Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Bintang Puspayoga mengajak generasi muda untuk mengenal lebih jauh dan meneladani sosok pahlawan nasional perempuan Roehana Koeddoes, asal Sumatera Barat (Sumbar) yang tampil sebagai google doodle.
semarak.co-Menteri Bintang menyampaikan semangat perempuan untuk berjuang bagi kesejahteraan kaum perempuan telah digelorakan sejak dahulu. Beberapa perempuan bahkan menempuh perjuangan tidak hanya lewat perjuangan fisik, tetapi juga lewat pemikirannya.
“Sebagai pejuang hak-hak perempuan, Ibu Roehana Koeddoes adalah teladan dan inspirasi bagi generasi penerus bangsa, utamanya kaum perempuan,” ungkap Menteri PPPA Bintang seperti dirilis humas Kementerian PPPA melalui pesan elektronik redaksi semarak.co, Rabu (10/11/20212).
Hal itu, nilai Menteri PPPA Bintang, membuktikan kalau perempuan sudah lama ikut bersama-sama dalam memikirkan kesejahteraan kaumnya dan bangsa ini. Roehana Koedoes adalah pahlawan nasional perempuan pertama berlatar belakang jurnalis di Indonesia.
Pada hari Pahlawan Nasional, sosok perempuan tangguh yang satu ini tentu layak dikenal lebih jauh lagi, khususnya terkait perannya yang luar biasa bagi kemajuan kaum perempuan Indonesia. Roehana Koeddoes lahir di Minangkabau, Sumbar, 20 Desember 1884. Roehana adalah kakak dari tokoh perjuangan, Soetan Sjahrir serta mamak tuo dari penyair Chairil Anwar.
Roehana Koeddoes dalam profesinya sebagai jurnalis perempuan pertama di Indonesia dikenal pemberani karena tulisan-tulisannya yang menyemangati gerilya para pejuang melawan penjajahan Belanda. Walaupun Roehana tidak mendapatkan pendidikan formal, tetapi sejak muda sudah terbiasa baca tulis bahkan fasih berbahasa Belanda.
Roehana bahkan mendirikan sekolah Kerajinan Amai Setia (KAS) di Koto Gadang, Sumbar. Perjuangan Roehana tidak hanya di dunia jurnalistik, ia juga memberikan perhatian untuk perempuan agar bisa belajar baca tulis, budi pekerti, keuangan, bahasa Belanda dan agama.
Perjuangannya di dunia jurnalistik tidak terhentikan. Dirangkum dari berbagai sumber, disebutkan kalau Roehana merupakan pelopor surat kabar Putri Hindia pada 1908. Tidak lama kemudian, pada 10 Juli 1912, Roehana mendirikan surat kabar Soenting Melayoe di daerahnya.
Pembuatan surat kabar tersebut karena keinginannya agar perjuangannya dalam memajukan kaum perempuan di daerahnya dapat dikenal dan diketahui banyak orang. Hebatnya lagi surat kabar Soenting Melayoe ini merupakan surat kabar pertama.
Dimana semua yang bekerja berasal dari kaum perempuan mulai dari pemimpin redaksi, redaktur bahkan penulisnya. Karena itu, Soenting Melayoe ditengarai sebagai surat kabar perempuan pertama di Indonesia. Motto dari surat kabar Soenting Melayoe adalah Dari, Oleh dan Untuk Perempuan.
Hal itu dengan harapan agar makin banyak perempuan yang ikut berjuang memajukan keseteraan antara perempuan dan laki-laki. Khususnya dalam bidang pendidikan dan pekerjaan. Meninggal dunia pada 17 Agustus 1972, Roehana meninggalkan semangat membara untuk kemajuan kaum perempuan.
Pada 8 November 2019, Roehana mendapatkan penghargaan dari Pemerintah Indonesia lewat gelar Pahlawan Nasional. Penganugerahan dilakukan langsung Presiden Joko Widodo (Jokowi) disampaikan kepada Gubernur Sumbar dan ahli waris di Istana Negara dengan mengacu Keputusan Nomor 120 TK Tahun 2019 tentang Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional. (smr)