Terkait Kasus Ijazah Palsu, Awalnya Jokowi Bercanda dengan Mahfud MD Soal IPK tak Sampai 2 tapi Kok Bisa Lulus dari UGM

Prof Mahfud MD (kiri) dan Joko Widodo (Jokowi) semasa masih Menko Polhukam dan Presiden. Foto: internet

Prokontra soal keaslian ijazah mantan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) masih berlangsung. Tidak hanya Jokowi dilaporkan soal dugaan ijazah palsu. Tapi Jokowi juga balas balik melapor sejumlah tokoh ke Polri.

Semarak.co-Diketahui sebenarnya heboh kasus ijazah Jokowi bermula dari candaannya bersama Mahfud MD yang ketika itu menjabat Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam).

Bacaan Lainnya

Saat itu, tahun 2023, Jokowi dan Mahfud bercerita tentang raihan indeks prestasi kumulatif (IPK) masing-masing saat lulus dari kuliah. Cerita pun diungkap Pakar telematika Roy Suryo. Roy yang dilaporkan Jokowi ke polisi, kini blak-blakan mengungkap tentang pemicu dilaporkan Jokowi soal dugaan ijazah palsu.

Roy menuturkan awal mula pelaporan itu ketika Jokowi tengah bercanda dengan Mahfud MD dalam suatu acara pada tahun 2013. Adapun candaan Jokowi tentang dirinya bisa lulus dari Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM) dengan indeks prestasi kumulatif (IPK) di bawah 2,0.

Roy menganggap candaan Jokowi itu perlu diselidiki karena dirasa janggal karena mahasiswa dengan IPK 2,0 bisa lulus dari UGM. Yang memicu kasus ijazah sebenarnya Pak Jokowi sendiri ketika tahun 2013, dia bercanda dengan Prof. Mahfud MD tentang IP atau Indeks Prestasi.

“Singkat kata, waktu itu Pak Mahfud cerita IP-nya 3,8, Pak Jokowi cerita di bawah 2. Nah, publik lalu bertanya, kok IP di bawah 2 bisa lulus dari UGM. Padahal lulusnya lima tahun,” kata Roy dikutip dari YouTube Cumi-cumi, Minggu (18/5/2025).

Setelah pernyataannya, Roy mengatakan beberapa pihak seperti pegiat media sosial Tifauzia Tyassuma atau dokter Tifa, lalu melakukan penelusuran tentang kelulusan Jokowi dari UGM.

Bahkan hal sampai berujung gugatan hukum oleh seseorang bernama Bambang Tri Mulyono dan Sugi Nur Raharja, tahun 2022 dan 2023. Namun, mereka justru berujung dibui karena dianggap melakukan ujaran kebencian.

Roy Suryo mengatakan setelah gugatan tersebut, Dekan Fakultas Kehutanan UGM Sigit Sunarta merilis fotokopi ijazah Jokowi. Hanya saja, hal tersebut justru semakin membuat publik bertanya-tanya tentang keabsahan ijazah dan lulusnya Jokowi dari UGM.

“Inilah yang malah memacu penelusuran ijazah Jokowi. Ketika, kemudian orang baru melihat penampilan ijazah fotokopi itu kemudian banyak analisis soal itu dan hingga soal skripsi,” katanya dilansir bangkapos.com – Senin, 19 Mei 2025 12:03 WIB.

Puncaknya adalah ketika ahli forensik digital sekaligus mantan dosen Universitas Mataram, Rismon Hasiholan Sianipar, datang ke UGM dan meneliti skripsi Jokowi. Dari penelitiannya itu, kata Roy, Rismon menemukan berbagai kejanggalan tentang skripsi Jokowi.

“Bahkan Rismon berani mengeklaim bahwa skripsi Jokowi palsu. Rismon datang ke UGM lalu melakukan penelitian terhadap skripsinya Jokowi karena yang bisa dilihat skripsinya bukan ijazahnya,” imbuh Roy.

Dan dia mengatakan banyak kejanggalan di skripsinya dan dia mengatakan bahwa skripsinya palsu. Seperti Rismon, Roy dan beberapa pihak lantas juga mendatangi UGM untuk melihat skripsi Jokowi. Ternyata, temuan Roy serupa dengan Rismon, yaitu skripsi Jokowi memiliki banyak kejanggalan. Banyak sekali kesalahan di situ (skripsi Jokowi).

Termasuk nggak ada lembar pengujian, lembar pengesahan, tanda tangan dosen pembimbingnya juga diragukan. Bahkan diragukan langsung oleh putrinya sendiri bahwa tanda tangan Profesor Achmad Soemitro yang ada di situ bukan tanda tangan almarhum ayahnya karena ejaannya juga salah,” katanya.

Kasus Ijazah Jokowi Belum Naik Penyidikan

Polda Metro Jaya masih belum menaikkan status perkara tudingan ijazah palsu Jokowi ke tahap penyidikan. Kasubbid Penmas Polda Metro Jaya AKBP Reonald Simanjuntak mengatakan penyelidik telah mengambil keterangan saksi untuk mengumpulkan dan memastikan peristiwa yang dilaporkan.

Ia menyampaikan sudah ada 24 saksi yang diperiksa sejauh ini. “Kita lihat nanti apakah masih perlu klarifikasi orang-orang atau cukup dengan yang sudah memberikan keterangan klarifikasi bisa langsung dinaikkan ke tahap penyidikan,” katanya, dikutip Sabtu (17/5/2025).

Sementara, Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Ade Ary Syam Indradi, menuturkan peluang pelapor diperiksa kembali sangat dimungkinkan. Menurutnya, pemanggilan pelapor sesuai dengan pertimbangan dari penyelidik. Penyelidik yang akan mempertimbangkan berdasarkan fakta-fakta yang dikumpulkan.

Kepolisian memastikan laporan dugaan pencemaran nama baik yang dilaporkan Joko Widodo masih dalam tahap penyelidikan. Sejumlah fakta-fakta terus dikumpulkan sebelum nantinya dilakukan gelar perkara.

“Jadi tahapan penyelidikan itu diperiksa klarifikasi. Nanti ditentukan hasil gelar perkara berdasarkan alat bukti dan barang bukti apakah ada atau tidaknya dugaan tindak pidana,” ujarnya.

Apabila ditemukan dugaan tindak pidana seperti yang dilaporkan oleh pelapor, akan ditingkatkan statusnya menjadi penyidikan. “Setelah penyidikan, pelapor diperiksa lagi, di-BAP namanya, diambil keterangan berita acara pemeriksaan sebagai saksi dalam tahap penyidikan. Diulangi lagi nanti, semua saksi diperiksa lagi,” ujar Ade Ary.

Teman Kuliah Siap Bersaksi untuk Jokowi

Di tengah sorotan publik soal prokontra keaslian ijazah Jokowi muncul sosok yang mengaku teman kuliah sang mantan presiden RI. Dia adalah Andi Pramaria, mantan Kepala Dinas Kehutanan dan Perdagangan Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).

Andi Pramaria mengaku dirinya dan Jokowi teman satu angkatan saat kuliah dan wisuda bareng di Fakultas Kehutanan UGM. Andi pun mengungkap kesiapannya untuk bersaksi sebagai teman seangkatan Jokowi semasa kuliah di Fakultas Kehutanan UGM.

Andi mengaku, ia adalah salah satu teman kuliah Jokowi sejak awal hingga diwisuda di UGM. Terkait polemik ijazah Jokowi ini, Andi menyatakan dirinya bisa memberikan kesaksian soal masa kuliah Jokowi di UGM. Namun soal ijazah Jokowi ia tidak bisa memastikan keasliannya.

Karena yang ia tahu selama ini adalah Jokowi adalah benar-benar mahasiswa UGM, sama seperti dirinya. “Saya kalau misalnya diminta, hanya bisa meluruskan ya dari sejarah. Apakah beliau ijazahnya asli atau tidak, saya enggak ngerti. Karena ijazahnya yang mana saya enggak ngerti, kan,” tuturnya.

“Tetapi kalau dibilang, ‘Bener enggak Pak Jokowi kuliah di UGM?’ Betul, wisuda juga iya (di UGM) karena itu memang bareng sama saya,” jelas Andi saat ditemui di rumahnya di Jalan Panji Wangko, Panji Tilar, Kekalik, Kota Mataram, Sabtu (17/5/2025), dilansir Kompas.com.

Andi mengatakan, ijazah Jokowi baru dapat dikatakan asli apabila sama seperti miliknya. Andi mengatakan, jika dilihat dari nilai sejarah dan historis, ia percaya bahwa ijazah Jokowi adalah asli, asalkan sama dengan miliknya.

Andi juga menunjukkan ijazahnya yang dicetak dengan jenis huruf Times New Roman, seperti yang dipermasalahkan Roy Suryo dan pihak lainnya yang menuding ijazah Jokowi palsu. Sebagai mahasiswa pada saat itu, mereka hanya menerima ijazah tanpa bisa protes mengenai jenis huruf yang digunakan.

“Percetakan yang digunakan kampus atau ijazah dicetak rata-rata di Percetakan Perdana. Kami berdua masuk kuliah tahun 1980 dan wisuda di Fakultas Kehutanan UGM secara bersamaan, 19 November 1985. Saya betul-betul menyaksikan dan berbarengan dengan Pak Jokowi pada waktu kuliah sampai lulus. Wisuda juga bareng,” katanya.

Andi menunjukkan sejumlah foto-foto kuliahnya bersama Jokowi, termasuk foto wisuda yang beredar di media sosial. “Saya tidak ada albumnya, ini memang disebarkan di grup WhatsApp alumni angkatan kami. Kalau di foto yang beredar, Pak Jokowi nomor dua dari kanan, saya nomor dua dari kiri,” katanya.

Ia lantas menyinggung ribut-ribut soal siapa pembimbing skripsi Jokowi. Andi mengatakan, pembimbing skripsi Jokowi saat itu adalah Prof Achmad Sumitro, Guru Besar Emeritus Fakultas Kehutanan UGM.

Sementara Ir Kasmudjo yang selama ini dikira membimbing skripsi Jokowi hanyalah pembimbing akademik dan berstatus sebagai asisten dosen. “Pak Kasmojo adalah dosen pembimbing kartu rencana studi atau KRS dan hanya sebagai asisten dosen. Pembimbing skripsi Jokowi Prof Sumitro,” ujar Andi.

Terakhir, Andi menegaskan bahwa ia bukan bermaksud membela Jokowi, tetapi ingin menginformasikan bahwa ia adalah rekan kuliah Jokowi dan tidak dapat memastikan keaslian ijazah yang dimiliki Jokowi saat ini. (net/bnk/smr)

Pos terkait