Melalui Kantor BNI Cabang Luar Negeri, Bisnis Internasional Semakin Tangguh

Semua direktur Bank BNI melakukan seremoni usai memberikan paparan kinerja perseroan 2019. Foto: humas BNI

Kinerja kredit PT Bank Negara Indonesia (BNI) tahun 2019 tidak lepas dari ketangguhan bisnis internasional yang dijalankan kantor-kantor BNI cabang luar negeri. Bisnis internasional BNI menyumbangkan penyaluran kredit yang tumbuh menjadi Rp41,65 triliun, plus setoran FBI yang menyumbangkan 27,4% dari total noninterest income BNI.

semarak.co -Direktur BNI Ario Bimo mengatakan, bisnis penyaluran kredit atau pelayanan digital yang membuahkan Fee Based Income (FBI) yang dihimpun kantor-kantor BNI cabang luar negeri, sama-sama memberikan kontribusi signifikan terhadap bisnis BNI secara keseluruhan.

“Bisnis internasional Bank BNI semakin dapat diandalkan dan menjadi unsur pembeda utama antara BNI dengan bank-bank yang berbasis pada pembiayaan korporat lain di Indonesia,” ujar Ario dalam paparan kinerja perusahaan di gedung BNI Pusat, kawasan Jenderal Soedirman, Jakarta Selatan, Rabu (21/1/2020).

BNI tidak hanya merupakan bank korporat yang melayani nasabah lokal, lanjut Ario, melainkan juga nasabah lokal yang beranjak menjadi pebisnis global. Dari seluruh nasabah korporat BNI, sebanyak 15 – 25% di antaranya para pebisnis global.

Untuk itu, kata dia, keberadaan kantor BNI Cabang luar negeri diperlukan untuk memenuhi kebutuhan transaksi para nasabah BNI yang bermain global. Dengan demikian keberadaan kantor BNI cabang luar negeri adalah To Follow the customer and follow the trade.

“Keberadaan kantor cabang luar negeri juga memberikan dampak positif bagi Indonesia dalam rangka memfasilitasi perolehan devisa. Kantor-kantor BNI cabang luar negeri tersebut telah mencatatkan profit, sehingga terdapat sumber devisa baru untuk Indonesia yaitu pajak,” terangnya.

Kapabilitas kantor BNI cabang luar negeri juga dapat menyalurkan kredit kepada para eksportir Indonesia, dan dengan cara ini, ada kepastian devisa yang dihasilkan dari perdagangan luar negeri tersebut.

“BNI optimis telah berada pada jalur yang seharusnya dalam pengembangan bisnis internasionalnya. Ini terlihat dari pertumbuhan CAGR aset pada periode 2014 – 2019 yang mencapai 20,6 persen per tahun,” rinci Ario didampingi seluruh direksi.

Pada periode yang sama, lanjut dia, kredit yang disalurkan pun tumbuh CAGR 30,7 persen per tahun, dan pertumbuhan CAGR FBI sebesar 8,6 persen per tahun. Pada 5 tahun terakhir ini, kantor-kantor BNI cabang luar negeri mencatat pertumbuhan laba sebelum pajak (EBT) sebesar 45,5% per tahun.

Kinerja kantor-kantor BNI cabang luar negeri tahun 2019 menunjukkan perkembangan yang menggembirakan. Kredit yang disalurkan melalui kantor BNI cabang luar negeri tumbuh 9,9 persen year on year (yoy) yaitu dari Rp38,59 triliun pada tahun 2018 menjadi Rp42,39 triliun pada akhir tahun 2019.

Terkait dengan funding, kantor-kantor BNI cabang luar negeri kini semakin mandiri karena ketergantungan pendanaan dari kantor pusat semakin menurun. Dimana sebelum tahun 2014, 80 persen sumber pendanaan kantor BNI cabang luar negeri masih berasal dari kantor pusat di Jakarta. Pada tahun 2019, tinggal 40 persen.

Kredit BNI

Wakil Direktur Utama Herry Sidharta mengatakan, di tengah kondisi perekonomian yang menantang, mesin bisnis BNI masih tetap tangguh di sepanjang tahun 2019. Hal tersebut ditunjukkan dengan pertumbuhan kredit sebesar 8,6 persen yoy, yaitu dari Rp512,78 triliun pada akhir 2018 menjadi Rp556,77 triliun pada akhir 2019.

Pertumbuhan kredit BNI tersebut masih berada di atas pertumbuhan kredit industri yaitu sebesar 6,5 persen hingga Oktober 2019. Dengan pertumbuhan kredit tersebut, kata Herry, BNI mencatatkan Pendapatan Bunga Bersih (NII) sebesar Rp36,6 triliun pada akhir tahun 2019 atau tumbuh 3,3 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2018 sebesar Rp35,45 triliun. Pertumbuhan NII tersebut mampu menjaga ROE pada posisi 14 persen di akhir tahun 2019.

“Kredit BNI tersebut tersalurkan ke Segmen Kredit Kecil yang pada Desember 2019 tumbuh 14,2 persen menjadi Rp75,4 triliun dari sebelumnya Rp66,06 triliun pada Desember 2018,” rincinya.

Pertumbuhan yang menonjol terjadi pada penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang meningkat dari Rp16 triliun pada 2018, kutip dia, menjadi Rp17,7 triliun pada akhir tahun 2019.

Penyaluran KUR BNI ini mendapatkan penghargaan sebagai bank penyalur KUR terbaik tahun 2019 dari Kementerian Koordinator Perekonomian. Guna mendukung ekspansi pada kredit kecil, BNI meningkatkan jumlah outlet yang diberikan kewenangan untuk dapat menyalurkan kredit kecil.

Sebelumnya pada 2017, jumlah outlet yang dapat menyalurkan kredit kecil hanya 197 outlet, kini telah mencapai 289 outlet di seluruh Indonesia. BNI juga mencatat penyaluran kredit yang tumbuh ke Segmen Kredit Konsumer, yaitu sebesar 7,7 persen yoy diatas tahun 2018 menjadi Rp85,87 triliun.

“Dimana Kredit Tanpa Agunan masih menjadi kontributor utama terhadap pertumbuhan kredit konsumer BNI, yaitu tumbuh 11,7 persen yoy menjadi Rp 2,7 triliun,” kutipnya.

BNI juga fokus pada penyaluran kredit pemilikan rumah atau BNI Griya karena komposisi kredit ini terhadap total Kredit Konsumer mencapai 51,4 persen atau mencapai Rp 44 triliun.

BNI Griya tumbuh 8,3 persen yoy berkat berbagai perbaikan yang telah dilakukan antara lain ekspansi pada kaum milenial selaras dengan program pemerintah. Kredit BNI juga tersalurkan ke Segmen Kredit Korporasi yang tumbuh 9,8 persen yoy. Kredit korporasi terutama disalurkan ke sektor usaha manufaktur, serta listrik, gas, dan air.

Pinjaman infrastruktur masih menjadi salah satu prioritas dalam menumbuhkan pinjaman segmen bisnis korporasi ini, salah satunya adalah proyek jalan tol. Pembiayaan jalan tol yang dilakukan BNI difokuskan pada ruas-ruas tol dengan tingkat LHR yang tinggi, yaitu terutama ruas-ruas tol di Pulau Jawa. (lin)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *