Kemendikdasmen menyelenggarakan Bimbingan Teknis (Bimtek) Digitalisasi Pembelajaran SMA 2025, untuk meningkatkan kapasitas guru dan membekali mereka agar menjadi agen perubahan dalam penerapan teknologi pendidikan di sekolah.
Semarak.co – Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Fajar Riza Ul Haq menegaskan bahwa pemanfaatan teknologi, khususnya Interactive Flat Panel (IFP), harus memberikan dampak nyata terhadap peningkatan mutu pembelajaran.
“Melalui Bimtek ini, kami ingin memastikan para guru memiliki keterampilan dan pengetahuan untuk memanfaatkan Interactive Flat Panel secara maksimal. Jika dikelola dengan baik, teknologi ini akan mendatangkan banyak kemudahan dalam proses pembelajaran,” ujar Fajar, dirilis humas usai acara melalui WAGroup Mitra BKHumas Fortadik, Rabu (22/10/2025).
Fajar menekankan bahwa teknologi merupakan sarana pendukung dalam proses belajar mengajar, sementara guru tetap berperan sebagai penggerak utama. “Fungsi bapak dan ibu guru dalam pembelajaran digital adalah membangun sisi kemanusiaan, empati, dan kesadaran anak-anak kita. Itulah peran kunci kita semua di lembaga pendidikan,” tegasnya.
Menurut Fajar, pemanfaatan IFP dapat membantu siswa memahami konsep secara lebih mendalam, “IFP adalah alat yang bisa menjembatani anak-anak kita menghubungkan antara konsep dengan realitas, karena sifatnya interaktif.”
Selain itu, digitalisasi pembelajaran juga diharapkan mampu memperkecil kesenjangan mutu pendidikan antarwilayah di Indonesia. “Pemerintah sangat ingin sekali mengurangi kesenjangan mutu antar wilayah, antar profesi, antar kota dan salah satu caranya dengan digitalisasi pembelajaran,” pungkasnya.
Direktur SMA Winner Jihad Akbar menjelaskan, kegiatan ini merupakan implementasi Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 2025 tentang Percepatan Digitalisasi Pembelajaran. “Digitalisasi bukan hanya sekadar penyediaan perangkat keras, tetapi juga perubahan cara berpikir dan cara mengajar agar sesuai dengan kebutuhan generasi masa kini,” ujarnya.
Bimtek Digitalisasi Pembelajaran SMA 2025 gelombang keempat ini diikuti 248 peserta yang terdiri dari guru, perwakilan dinas pendidikan provinsi, serta perwakilan Balai Penjaminan Mutu Pendidikan (BPMP). Peserta berasal dari enam provinsi, yaitu Kalbar, Kalsel, Kalteng, Kaltim, Kaltara, dan Nusa Tenggara Barat.
Selama kegiatan yang berlangsung pada 9 s.d. 22 Oktober 2025, peserta menerima berbagai materi, seperti kebijakan digitalisasi pembelajaran, pengenalan kecerdasan artifisial, tata cara pelaporan bantuan perangkat, serta eksplorasi penggunaan IFP dalam kegiatan belajar mengajar.
“Kami berharap guru peserta Bimtek menjadi agen perubahan digitalisasi pembelajaran, bukan hanya terampil menggunakan IFP, tetapi juga kreatif mengintegrasikannya ke dalam pembelajaran yang interaktif, inovatif, dan menyenangkan,” tutup Winner. (hms/smr)





