Prabowo Apresiasi Nazar Jalan Kaki Eko Hadi Madiun – Jakarta

Prabowo mengapreasiasi nazar jalan kaki Eko Hadi Madiun Jakarta pada kemenangan Anies Sandi di Pilkada DKI 2017

JK Akui Sarankan Anies Jadi Cagub Pilkada DKI

Ketua Umum (Ketum) DPP Partai Gerindra Prabowo Subianto mengapresiasi perjuangan Eko Hadi yang rela berjalan kaki dari Madiun menuju Jakarta untuk merayakan kemenangan pasangan Anies Baswedan – Sandiaga Uno. Prabowo beserta Wakil Gubernur DKI Jakarta terpilih, Sandiaga Uno menyambut langsung kedatangan warga Madiun tersebut di kawasan Sudirman, Jakarta, tepatnya dalam acara Car Free Day (CFD).

“Pagi hari kita menyambut kedatangan Eko Hadi yang berjalan kaki dari Madiun selama 17 hari. Ini sebagai nazar kalau Anies-Sandi dipilih oleh warga Jakarta,” kata Prabowo di kawasan Sudirman, Jakarta, Minggu (7/5).

Prabowo pun sempat terkenang dengan masa lalunya ketika masih menggeluti dunia militer setelah melihat perjuang‎an Eko Hadi yang berjalan kaki Madiun-Jakarta untuk melunasi nazarnya. “Saya waktu dulu masih muda letnan dua kopasus berjalan 202 kilometer. Menurut saya ini luar biasa. Luar biasa dia. Beliau ini setiap hari jalan kaki 18 jam,” ujar Prabowo ke Eko.

‎Senada dengan Prabowo, Sandiaga pun turut mengapresiasi perjalanan Eko Hadi. Menurutnya, perjalanan Eko selama sekitar dua minggu lebih tersebut untuk merayakan kemenangan masyarakat Jakarta. “Ini didedikasikan untuk seluruh rakyat Indonesia, dan khususnya rakyat Jakarta. Kita habis launching sepatu sekalian kita kasih sepatu buat Pak Eko,” kata Sandi.

Sekadar informasi, Eko Hadi ‎menempuh perjalanan dari Madiun menuju Jakarta sejak Sabtu, 22 April 2017 dini hari dengan berbekal seadanya dan membawa tulisan ‘Jalan Kaki Madiun-Jakarta’ di punggungnya. Perjalanan lintas kota selama 17 hari tersebut untuk memenuhi nazarnya usai Anies Rasyid Baswedan-Sandiaga Salahuddin Uno terpilih menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022.

Eko Hadi Susilo, seorang warga Madiun di Jawa Timur, berjalan dari kampungnya ke Jakarta. Perjalanan sejauh 651 kilometer itu dia lakukan untuk memenuhi nazarnya jika Anies Baswedan dan Sandiaga Uno memenangkan Pilkada DKI Jakarta dan ditetapkan sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur. Pria 49 tahun itu memulai perjalanannya pada Minggu, 23 April 2017.

Ia hanya menenteng tas ransel dan beralaskan sandal untuk berjalan ke Jakarta. Dia tiba di Jakarta pada Minggu pagi, 7 Mei 2017, dan disambut langsung Sandiaga Uno dan Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto. “Ini keinginan saya sendiri. Anies-Sandi, dia sopan, berpendidikan, beragama. Semoga amanat untuk Jakarta lebih baik,” kata Eko dihadapan Sandiaga dan Prabowo.

JK Akui Dorong Anies

Di bagian lain Wakil Presiden Jusuf Kalla menyebut, upayanya mendorong Anies Baswedan maju sebagai calon Gubernur DKI yang diusung koalisi Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) di Pilkada DKI 2017 dilakukan untuk menjamin keamanan negara.
Sebelumnya, informasi tentang peran JK dalam mendorong lawan Gubernur DKI petahana Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) untuk turut memperebutkan kursi DKI 1 periode 2017 – 2022 itu diungkap Ketua MPR Zulkifli Hasan di Gedung MPR, Selasa (2/5).

JK mengatakan, ia berpandangan keamanan negara bisa terjamin jika Jakarta sebagai ibu kota negara dipimpin oleh pasangan kepala daerah moderat. Keputusan untuk men-duetkan Anies dengan seorang pengusaha sukses, yaitu Sandiaga Uno, juga dinilai tepat. Selain menjaga keamanan negara, pasangan itu bisa turut meningkatkan kesejahteraan rakyat dengan memajukan perekonomian Jakarta.

“Saya juga mempunyai pandangan bagaimana negeri ini berjalan baik, aman dan moderat. Maka tentu saya, apalagi tentang Anies, orang yang sangat moderat didampingi pengusaha, orang punya pengalaman, orang dekat Jokowi sebelumnya, karena dia jubirnya selama enam bulan mendampingi (pada masa kampanye Pemilihan Presiden 2013), tidak ada orang paling dekat dengan Pak Jokowi selain Anies selama kampanye, tidak ada orang lain. Karena itu, orang paling tepat waktu itu agar negeri ini aman, maju, serta tidak ada radikal, hanya itu (Anies dan Sandi),” ujar JK di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Kamis (4/5).

Menurut JK, rekomendasinya supaya Anies dimajukan menjadi calon Gubernur DKI disampaikan kepada Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, partai yang merupakan penantang koalisi partai politik pengusung pasangan petahana Ahok-Djarot.

JK merasa keputusan koalisi partai mengusung Anies – Sandi itu berdasarkan sarannya. Saat ini, ketika Anies – Sandi terbukti memperoleh suara terbanyak di Pilkada, tidak ada lagi potensi ancaman terhadap keamanan negara yang sebelumnya ramai diberitakan sepanjang masa kampanye. “Kita bicara dengan pimpinan partai agar semua hasilnya baik, negara aman, maju, dan damai. Coba sekarang? Damai kan?” ujar JK.

JK pun menampik jika pemberian sarannya dinilai sebagai bentuk intervensi negara kepada proses demokrasi di Jakarta. JK berpandangan, ia sekadar memberi saran secara pribadi. Sementara, keputusan pengusungan Anies yang dipasangkan dengan Sandi adalah sepenuhnya kesepakatan koalisi Gerindra – PKS yang memang memiliki hak menentukan pasangan calon yang akan diusung.

“Kalau orang berbicara, memangnya intervensi? Masak saya tidak bisa bicara? Kalau saya bicara sama Anda, intervensi tidak? Tidak kan? Kalau orang berbicara kan boleh saja. Apa salahnya? Semua teman saya,” tutupnya. (okc/viv/lin)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *