Menjurut Nurdin, pelantikan ini dianggap menjadi langkah awal era baru kampus mahasiswa. Pertanggungjawaban serta kepercayaan yang diberikan pihak kampus semestinya dimaksimalkan dengan baik. Bagaimanapun nanti program kerja BEM tetap di bawah kendali kampus. Dalam sambutannya, Nurdin menyebut beberapa poin penting. Di antaranya, pengoptimalan Sumber Daya Manusia, kapasitas SDM, serta gambaran sedikit program kerja yang rencana akan dilaksanakan.
“Saya tidak bisa berjalan sendiri. Pengurus yang dilantik bersama harus bahu membahu untuk senantiasa bekerjasama, kompak, solid serta menjadi contoh kepada para mahasiswa yang lainnya,” ujar Nurdin, mahasiswa semester tiga dihadapan Wakil Rektor I Syamsudin Kastoer, Wakil Rektor III sekaligus wakil Kemahasiswaan Hikmah.
Sebagai mahasiswa, lanjut Nurdin, pentingnya perduli terhadap kondisi kampus ke depannya. Selain itu, masalah sumber daya manusia (SDM) harus bisa dioptimalkan sehingga akan lahir orang- orang hebat dari kampus STIPTI. Sedangkan program kerja BEM, rinci Nurdin, salah satunya sosialisasi ke berbagai sekolah SMA, SMK, dan sederajat lainnya. “Besar harapan kami kepada kampus untuk selalu percaya serta mendukung kami yang diberi amanah,” ujarnya.
Wakil Rektor I Syamsudin Kastoer menyampaikan semangat spirit dalam berjuang membugun pendidikan kampus. “Semangat spirit mengalahkan segalanya. Saat ini jarang sekali di kalangan mahasiswa membahas suatu masalah sosial yang ada di masyarakat, membedah suatu buku, berfikir ilmiah, diskusi memecahkan suatu masalah, tapi kebanyakan saat ini mahasiswa hanya membahas Politik, tentu semua itu menjadi pelajaran buat kita ke depannya,” jelas Syamsudin, alumni STI-PTI.
Rektor STI-PTI Ilyas Damar Djati mengapresiasi pengurus BEM yang sudah terbentuk. “Ketua BEM ke depan harus bisa membawa perubahan, harapannya bisa membantu pimpinan untuk kemajuan kampus. Ketika saya mahasiswa dulu, saya salah satu pencetus BEM Nusantara di tahun 2002,” ujar Ilyas dalam sambutannya.
Rektor Termuda kedua, setelah Anies Baswedan di Indonesia Ilyas Indra Damar Jati berpesan pada pengurus BEM untku berpikir, bagaimana membuat program kerja yang kompetitif dengan mempertimbangkan berbagai aspek. “Saya lagi coba buat perpustakaan di setiap lantai. Jadi mahasiswa bisa duduk-duduk sambil baca buku dan minum the,” ujar Ilyas alumni Poltek D3 Univesitas Indonesia.
Menurutnya, pentingnya bahasa Inggris sehingga dirinya siap mendatangkan turis-turis demi mahasiswanya. Di penutup, Ilyas mengajak mahasiswa untuk study banding di Malaysia dengan hanya menyiapkan dana sekurang-kurangnya dua hingga tiga juta. “Makanya saya mengajak mahasiswa jalan- jalan ke Malaysia biar bisa melihat keadaan di sana. Mulailah mengurus paspor dari sekarang, dan menabung paling dua tiga juta untuk pulang pergi,” tutupnya. (zim)