Beberapa proyek yang berhasil diraih oleh Perseroan antara lain: Paket rekonstruksi/peningkatan struktur Jalan Karangnongko- Wangon senilai sekitar Rp1,19 triliun, Jalan Tol Cisumdawu senilai sekitar Rp1,5 triliun dan Bangkanai GT/GE Power Plant Stage 2 140 MW di Kalimantan Tengah senilai sekitar Rp1,7 triliun. Pencapaian ini masih belum termasuk kontrak baru yang diraih oleh entitas-entitas anak Perseroan.
Selama 2016, Perseroan berhasil mencatatkan perolehan kontrak baru senilai Rp. 32,6 triliun. Dengan demikian, total order book sampai dengan akhir tahun 2016 mencapai Rp. 71,5 triliun, termasuk carry over 2015 sebesar Rp39 triliun. Pencapaian kontrak baru Perseroan tahun 2016 berhasil melampaui target kontrak baru yang ditetapkan Perseroan, yaitu sebesar Rp31 triliun.
Di tahun 2017, Perseroan menargetkan pertumbuhan kontrak baru sekitar 25% dari tahun lalu, yaitu sebesar Rp. 40 triliun,” ujar Tumiyana, Direktur Utama Perseroan di Jakarta. Perseroan optimis dapat merealisasikan target kontrak baru tersebut karena gencarnya proyek-proyek infrastruktur yang tengah digalakkan oleh Pemerintah.
Pencapaian kinerja 2016 yang solid, PTPP optimis kinerja 2017 tumbuh signifikan
Selain pencapaian kontrak baru Januari 2017, Perseroan mengumumkan kinerja unaudited untuk tahun 2016. PTPP berhasil mencatatkan laba bersih unaudited di tahun 2016 sebesar sekitar Rp1,15 triliun atau meningkat sekitar 36% dibandingkan laba bersih di tahun 2015 sebesar sekitar Rp. 845,6 miliar.
“Kenaikan laba bersih tahun 2016 ini membuktikan bahwa Perseroan konsisten untuk terus berupaya meningkatkan laba bersihnya secara terus menerus sejak tahun 2012 di mana rata-rata pertumbuhan laba bersih Perseroan selalu tumbuh di atas 30% setiap tahunnya,” ujar Tumiyana, dalam rilisnya, Minggu (29/1).
Perseroan menargetkan pendapatan (revenues) tahun 2017 sebesar sekitar Rp. 25 triliun atau tumbuh sekitar 40-50% dibandingkan pendapatan unaudited tahun 2016 sekitar Rp. 17,6 triliun. Dengan target tersebut, Perseroan sangat optimis laba bersih tahun 2017 dapat tumbuh sekitar 40%-50% dibandingkan dengan perolehan laba bersih unaudited 2016.
Aksi korporasi di 2017 demi kinerja yang lebih solid
Guna meningkatkan kinerja yang lebih solid di 2017, Perseroan akan melakukan berbagai aksi korporasi, antara lain peningkatan modal di beberapa entitas anak melalui right issue dan IPO. Aksi korporasi pertama akan dilaksanakan oleh
PT PP Properti , entitas anak yang bergerak di bidang properti dan developer, di mana PPRO akan melakukan pemecahan nilai nominal saham atau stock split dengan rasio 1 banding 4. Usai melaksanakan stock split, PPRO akan melaksanakan rights issue dengan menerbitkan saham baru sebanyak-banyaknya sekitar 7,7 miliar lembar saham. Untuk melancarkan aksi korporasinya, PPRO telah mengadakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (“RUPSLB”) pada tanggal 27 Januari lalu guna mendapatkan persetujuan dari para Pemegang Saham.
Setelah sukses melaksanakan Initial Public Offering (“IPO”) PPRO pada tahun 2015 lalu, Perseroan berencana untuk melaksanakan IPO untuk 3 (tiga) entitas anak pada tahun 2017, yaitu PT PP Peralatan, PT PP Pracetak dan PT PP Energi. Entitas anak Perseroan yang pertama kali ditargetkan untuk melaksanakan penawaran umum perdana saham atau IPO di tahun 2017 adalah PT PP Peralatan (“PP Alat”).
Saat ini, PP Alat tengah melakukan berbagai persiapan untuk menjalankan aksi korporasinya tersebut, salah satunya adalah melakukan akuisisi beberapa perusahaan besar di industri konstruksi untuk menciptakan nilai tambah yang optimal bagi pemegang saham. PP Alat bertransformasi dari perusahaan penyedia penyewaan alat menjadi perusahaan spesialis pondasi, earth moving dan erector power plant yang berkontribusi pada pembangunan infrastruktur yang bernilai tambah tinggi di Indonesia. (lin)