LIRA Minta Menaker Sweeping dan Tindak Perusahaan Pakai Pekerja Langgar Aturan

HM Jusuf Rizal (dua dari kiri) di sela menyerahkan bantuan pada korban kebakaran pabrik petasan di Kosambi Tangerang

Presiden LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) LIRA (Lumbung Informasi Rakyat) HM Jusuf Rizal meminta Menteri Tenaga Kerja (Menaker) Hanief Dhakiri melakukan sweeping dan tindak perusahaan yang memakai atau yang mempekerjakan pekerja yang melanggar aturan dan Tenaga Kerja Asing (TKA) Illegal.

“Masih banyak perusahaan yang melanggar aturan. Baik yang diduga mempekerjakan TKA illegal maupun tenaga kerja lokal di bawah umur. Bagian pengawasan hendaknya dapat bekerja sama dengan Disnaker setempat, serikat buruh, maupun LSM untuk melakukan penertiban,” tegas Jusuf Rizal usai melakukan santunan bagi keluarga korban kebakaran di Pabrik Kembang Api Kosambi, Tangerang, Banten, Jumat (10/11) kemarin

Wakil Ketum KSPSI (Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia) itu meninjau lokasi kebakaran dan tabur bunga bersama Gubernur LSM LIRA Banten, Dedi Suderajat, Ketum Perempuan Lira, Hj. Jihan Savitrie, Ketum Pemuda Lira, Indra Lesmana didampingi Kapolres Metro Tangerang, Kombespol, Harry Kurniawan.

“Kasus kebakaran ini hendaknya dapat menggugah Kementerian Tenaga kerja agar meningkatkan pengawasan terhadap perusahaan nakal yang mempekerjakan anak-anak di bawah umur di luar ketentuan. Di daerah industri Tangerang dinilai banyak yang melanggar aturan. Dari investigasi tadi banyak informasi yang LSM LIRA tampung. Bahkan kami juga menyiapkan tim advokasi dari LBH LSM LIRA untuk menerima dan mendampingi keluarga korban kebakaran yang berjumlah 52 orang. Banyak yang mengeluh karena kurang menperoleh perhatian serius atas musibah tersebut,” kecamnya.

Karena itulah, Jusuf Rizal menekankan agar Tim Pengawasan Kemenaker melakukan sweeping dan menindak perusahaan nakal. Tidak hanya yang mempekerjakan tenaga lokal tapi juga tenaga kerja asing yang illegal. Sebab tenaga kerja asing diduga membanjir yang dapat menutup kesempatan kerja anak bangsa serta rentan konflik harisontal. (lin)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *