Catatan Akhir Tahun PWI Pusat, Ketum Beberkan Kekerasan Fisik dan Digital Hingga Pilkada 2020

Ketua umum PWI Pusat Atal S Depari. foto: jakartanews.id

Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat mengeluarkan catatan akhir tahun sebagai bentuk refleksi untuk menyongsong masa depan yang lebih baik. PWI menyoroti beberapa hal yang terjadi selama 2020 seperti merebaknya Covid-19 yang berimbas pada perusahaan pers dan para wartawan di Indonesia.

semarak.co-Pelaksanaan Pilkada serentak 2020, kekerasan fisik kepada wartawan yang masih terjadi seperti pemukulan, pengeroyokan, dan perampasan alat kerja maupun penghapusan paksa hasil liputan yang dilakukan aparat penegak hokum juga peserta demo.

Bacaan Lainnya

Dalam keterangan tertulisnya yang di tanda tangani Ketua Umum (Ketum) Atal S Depari dan Sekjen Mirza Zulhadi, PWI mengungkap terjadinya kekerasan baru pada era digital saat ini terhadap wartawan seperti doxing, yakni membuka data pribadi wartawan dan keluarganya di media sosial.

PWI pun, lanjut Atal, terus mengimbau pelaku yang merasa terganggu dengan karya jurnalistik, seharusnya menggunakan hak jawab sebagaimana diatur dalam UU No 40 tahun 1999 tentang Pers. Selain itu PWI menyesalkan terjadinya peretasan situs.

“Mereka yang tidak senang atas pemberitaan menggunakan hacker untuk membobol pertahanan website sebuah media atau meretas data pribadi wartawan,” ujar Atal dalam rilis yang dikutip jakartanews.id (Desember 28,2020).

PWI berharap aparat hukum, lanjut Atal, mengusut tuntas kasus tersebut agar tidak terulang lagi. PWI mengucapkan terima kasih kepada para pihak yang tetap menjaga kemerdekaan pers dengan berpedoman kepada UU No 40 Tahun 1999 tentang Pers

“Dan peraturan perundang-udangan tentang pers lainnya, dalam menyelesaikan persoalan terkait kasus-kasus pers. Selain itu melalui Masyarakat Pemantau Pemilu (Mappilu) PWI yang melakukan survei kepada wartawan di 34provinsi di Indonesia,” terang dia.

Dimana hasil kesimpulannya bahwa sebagian besar wartawan mendukung Pilkada serentak 2020, tetap berlangsung 9 Desember namun dengan sejumlah catatan, terutama terkait penegakan protokol kesehatan. Secara umum pelaksanaan pilkada juga dinilai berjalan dengan baik.

“PWI mengucapkan terima kasih kepada wartawan, perusahaan pers, dan semua komponen bangsa lainnya yang telah mengawal proses demokrasi Pilkada sehingga secara umum bisa berlangsung lancar, demokratis, sehat, dan berbudaya,” ujarnya.

Media yang secara terus menerus mengingatkan para pihak untuk patuh terhadap protokol kesehatan, gerakan 3M, telah berdampak positif terhadap penyelenggaraan pilkada sehingga tidak menjadi klaster baru penyebaran Covid-19.

PWI juga mengucapkan terima kasih kepada perusahaan pers yang tetap mempekerjakan wartawan meski dalam kondisi sulit. Kepada para wartawan, PWI berharap agar terus meningkatkan profesionalisme dan patuh menjalankan UU, Kode Etik Jurnalistik, dan Kode Perilaku Wartawan.

Terakhir, dalam catatan akhir tahunnya, PWI menyerukan kepada semua pihak untuk terus berupaya menjaga keberlangsungan kehidupan pers yang merupakan pilar demokrasi.

Keberadaan pers sebagai fourth estate, kekuatan keempat, pada era demokrasi ini sangat penting untuk mewujudkan pemerintahan yang akuntabel, bersih, transparan, dan terhindar dari praktik kolusi, korupsi, dan nepotisme (KKN).

Menyelamatkan kehidupan pers berarti ikut menyelamatkan kehidupan demokrasi di Indonesia demi masa depan kehidupan bangsa yang lebih baik dan demi kesejahteraan rakyat Indonesia. (net/smr)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *