Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) tengah menyelesaikan pembangunan Jembatan Pandansimo Kabupaten Bantul guna meningkatkan konektivitas Jalur Jalan Lintas Selatan (JJLS) atau Jalan Pantai Selatan (Pansela) di Provinsi Daerah Istimewa (DI) Yogyakarta.
semarak.co-Peningkatan konektivitas Jalan Pantai Selatan diharapkan dapat menjadi jalur wisata wilayah pesisir pantai selatan serta memperlancar konektivitas Pulau Jawa bagian selatan. Selain itu dapat mengurangi beban lalu lintas Jalan Pantai Utara (Pantura) Jawa.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, “Kita terus promosikan jalur Pansela Jawa, supaya orang tertarik lewat selatan. Karena tidak hanya jalannya yang bagus namun juga memiliki pemandangan yang indah (panoramic road) dan terdapat banyak obyek wisata.”
Pembangunan Jembatan Pandansimo dilaksanakan Direktorat Jenderal (Ditjen) Bina Marga Kementerian PUPR melalui Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Jateng-DIY dengan anggaran APBN senilai Rp814 miliar.
Pekerjaan konstruksi jembatan telah mencapai 53% dengan target rampung akhir 2024. Jembatan Pandansimo memiliki bentang utama jembatan sepanjang 675 meter dengan total penanganan 1.900 meter.
Konstruksi jembatan dilengkapi dengan teknologi Lead Rubber Bearing (LRB) untuk melindungi/mereduksi struktur utama jembatan dari potensi bencana gempa bumi. Jembatan ini berada di atas tanah dengan struktur berpasir dan muka air tanah dangkal yang lokasinya tidak jauh dari sumber gempa sesar opak radius kurang dari 10 km.
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) 1.4 Provinsi D.I Yogyakarta, BBPJN Jateng-DIY Setiawan Wibowo mengatakan, teknologi LRB dapat meningkatkan ketahanan struktur terhadap gempa dimana LRB memiliki sifat elastis sehingga memungkinkan struktur bawah untuk bergerak atau bergeser jika terjadi gempa
“Dan kemudian kembali ke posisi semula saat gempa berakhir, serta berfungsi mencegah kerusakan serius pada struktur jembatan. Konstruksi Jembatan Pandasimo juga menggunakan Corrugated Steel Plate (CSP) yang belum banyak digunakan pada jembatan di Indonesia,” imbuh Wibowo.
Penggunaan CSP diharapkan dapat membuat struktur jembatan lebih ringan tetapi kuat serta cepat dalam pemasangan, sehingga relatif lebih efektif dan efisien dari segi biaya dan waktu. Jembatan Pandansimo akan dipercantik dengan ornamen kearifan lokal berupa ikon Gunungan dengan interpretasi Sulur Keris dan Batik Nitik sebagai gerbang penanda mandala terciptanya ruang budaya.
Selain itu juga terdapat Gapura Joglo sebagai penanda titik masuk atau keluar jembatan. Jembatan Pandansimo membentang di atas Sungai Progo yang menghubungkan Jalan Pantai Selatan ruas Congot – Ngremang (Kabupaten Kulon Progo) dengan ruas Pandansimo – Samas (Kabupaten Bantul).
“Kehadiran Jembatan Pandansimo diharapkan dapat meningkatkan konektivitas Jalur Selatan Jawa, di mana sebagian besar jalannya berada di dekat Pantai Selatan sehingga potensial menjadi jalur pariwisata di Yogyakarta,” terang Wibowo dirilis humas usai acara melalui WAGroup Fans Basuki, Selasa (30/7/2024).
Di bagian lain dirilis humas Kementerian PUPR sebelumnya, Menteri PUPR Basuki dalam kunjungan kerja mendampingi Presiden Joko Widodo ke Ibu Kota Nusantara, berkesempatan meninjau sambil menikmati senja di Embung MBH Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) IKN, Senin (29/7/2024).
Menteri PUPR Basuki mengatakan, saat ini sudah dibangun lebih dari 30 embung di IKN yang akan memiliki fungsi utama untuk konservasi air. “Embung juga dapat mempengaruhi iklim mikro di IKN, karena itu kita perlu terus membangun embung-embung lainnya hingga 60 unit,” ujar Menteri Basuki.
Dikatakan Menteri Basuki, pembangunan embung juga sejalan dengan konsep smart forest city yang mempertahankan 70 persen area hijau tak terbangun. “Kalau sore kita bisa duduk-duduk di Embung A ini sambil melihat Istana Garuda dan Istana Negara, serta kantor-kantor Kemenko yang akan selesai dalam waktu dekat,” katanya.
Embung MBH memiliki tampungan 66.000 m3 dan menjadi bagian dari area Sumbu Kebangsaan dekat dengan Istana Negara dan Istana Garuda. Embung juga dilengkapi dengan pedestrian, amphiteater, jogging track, hingga ruang publik.
Pada ujung embung terlihat kawasan perbukitan hijau di balik bilah sayap garuda pada Istana Garuda. Jalur jogging track yang menjadi akses pelintas di kawasan embung, termasuk jembatan kayu yang kokoh. Tampak 6 ekor angsa bermain di tepi embung.
Embung MBH dibangun mulai Desember 2022 hingga 2024, sebagai salah satu dari 13 embung lainnya. Adapun nilai kontrak untuk pembangunan 14 embung tersebut adalah sebesar Rp484 miliar dengan kontraktor pelaksana PT. Brantas Abipraya.
Pembangunan Embung KIPP juga menerapkan konsep Smart Water Management System dalam perawatan area terbuka hijau dengan penyiraman otomatis (Sprinkler) yang beroperasi menggunakan sensor yang dapat mendeteksi kadar air tanah, suhu, kelembaban dan ph tanah.
“Selain itu, guna menjaga kualitas air pada embung terdapat bangunan pendukung berupa sediment trap untuk mengendalikan jumlah sedimen yang masuk kedalam embung,” demikian bunyi rilis humas Kementerian PUPR usai acara melalui WAGroup Fans Basuki, Senin (29/7/2024).
Adanya Embung KIPP ini nantinya selain menjadi infrastruktur konservasi air dan dapat memperindah KIPP, embung ini juga berfungsi menyediakan air baku untuk keperluan non air minum, menurunkan suhu di sekitar KIPP dan dapat menjadi ruang rekreasi publik. (smr)