Telkom Rogoh Kocek US$250 Juta Luncurkan Satelit 3S

Direktur Network and IT Solution Telkom Abdus Somad Arief mengatakan, satelit tersebut untuk menambah kapasitas. Dari dua satelit yang ada Telkom masih kekurangan slot yang sampai saat ini kekurangan tersebut ditutup dengan menyewa transponder ke pihak asing. Telkom menggunakan 300 transponder dan hanya 140 transponder milik Telkom dan sisanya sewa dengan asing.

“Sebagai satelit ke 3 yang beroperasi. Fungsi sama. Hanya menambah kapasitas. Sebelumnya 2 satelit penuh semua makanya kita sampai sewa. Nah dengan peluncuran satelit ini, kita kedepannya bisa bikin dan luncurkan satelit,” kata dia di Cibinong, Senin (30/1).

Telkom 3S adalah satelit komunikasi geostasioner milik Telkom. Satelit ini ditempatkan pada posisi di atas equator dan bergerak mengelilingi bumi dengan lintasan berbentuk lingkaran yang memiliki sumbu rotasi sama dengan bumi.

Direksi yang akrab di sapa Asa ini mengungkapkan, satelit 3S akan meluncur pada 15 Februari 2017 dini hari. “Setiap pengadaan teknologi melalui seleksi. Ujung benefit, terpilih pembuat satelit di Perancis dan peluncur di AS. Kita kontrak perusahaan tersebut sampai satelit di orbit, peluncur secara prinsiple dia. Ada kriteria, perusahaan pembuat dan peluncur yaitu sukses rate,” katanya.

Menurut hemat dia, manfaat satelit untuk menjangkau sistem komunikasi terestrial dua pertiga dari wilayah Indonesia.Teknologi satelit dan terestrial merupakan jaringan yang saling melengkapi. Satelit untuk memenuhi kebutuhan infrastruktur di daerah yang belum terjangkau oleh jaringan terestrial, sehingga mampu meniadakan kesenjangan akses informasi.

Adapun pemenang tender pembuatan satelit 3S, lanjut dia adalah perusahaan Perancis yang bernama Thales Alenia Space. Kapasitas 42 transponder yang terdiri dari 24 transponder C-band, 8 transponder extended C-band dan 10 transponder Ku-band. “Sedangkan perusahaan yang akan mendapatkan jatah meluncurkan berasal dari AS yang bernama Arianespace Europe. Slot orbit 118 derajat bujur Timur atau di atas Pulau Kalimantan. Masa aktif satelit 15 tahun kedepan,” jelas dia. (wiy/lin)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *