Inggris Minta China Terbuka, China Ancam Boikot Australia Jika Didesak Investigasi Soal Asal Usul Virus Corona

Wisatawan mengunjungi wilayah Mutianyu Tembok Besar China pada hari pertama libur Hari Buruh selama lima hari, di tengah wabah virus corona jenis baru penyebab Covid-19, di pinggiran Beijing, China, Jumat (1/5/2020). Foto: indopos.co.id

Menteri Pertahanan (Menhan) Inggris Ben Wallace meminta China terbuka mengenai informasi wabah virus corona jenis baru penyebab Covid-19. Wallace mengatakan, China perlu menjawab pertanyaan soal informasi yang dibagikan tentang wabah virus corona

semarak.co -“China harus menjawab hal itu setelah kita semua berhasil mengendalikan COVID-19 dan ekonomi kita kembali normal. China harus terbuka dan transparan tentang apa yang perlu diterangkannya, kekurangan dan kesuksesannya,” kata Ben Wallace dikutip Reuters, Senin (4/5/2020).

Bacaan Lainnya

Sebelumnya pada Minggu (3/5/2020), Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Mike Pompeo mengatakan ada sejumlah bukti kuat bahwa virus corona jenis baru itu muncul dari laboratorium di Wuhan, China.

“Ada sejumlah bukti kuat bahwa ini berasal dari laboratorium di Wuhan,” kata Pompeo kepada ABC. Ia merujuk pada virus yang muncul akhir tahun lalu di China dan telah menewaskan sekitar 240 ribu orang di seluruh dunia, termasuk lebih dari 67.000 di Amerika Serikat (AS).

Pompeo kemudian secara singkat membantah pernyataan yang dikeluarkan beberapa hari sebelumnya oleh badan intelijen AS, yang menyebutkan bahwa virus itu tampaknya tidak dibuat oleh manusia atau dimodifikasi secara genetis.

China berulang kali membantah menutup-nutupi informasi wabah COVID-19. Duta Besar China untuk Inggris bulan lalu mengatakan Amerika Serikat seharusnya tidak berusaha menggertak China dengan cara yang mengingatkan pada perang kolonial Eropa abad ke-19.

Seperti diberitakan, Duta Besar China untuk Australia mengancam bakal melakukan boikot jika terus didesak soal investigasi terkait asal usul Corona. Bersama AS, Negeri Kanguru menyerukan adanya penyelidikan internasional mengenai bagaimana bisa virus yang awalnya adalah apidemi di Wuhan berubah jadi pandemi.

Berawal dari Pasar Seafood Huanan, Corona itu langsung berubah menjadi wabah yang menginfeksi 2,9 juta, membuat miliaran orang terisolasi dan menghantam ekonomu dunia.

Duta Besar Cheng Jingye menyatakan, investigasi mengenai asal usul virus corona yang didengungkan Australia merupakan langkah berbahaya. Kepada Financial Review, Cheng mengatakan bahwa publik Negeri Panda sangat frustrasi, tersinggung, dan kecewa dengan ucapan Canberra.

“Jika suasana hati mereka berubah menjadi buruk, mereka tentu akan berpikir ‘mengapa kami harus pergi ke negara yang tak ramah dengan China?’,” ancamnya.

Dilansir AFP Senin (27/4/2020), Cheng menyatakan pariwisata Australia bakal terpukul jika rakyat negerinya tidak ada yang mau datang. Belum lagi ancaman boikot terhadap daging maupun wine yang diproduksi Negeri Kanguru. “Sekarang terserah mereka untuk memilih,” kata dia.

Cheng mengancam bakal menarik mahasiswa China yang tengah berkuliah, menjadi sumber pendapatan negara itu di tengah mewabahnya Covid-19. “Para orangtua mungkin akan berpikir dua kali untuk mengirim anaknya belajar ke negara yang jelas-jelas menunjukkan sikap bermusuhan,” ucapnya.

Komentarnya itu menjadi babak ekalasi baru di antara Australia dan China, di mana relasi kedua negara tengah merenggang. Generasi muda diplomat China disebut begitu agresif mendorong kepentingan Partai Komunis, bahkan menggunakan kekuatan ekonomu jika perlu.

Pakar menyatakan, investigasi mengenai bagaimana virus corona bisa menyebar bisa membuka sorotan terhadap para petinggi China. Penyelidikan tersebut bisa menjadi bahan kritikan atas respons Beijing dalam menanggapi krisis, dan membuka pintu untuk kritik yang jelas tidak bisa ditoleransi.

Cheng melanjutkan, dia menuding Canberra hanya mengulangi ucapan sekutunya AS bahwa negaranya bertanggung jawab atas munculnya wabah ini. “Sejumlah orang mencoba menyalahkan kami atas masalah yang mereka alami sendiri dan berusaha mengalihkan tanggung jawab. Ini seperti pengulangan dari yang sudah diucapkan beberapa orang di Washington,” sindirnya. (net/lin)

 

sumber: Forum Dosen Indonesia New (post: Rabu 29/4/2020), Kompas.com/indopos.co.id

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *