President Director Taswin Zakaria mengatakan, kinerja keseluruhan impresif ini didukung oleh pendapatan bunga bersih (NII) yang lebih baik, disertai dengan pengelolaan biaya secara disiplin dan tingkat pencadangan yang lebih baik untuk NPL.
“Pencapaian ini dapat diraih di tengah ekonomi yang melambat dan iklim bisnis yang penuh tantangan. NII tumbuh 10,8% menjadi Rp6,6 triliun untuk tahun keuangan yang berakhir 31 Desember 2016 dari Rp6,0 triliun pada 2015. Pertumbuhan NII yang kuat terutama karena kedisiplinan Bank dalam melakukan pricing kredit dan pengelolaan dana secara aktif,” ujar dia di Jakarta, Kamis (16/2).
Bank juga melaporkan peningkatan marjin bunga bersih (NIM) menjadi 4,6% pada Desember 2016 dari 4,5% pada 2015.
Biaya overhead Bank tetap stabil pada Rp4,5 triliun untuk tahun keuangan yang berakhir 31 Desember 2016 dibanding tahun lalu, sebagai hasil dari pengelolaan biaya yang intensif di seluruh operasional dan lini bisnis Bank. “Upaya pengelolaan biaya yang disiplin ini telah memperbaiki Cost to Income Ratio (CIR) menuju tingkat terendah sebesar 52,9% per 31 Desember 2016 dari 55,1% pada periode sebelumnya,” katanya.
Menurut dia, Bank mencatat pertumbuhan pinjaman 2.9% menjadi Rp115,7 triliun per 31 Desember 2016 dari Rp112,5 triliun per 31 Desember 2015. Perbankan Glolbal mencatat pertumbuhan pinjaman yang kuat sebesar 20,5% dari Rp21,4 triliun menjadi Rp25,8 triliun sebagai hasil penyelarasan kembali (re-aligning) dan penataan kembali (re-profiling) portofolio yang telah diterapkan Bank dalam dua tahun terakhir.
Pertumbuhan pinjaman Usaha Kecil & Menengah (UKM) serta Komersial Bank terus menjadi tulang punggung dan menghasilkan pendapatan dengan pertumbuhan 12,3% menjadi Rp51,5 triliun. Pinjaman perbankan Ritel turun 15,1% dari Rp45,2 triliun per Desember 2015 menjadi Rp38,4 triliun per Desember 2016, terutama disebabkan perlambatan belanja konsumer.
“Sepanjang tahun posisi likuditas Bank menguat dengan Loan to Deposit Ratio (LDR-bank saja) terkelola dengan sehat sebesar 88,9%, sementara Loan-to-Funding Ratio (bank saja) sebesar 88,2%. Total simpanan nasabah tumbuh dari Rp115,5 triliun pada tahun keuangan yang berakhir 31 Desember 2015 menjadi Rp118,9 triliun pada 2016 dengan rasio CASA (Current Account Saving Account) mencapai 38,7%,” pungkasnya. (wiy)