“Kan banyak orang Golkar dukung pasangan nomor 3,” ungkap Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani di Gedung DPR, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (23/2).
Seperti diketahui, Partai Golkar sendiri di Pilgub DKI mendukung pasangan Basuki T Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat. Muzani menilai pertemuan semalam tersebut merupakan bentuk dukungan Titiek kepada Anies-Sandi yang diusung partainya. “Ya mungkin itu bentuk dukungan dari bu Titiek (untuk Anies-Sandi),” kata anggota Komisi I DPR itu.
Pertemuan antara Anies-Sandi dipamerkan oleh Sandi akun Instagram-nya, @sandiuno. Setidaknya ada dua foto yang diunggah oleh Sandi. Pada pertemuan di sebuah tempat makan di Menteng, Jakpus itu, tampak pula Ketum Gerindra Prabowo Subianto yang juga merupakan mantan suami Titiek. Tampak pula anak dari Prabowo-Titiek, Didit, dan istri Sandi, Nur Asia Uno ikut berfoto bersama.
Di foto kedua yang diupload Sandi, Titiek dengan pakaian oranye berdiri di tengah Anies dan Sandi, yang mengenakan pakaian berwarna putih. Ketiganya berpose dengan tangan membentuk jari seperti ciri khas kampanye pasangan yang diusung PKS-Gerindra itu, yaitu salam OK OCE.
Muzani menilai kehadiran Titiek yang seperti menandakan dukungan kepada Anies-Sandi merupakan hal yang wajar. Apalagi seperti yang diklaimnya, ada banyak kader Golkar yang sebenarnya mendukung Anies-Sandi, berbeda dengan garis keputusan partai. “Itu nggak aneh sebetulnya,” tutur Muzani.
Sebelumnya, Titiek sudah buka suara soal pertemuannya dengan Anies-Sandi. Meski tidak secara eksplisit ia menyatakan mendukung pasangan yang lolos di putaran dua itu, Titiek tak menampik bahwa pilihannya berbeda dengan partainya. “Kalau menurut partai kan ya mendukung, ya sudah tahu ya. Kalau saya ya, apa ya, saya lebih takut sama Tuhan daripada sama partai. Jadi kamu tulis saja itu,” ucap Titiek sambil tersenyum, Kamis (23/2).
Keempatnya sempat membahas demokrasi Indonesia yang disebut kebablasan. “Jadi, Mas Anies yang bilang ada sebuah pembahasan bahwa demokrasi kebablasan. Oh, justru kita lagi menunjukkan kepada dunia, Pak Prabowo, Anies, dan Mbak Titiek, dan saya sepakat bahwa demokrasi yang kita jalankan ini sebetulnya produk sebuah demokrasi Pancasila yang bersanding baik sekali dengan kematangan daripada warga melakukan exercise demokrasinya,” ujar Sandiaga kepada detikcom di Jalan Adityawarman No 55, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (23/2/2017).
Secara keseluruhan, demokrasi Indonesia saat ini dipandang keempatnya tengah menuju sebuah transformasi dari masa 20 tahun lalu. Prabowo dan Titiek, dikatakan Sandiaga, merupakan saksi hidup dari rezim saat itu.Sandiaga tidak menyebut demokrasi kebablasan yang dikatakan Presiden Joko Widodo tepat ataupun tidak tepat. Namun kematangan demokrasi saat ini dapat dilihat dari peran berbagai unsur yang ada.
“Secara keseluruhan, kita melihat bahwa demokrasi ini, kita lagi transformasi dari negara yang mungkin, yang 20 tahun lalu, mungkin otoriter. Dan mereka itu kan justru bagian dari Pak Harto dulu. Mereka justru merasakan demokrasi itu, ini adalah sebuah Indonesia yang baru, fenomena Indonesia yang baru,” jelasnya.
“Kita bilang justru kita-kita ini adalah produk dari demokrasi Indonesia. Jadi pers-media memainkan peran, DPR memainkan peran, partai politik memainkan peran, kita sebagai tokoh-tokoh memainkan peran, dan rakyat juga memainkan peran. Dan sebetulnya ungkapan demokrasi kebablasan itu mungkin sebagai bentuk koreksi dari misalnya media sosial yang terlalu bablas, ya itu mungkin saya sepakat. Tapi kalau misalnya berkaitan dengan hak rakyat menjalankan pesta demokrasi, itu menurut saya sangat luar biasa,” sambungnya. (dtc/lin)