Sabtu (16/12/2023):
Titik Nol Kilometer Nusantara
Salah satu titik nol kilometer terbaru ada di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara. Pada 2022, pemerintah telah meresmikan monumen setinggi 50 cm sebagai penanda titik nol kilometer. Titik nol ini berada di Kecamatan Samboja dan Kecamatan Sepaku, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur.
Menjadi patokan infrastruktur pembangunan Ibu Kota baru Indonesia, tugu nol kilometer di Nusantara mulai ramai dikunjungi wisatawan yang penasaran dengan pembangunan IKN. Selain melihat tugu nol kilometer di Nusantara, Sobat Parekraf juga bisa menikmati udara segar dan memacu adrenalin di Bukit Bengkirai, Kutai Kartanegara.
Jika ingin melihat langsung budaya khas Dayak yang masih terjaga dengan baik. Sobat Parekraf bisa datang ke Desa Wisata Pampang di Kota Samarinda, atau dekat Bandara APT Pranoto. Di sini terdapat Rumah Adat Betang yang menjadi tempat tinggal Suku Dayak Apokayan.
Titik Nol Kilometer Sabang
Titik nol kilometer Sabang sering disebut penanda geografis ujung terjauh Barat Indonesia. Lokasinya ada di Desa Iboih Ujong Ba’u, Kecamatan Sukakarya, Kota Sabang. Terdapat tugu titik nol yang berdiri di atas tebing dan menghadap langsung ke Samudra Hindia.
Mengunjungi titik nol Sabang kurang lengkap tanpa menyelami keindahan bawah laut di Sabang. Terumbu karang yang sangat cantik bisa kita lihat langsung di beberapa spot selam di Sabang. Ada sekitar 20 titik selam di Sabang, antara lain West Seulako, Arus Balee, Rubiah Jetty, hingga Sophie RIckmers.
Karena keindahan bahari yang memesona, tak heran kalau Sabang kerap menggelar berbagai sport tourism olahraga air, yakni Sabang Freediving dan Sabang Marine Festival. Sunggah atraksi wisata yang menarik bukan?
Titik Nol Kilometer Merauke
Berada di ujung timur Indonesia, titik nol kilometer Merauke berdekatan dengan perbatasan Indonesia dengan Papua Nugini. Di titik nol kilometer ini Sobat Parekraf bisa menemukan monumen bertulisan “0 Km Merauke-Sabang” yang cukup besar.
Jika liburan ke Merauke, Sobat Parekraf harus menyempatkan berkunjung ke Monumen Kapsul Waktu yang baru diresmikan Presiden Joko Widodo. Monumen ini berada di Alun-alun, Klp. Lima, Merauke. Monumen ini berisikan impian anak-anak Indonesia dari Sabang sampai Merauke.
Impian ini ditulis pada 2015 dan akan dibuka pada 2085. Menariknya, Sobat Parekraf juga bisa melihat kanguru di Merauke, tepatnya di Taman Nasional Wasur yang berada di Kecamatan Sota, Merauke. Kerennya lagi, di area Taman Nasional ini juga dihuni empat suku asli, yakni Suku Kanume, Suku Yeinan, Suku Marori Menge, dan Suku Marind.
Titik Nol Kilometer Yogyakarta
Kerap dikunjungi wisatawan lokal dan mancanegara, titik nol kilometer Yogyakarta tepat berada di tengah Kota Yogyakarta. Lokasi tugu titik nol kilometer Yogyakarta dikelilingi bangunan bersejarah yang bisa kita kunjungi saat liburan.
Mulai dari Kantor Pos Indonesia, Gedung Agung, Monumen Serangan 1 Maret, Benteng Vredeburg, hingga Jalan Malioboro. Bagi Sobat Parekraf yang ingin mencari cenderamata khas Yogyakarta, bisa mengunjungi Teras Malioboro yang tak jauh dari titik nol.
Ada banyak produk ekraf yang bisa dijadikan oleh-oleh. Mulai dari gelang, kerajinan perak, cincin, bakpia, hingga jamu tradisional. Itulah beberapa daya tarik wisata yang ada di sekitar tugu titik nol kilometer Indonesia. Sobat Parekraf sudah pernah mengunjungi yang mana saja, nih?
Saat berlibur ke suatu daerah, biasanya kita secara otomatis membeli berbagai macam makanan kering untuk oleh-oleh keluarga atau rekan kerja di kantor. Padahal, tidak ada salahnya Sobat Parekraf membeli baju dan berbagai produk fesyen sebagai suvenir.
Sama halnya dengan makanan, baju dan berbagai produk fesyen lainnya menjadi salah satu produk industri kreatif yang berperan penting dalam mengenalkan pariwisata Indonesia secara luas. Hal ini tentu saja berkat banyaknya pilihan desain-desain unik dan berciri khas yang menjadi daya tarik produk-produk kreatif tersebut.
Kabar baiknya, saat ini banyak daerah di Indonesia yang memiliki produk fesyen lokal sendiri. Tak sekadar “jualan baju”, setiap industri lokal dalam bentuk berbagai merchandise di berbagai daerah menawarkan desain unik, serta tetap menonjolkan ciri khas budaya asli daerah tersebut.
Selengkapnya, berikut industri merchandise lokal yang terkenal dengan keunikannya seperti dilansir humas Kemenparekraf melalui WAGroup SiaranPers Kemenparekraf, Sabtu (16/12/2023):
Dagadu Jogja
Kalau liburan ke Yogyakarta, biasanya kita akan langsung memborong bakpia maupun gudeg. Padahal, tidak ada salahnya membeli baju dari Dagadu Jogja sebagai suvenir, lo!
Sebagai industri kreatif asli Yogyakarta, tentu tidak heran jika hampir sebagian besar desain kaus Dagadu kental dengan ikon-ikon kota Yogyakarta. Mulai dari ilustrasi Tugu Jogja, Taman Sari, dan Kraton Yogyakarta. Uniknya lagi, Dagadu Jogja juga memiliki desain visual dengan tambahan kalimat bahasa Jawa nyentrik yang sangat menggambarkan Kota Yogyakarta.
Klamben Solo
Selanjutnya adalah Klamben Solo, industri kreatif lokal yang terkenal dengan desain kaus yang autentik. Hal ini bisa dilihat dari banyaknya koleksi desain kaus yang “Solo banget”. Baik itu menggunakan motif batik, wayang, maupun aksara Jawa.
Adanya potensi warisan budaya yang sangat njawani, menjadi awal mula lahirnya Klamben Solo pada 2006 silam. Diharapkan, banyaknya desain baju dengan desain autentik khas Solo bisa menjadi langkah awal mengenalkan Solo sebagai kota budaya dan kota wisata.
Joger
Liburan ke Bali kurang lengkap kalau tidak membeli baju Joger. Berbeda dengan oleh-oleh produk fesyen pada umumnya, Joger terkenal dengan desain kata-kata yang nyentrik. Itu mengapa, sampai saat ini Joger masih dikenal sebagai “Pabrik Kata-Kata”.
Selain kaus, industri merchandise lokal yang terkenal dengan tagline “Joger Jelek” ini juga menjual berbagai produk fesyen yang tak kalah unik dan menarik. Baik itu tas, dompet, sandal, sepatu, jam tangan, dan berbagai cinderamata khas Bali lainnya.
C59 Bandung
Industri merchandise lokal yang tidak kalah unik lainnya berasal dari Bandung, yaitu C59. Sudah berdiri sejak 1980, C59 menjadi salah satu industri merchandise legendaris asal Bandung. Tidak main-main, bahkan diperkirakan sudah ada 60 outlet yang tersebar di berbagai negara. Di antaranya Polandia, Ceko, Australia, Jerman, hingga USA.
Sebagai salah satu pelopor industri clothing di Indonesia, C59 punya desain berkarakter dan trendi. Salah satu keunikannya adalah seluruh desain kaus dari C59 tidak memiliki sambungan pada bagian kiri dan kanannya. Selain kaus, C59 Bandung juga punya koleksi celana denim, topi, maupun jaket yang cocok dijadikan oleh-oleh.
Nyenyes
Selain pempek, Palembang juga terkenal dengan produk lokal yang unik dan kreatif. Hal ini bisa dilihat dari banyaknya industri merchandise lokal yang hampir selalu menjadi incaran wisatawan. Salah satu yang paling banyak diminati adalah Nyenyes.
Nyenyes atau berarti “cerewet” dalam bahasa Palembang, merupakan industri kreatif lokal yang terkenal dengan desain kaus yang unik. Pasalnya, hampir seluruh desain produk fesyen Nyenyes menggunakan gambar-gambar yang identik dengan Palembang.
Seperti Jembatan Ampera, Pulau Kemaro, maupun ikan dan pempek. Menariknya, produk fesyen dari Nyenyes juga memiliki koleksi kaus dengan perpaduan motif kain songket. Tentu saja, modifikasi kain tenun tradisional dengan pakaian modern akan menjadi daya tarik wisatawan yang berkunjung. (smr)