Analis PT Reliance Securities Lanjar Nafi mengatakan, perkiraan IHSG disarankan kepada pemodal untuk dapat mencermati beberapa saham pilihan. “Saham-saham yang masih dapat diperhatikan diantaranya ASRI, INAF, KAEF, LPCK, SMRA, ADHI,” kata dia di Jakarta, Senin (6/2).
Analisa ia terhadap perkiraan IHSG dilatarbelakangi IHSG sedang menguji resistance terdekat dilevel 5400 dengan momentum cukup tinggi dari Indikator Stochastic dan RSI secara teknikal. Sehingga momentum bullish terbatas akan dialami oleh IHSG pada perdagangan selanjutnya mengingat posisi pergerakan Indikator Stochastic yang mulai jenuh pada area overbought dan Momentum RSI yang sudah mencapai level tertinggi sejak Agustus tahun lalu.
Sepanjang perdagangan Senin (6/2), lanjut dia, IHSG pun membuka pekan dengan penguatan cukup optimis sejak awal sesi perdagangan hingga ditutup naik 35.23 poin sebesar 0.66% dilevel 5395.99 dengan sektor keuangan perbankkan memimpin penguatan di dilevel 1.02% disusul oleh indeks industri dasar dan konsumer. GDP annual YoY indonesia rilis sesuai ekspektasi di level 5.02% dari 4.79% diperiode sebelumnya.
“Sehingga indeks keyakinan bisnis masih diatas ekpetkasi meskipun menurun dilevel 106.7 dari 107.89 dengan ekspetkasi awal di level 106.35. Investor asing pun melanjutkan pembelian dengan net buy 474.3 Miliar rupiah pada perdagangan hari ini,” katanya.
Selain itu, sambung dia, Bursa Asia mengawali pekan dengan penguatan seiring pelonjaknya harga saham bank dan Asuransi di Tiongkok ditengah spekulasi dana pensiun Tiongkok akan memasuki pasar saham. Melonjaknya laba kuartalan mitsubishi mampu mendorong penguatan indeks di Jepang.
Sementara, Bursa Eropa ia bilang, dibuka fluktuatif positif dipicu oleh saham perbankkan dan produsen bahan baku yang menguat. Harga minyak yang naik 0.2% dekat level tertinggi sejak juli 2015 menjadi salah satu faktor penguatan bursa Eropa meskipun Investor masih terus menimbang prospek pada kenaikan biaya pinjaman di AS pada bulan Maret nanti. “Sentimen selanjutnya seperti Kinerja sektor jasa di Tiongkok, Kebijakan Moneter di Australia, Indeks kepercayaan dan Neraca pembayaran di Jepang, serta Neraca perdagangan di AS akan menjadi fokus investor,” pungkasnya. (wiy)