PT Wijaya Karya (Wika) menerbitkan Komodo Bonds, obligasi global berdenominasi rupiah yang pertama kali diterbitkan PT Jasa Marga, Desember 2017 diterbitkan untuk kedua kalinya kontraktor pelat merah ini, Senin (29/1) di London Stock Exchange (LSE).
Komodo Bond senilai Rp5,4 triliun (setara US$405 juta) ini merupakan surat utang dengan kupon obligasi 7,7% pa dengan jangka waktu tiga tahun. Obligasi tersebut mendapat dukungan dari investor global dan mengalami oversubscribed yang mencapai 250%. Dana yang didapatkan akan digunakan untuk membiayai proyek investasi dan infrastruktur di Indonesia.
Menteri Rini mengungkapkan bahwa BUMN memiliki peran penting dalam pembangunan infrastruktur Indonesia. Kementerian BUMN berkomitmen untuk mempercepat proyek strategis demi menciptakan konektivitas yang sangat dibutuhkan di dalam negeri. Upaya ini juga sejalan dengan fokus pemerintah untuk memastikan terwujudnya pertumbuhan ekonomi dan berkurangnya ketidaksetaraan di Indonesia.
“Besarnya anggaran yang dibutuhkan untuk mewujudkan rencana pembangunan infrastruktur Indonesia memiliki arti bagi BUMN untuk terus berinovasi dan melebihi ekspektasi dalam hal solusi pembiayaan. Komodo bonds menjadi solusi andalan bagi kami untuk melangkah maju,” terang Rini saat ikut menghadiri pencatatan Komodo Bonds Wika dihadiri Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Direktur Utama Wika Bintang Perbowo, Menteri Negara Untuk Asia Pasifik, Kantor Luar Negeri dan Persemakmuran Inggris Mark Field, CEO LSE Plc Nikhil Rathi, serta jajaran Direksi BUMN terkait lainnya.
Dalam rilis Humas Kementerian BUMN Rini mengungkapkan, Kementerian BUMN bangga atas pencapaian pada penerbitan Komodo Bonds Wika sebagai penerbitan komodo bonds berdenominasi rupiah terbesar hingga saat ini. “Capaian ini menunjukkan kedalaman pasar Komodo bonds dan kepercayaan yang diberikan investor global kepada produk Komodo Bonds. Kami akan terus mendukung BUMN yang ingin memanfaatkan pasar Komodo Bonds seiring dengan semakin dipercayanya Komodo Bonds sebagai sumber pendanaan terpercaya untuk mendukung pembangunan infrastruktur Indonesia,” katanya dalam rilis.
Menteri Sri Mulyani mengatakan Kementerian Keuangan telah berupaya untuk menciptakan ekosistem yang kondusif untuk pembangunan infrastruktur. Demi meningkatkan pertumbuhan yang inklusif dibutuhkan pembangunan infrastruktur. “Fundamental makroekonomi yang kuat digabungkan dengan penggunaan anggaran yang kredibel dan bertanggungjawab yang telah kami perjuangkan telah mendapatkan pengakuan dari masyarakat dunia,” imbuh Sri.
Tahun lalu S&P dan Fitch menaikkan rating Indonesia. “Ini merupakan pertama kalinya ketiga lembaga pemeringkat tersebut memberikan peringkat investment grade ke Indonesia. Peringkat tersebut tentu membantu menurunkan biaya pinjaman dan memberi kepercayaan pada investor untuk berinvestasi di Indonesia. Meski demikian kami selalu mendorong pembiayaan inovatif dan kreatif, dan salah satunya adalah Komodo bonds,” ungkapnya.
Dirut Wika Bintang menyampaikan, pihaknya sangat bangga menjadi salah satu pemain di pasar utang global dengan nilai tukar lokal. “Komodo bonds WIKA yang telah mengalami dua kali oversubscribed menunjukkan dukungan kuat dari investor global dan kepercayaan kepada WIKA serta masa depan infrastruktur Indonesia. Komodo bonds merupakan instrumen yang tepat bagi kami untuk menyelaraskan periode pembangunan dengan periode pembiayaan sehingga kinerja WIKA semakin lebih baik. Kami berharap untuk menjadi pemain kunci di pasar Komodo bonds dan membuktikan kepada investor kami bahwa mereka berinvestasi di perusahaan dan mitra yang
tepat; Wijaya Karya,” jelasnya.
Mark Field mengatakan ““Peluncuran Komodo bonds kedua yang sangat cepat sejak Komodo bonds pertama ini menunjukkan ketertarikan yang luar biasa dan potensi besar pada pasar ini. Hal ini menunjukkan contoh dari kepemimpinan global Inggris dalam pelayanan keuangan, serta hubungan baik antara Indonesia dengan Inggris,” ujarnya.
Sementara Nikhil Rathi menyampaikan, sebagai pasar global, London Stock Exchange berkomitmen untuk mendukung pertumbuhan Indonesia melalui peningkatan modal dalam Rupiah. “Sebagai awal 2018 yang baik dengan penerbitan Komodo Bonds, kami berharap dapat melanjutkan kemitraan jangka panjang kami dengan Komodo Bonds serta memanfaatkan keahlian kami dalam pembiayaan berkelanjutan dan pembiayaan syariah untuk membantu Indonesia mencapai tujuannya dalam hal pertumbuhan dan infrastrukturnya,” tuturnya.
Pencatatan obligasi Komodo Bonds WIKA merupakan obligasi aktif ke-19 dalam mata uang Rupiah yang terdaftar di LSE yang membuat jumlah total outstanding menjadi sekitar US$2,7 miliar. Emiten lain termasuk emiten supranasional dan bank investasi besar seperti Inter-American Development Bank, European Bank for Reconstruction & Development, Barclays dan HSBC telah mengumpulkan lebih dari US$2 miliar untuk membiayai operasi di Indonesia.
Pencatatan obligasi Wijaya Karya merupakan rangkaian panjang dalam penerbitan obligasi global bond pertama oleh emiten Asia di London Stock Exchange. Pada Desember 2017, PT Jasa Marga (Persero) Tbk mencatatkan Komodo bonds pertama di dunia di London Stock Exhange International Securities Market, dengan catatan transaksi mencapai Rp4 triliun (setara US$ 295,7 juta). (lin)