Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno mendukung upaya pemerintah kota Medan dalam pengembangan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.
semarak.co-Salah satunya dengan menyiapkan travel pattern (pola perjalanan) wisatawan dari destinasi super prioritas Danau Toba untuk kemudian singgah di kota Medan dan menikmati keragaman daya tarik, salah satunya kuliner.
“Pemkot Medan rencananya akan membenahi kawasan kota tua itu dengan branding The Kitchen of Asia yang menghadirkan kuliner khas Medan dan Asia sebagai daya tarik utama,” ujar Menparekraf Sandi Uno dalam kunjungan kerja ke Sumatera Utara di kawasan heritage Kesawan kota Medan, Sumut Sabtu (27/3/2021).
Magnet kota Medan adalah pengalaman kuliner, lanjut Sandi Uno, dan kita perlu lengkapi dengan cerita-cerita sejarah atau story telling yang baik. Story telling dikatakan Menparekraf Sandiaga akan menambah nilai juga daya tarik yang akan memberikan pengalaman lebih berkualitas bagi wisatawan.
Ia mencontohkan cerita tentang rumah milik saudagar kenamaan Tjong A Fie. “Seperti di Tjong A Fie ini, bagaimana ada seseorang pemimpin dan saudagar kaya keturunan etnis Tionghoa yang 100 tahun lalu meninggal namun memberi kenangan,” ujarnya,.
Tempat ini, kata dia, memiliki makna dan sejarah besar karena peran beliau dalam menjaga kerukunan etnis dan umat beragama di Medan. Menparekraf menjelaskan, pihaknya tengah membuat travel pattern atau pola perjalanan bagi wisatawan dalam menjelajahi Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) Danau Toba.
Dengan berbagai infrastruktur yang tengah dikebut, wisatawan nantinya juga akan didorong berkunjung ke kota Medan. “Kita sedang buat travel pattern bagaimana wisatawan ke Destinasi Super Prioritas Danau Toba bisa singgah di kota Medan lantaran magnet sejarah dan wisata kuliner. Saya harap pariwisata bisa membangkitkan perekonomian dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat dan disiplin,” katanya.
“Terakhir harapan kami, bahwa dalam penataan “The Kitchen of Asia” ini, harus dapat diperkuat dengan adaptasi teknologi dan keberagamaan produk-produk ekonomi kreatif,” ujarnya.
Sementara itu, Wali Kota Medan Bobby Afif Nasution menyadari jika Medan tidak memiliki kekayaan alam yang cukup untuk dikembangkan sebagai potensi di sektor pariwisata. Namun kuliner dapat menjadi satu kekuatan besar dalam menarik minat wisatawan.
“Kuliner ini menjadi jawaban dari semua permasalahan di kota Medan. Kita tahu Kota Medan mungkin tidak punya potensi alam yang cukup baik, untuk itu harus kita ciptakan dan kolaborasikan dengan para stakeholder,” ujarnya.
Terkait kawasan Kesawan yang akan disulap menjadi The Kitchen of Asia, Bobby Nasution menjelaskan Kesawan sendiri merupakan salah satu kawasan kota tua di Medan.
Banyak warisan cagar budaya dengan arsitektur indah masih berdiri. Pembenahannya dipadu dengan branding kuliner Medan yang sudah terkenal, bukan hanya kuliner asli Sumatera Utara dan Indonesia, juga Asia.
“Untuk itu di kawasan Kesawan harus betul-betul dikembangkan, bukan diubah. Kita kembalikan ke belakang yang artinya kita kembalikan bangunan-bangunan di sini yang memiliki cerita masing-masing sehingga menambah cita rasa sendiri,” ujarnya.
Di bagian lain Menparekraf Sandi Uno berharap Politeknik Pariwisata (Poltekpar) Medan mencetak SDM berkualitas untuk mengembangkan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di Sumut.
Menparekraf Sandi Uno saat meresmikan Gedung Kuliah Terpadu Kampus Poltekpar Medan, Sabtu (27/3/2021), menjelaskan bahwa dengan bertambahnya satu gedung baru di Poltekpar bisa meningkatkan dan membenahi SDM pariwisata.
Sebagai upaya mendukung peningkatan SDM bagi Danau Toba yang ditetapkan sebagai salah satu dari 5 Destinasi Super Prioritas (DSP). “Hari ini kita memulai satu langkah untuk membenahi dan meningkatkan SDM sektor parekraf,” ujarnya.
Dengan adanya salah satu DSP di Sumatera Utara, lanjut dia, Medan diharapkan menjadi lokomotif penciptaan SDM yang berkualitas dan di sinilah saatnya kita menebar satu semangat untuk membangkitan sektor parekraf dan membuka lapangan pekerjaan yang seluasnya.
Pihaknya, kata dia, ingin mendorong pariwisata inklusif yang berkeadilan, berkelanjutan, dan berkualitas, dengan salah satu programnya Desa Wisata. “Kita harapkan Poltekpar Medan bisa beradaptasi memberikan pendekatan, bahwa pariwisata kedepan sehat dengan sertifikasi CHSE, serta SDM lulusan Poltekpar bisa ikut serta untuk membangun desa wisata,” katanya.
Sementara itu, Anggota Komisi X DPR RI Sofyan Tan menambahkan jika Sumatera Utara harus berbangga karena salah satu destinasinya ditetapkan menjadi destinasi super prioritas. Selain diberikan alam yang cantik untuk dijaga kelestariannya, peningkatan kapasitas SDM juga harus berjalan beriringan.
“Kami berharap Poltekpar yang ada di Medan bisa menjadi hebat seperti di Bali dan Bandung yang sudah lebih dulu menciptakan SDM pariwisata andal. Kita tidak mau saat Danau Toba semakin populer tetapi SDM-nya berasal dari daerah lain. Kita tidak mau orang Sumut menjadi penonton di daerahnya sendiri,” katanya.
Gedung Kuliah Terpadu Poltekpar Medan merupakan gedung ke-12 yang dibangun untuk mendukung kegiatan pembelajaran. Gedung ini mampu menampung kapasitas 1200 orang.
Gedung ini terdiri dari 7 lantai yang diperuntukkan untuk ruang perkantoran pelayanan akademik, ruang belajar mahasiswa berkapasitas 30 mahasiswa per ruangan, serta ada aula teater untuk 200 mahasiswa. Dengan adanya gedung ini Poltekpar Medan ditargetkan mampu menambah 20 persen mahasiswa dari penerimaan saat ini.
Setelah meresmikan Gedung Kuliah Terpadu Poltekpar Medan, Menparekraf mengikuti acara Kombur Sore Bareng Bang Sandi Dengan Para UMKM Binaan Gojek – Poltekpar Medan. Serta menyaksikan penandatangan MoU antara Poltekpar Medan dan Gojek.
Direktur Poltekpar Medan Anwari Masatip menjelaskan kerja sama Poltekpar Medan dan Gojek memberikan penguatan yang baik untuk mendukung keberadaan dan eksistensi UMKM khususnya bidang kepariwisataan.
“Melalui Kombur Bareng Bang Sandi dengan para UMKM binaan Gojek dan Poltekpar Medan diharapkan dapat memberikan penguatan wawasan kepada pelaku UMKM di Kota Medan,” ujarnya. (smr)