Penyerapan dana desa diklaim membaik selama empat tahun terakhir dan akhir tahun ini, pemerintah menargetkan penyerapan dana desa di atas 98%. Pada awal pengucuran dana desa tahun 2015, penyerapannya hanya 82% dari alokasi dana Rp 20,67 triliun.
Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Eko Putro Sandjojo mengatakan, setelah Kemendes mengadakan pendamping dana desa bekerja sama dengan beberapa instansi, seperti Kemendagri, Kemenkeu, polisi, kejaksaan BPKP dan BPK, penyerapan dana desa mengalami peningkatan.
Pada 2016, dana yang diserap adalah 97%. Tahun 2017 dana yang diserap 98% dan pada tahun ini, pemerintah menargetkan penyerapan bisa lebih dari 99 persen. Eko pun mengklaim pengucuran dana itu juga telah menurunkan angka kemiskinan desa, stunting, dan pengangguran terbuka. Terkait penurunan kemiskinan, ada penurunan pada tahun ini dibanding tahun lalu.
“Pelaksanaan program dana desa bukan tanpa tantangan. Awalnya kepala dan perangkat desa belum punya pengalaman mengelola keuangan negara, belum punya peralatan lengkap untuk mengelola keuangan negara,” kata Eko ketika membuka Sosialisasi Prioritas Penggunaan Dana Desa 2019, serta Evaluasi Kebijakan Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa Provinsi Banten di Lapangan Kecamatan Pagedangan, Kota Tangerang, Minggu 4 November 2018.
Angka kemiskinan secara nasional saat ini, kata Eko, bisa ditekan sebanyak 1,82 juta orang. Angka tersebut lebih banyak disumbangkan oleh desa, yakni sebanyak 1,29 juta orang. Sementara penurunan di kota hanya 580 ribu orang. Untuk stunting, ia mengatakan telah terjadi penurunan dari tahun lalu sebesar 37 persen menjadi 30 persen di tahun ini.
Selain itu, GDP per kapita di desa naik hampir 50 persen dari 573 ribu per bulan per orang pada tahun lalu, menjadi 804 ribu per bulan per orang pada tahun ini. “Dengan hampir tercukupinya infrastruktur dasar di desa, maka prioritas penggunaan dana desa akan lebih diarahkan ke pemberdayaan dan ekonomi desa. Diharapkan ini akan mempersiapkan desa menjadi lebih mandiri,” tuturnya.
Presiden Joko Widodo mengatakan, sejak dana desa dikucurkan, jalan desa yang telah terbangun sepanjang 95 ribu kilometer, kemudian ada 914 jembatan yang dibangun, lalu 22 ribu pembangunan akses air dan PAUD sebanyak 14 ribu unit.
Dia menyebut pembangunan infrastruktur di desa melalui dana desa itu tidak lepas dari peran pendamping desa. Ia kemudian menekankan supaya desa jeli memanfaatkan potensi pasar. Hal itu bertujuan agar warga desa bisa produktif dan hasil produksinya terserap di pasar. “Mari kita bersama-sama pendamping desa supaya dana desa ini tepat sasaran,” tutur Jokowi.
Tujuan pengucuran dana desa, tambah Jokowi, kini tidak hanya sebatas infrastruktur, tapi akan digeser ke pemberdayaan ekonomi desa dan inovasi desa. “Ini yang namanya dana desa negara lain mulai tiru kita. World Bank katakan banyak negara tiru dana desa. Banyak sekali ingin lihat cara transfer penggunaannya seperti apa,” katanya. (lin)