Kementerian ATR/BPN Gelar Webinar GTRA Diskusikan Langkah Konkret untuk Beri Kepastian Hukum Masyarakat Hukum Adat

Tangkapan layar video conference dalam Webinar GTRA Summit 2023 #RoadtoKarimun Series 10 bertema Mewujudkan Kepastian Hukum dan Pemenuhan Hak Masyarakat Hukum Adat melalui link zoom di Jakarta, Senin (7/8/2023). Foto: humas ATR/BPN

Pemerintah terus berupaya memberikan kepastian hukum bagi masyarakat hukum adat sebagai bagian dari kekayaan bangsa. Dalam upaya pemenuhan ini, Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) berkoordinasi dengan para pemangku kepentingan yang dikumpulkan dalam wadah Gugus Tugas Reforma Agraria (GTRA).

semarak.co-Wakil Menteri (Wamen) ATR/Wakil Kepala (Waka) BPN Raja Juli Antoni mengatakan, landasan konstitusional yang ada sejauh ini sudah sangat mencukupi untuk mengakui keberadaan masyarakat hukum adat.

Bacaan Lainnya

“Masalahnya justru ada di peraturan turunan dan operasionalisasinya banyak konflik interest yang kemudian nilai-nilai normatif yang tercantum secara konstitusional itu tidak bisa diimplementasikan,” kata Raja Juli dalam Webinar GTRA Summit 2023 #RoadtoKarimun Series 10 bertema Mewujudkan Kepastian Hukum dan Pemenuhan Hak Masyarakat Hukum Adat, Senin (7/8/2023).

Ia kemudian menjelaskan salah satu upaya yang sedang dilakukan Kementerian ATR/BPN dalam rangka memperbaiki hal tersebut ialah merevisi Peraturan Menteri (Permen) ATR/Kepala BPN Nomor 18 Tahun 2019 tentang Tata Cara Penatausahaan Tanah Ulayat Kesatuan Masyarakat Hukum Adat.

“Permen ini adalah satu bagian dari Kementerian ATR/BPN untuk mem-breakdown secara lebih detail bagaimana mengoperasionalisasikan ide-ide idealitas tadi menjadi konkret dalam realitas,” tutur Wamen ATR/BPN Raja Juli dalam sambutannya.

Direktur Pengaturan Tanah Komunal, Hubungan Kelembagaan dan PPAT Kementerian ATR/BPN Iskandar Syah berpendapat, sejauh ini aturan yang sudah ada belum optimal dalam mendaftarkan tanah ulayat.

“Hal ini karena belum ada data komprehensif dari keberadaan tanah ulayat dan juga belum ada tata caranya,” jelas Iskandar Syah dirilis humas usai acara melalui WAGroup Forum Mitra ATR/BPN, Selasa malam (8/8/2023).

Maka dari itu, sebagai upaya awal mendaftarkan tanah ulayat, Kementerian ATR/BPN membuat beberapa pilot project terkait masyarakat hukum adat di beberapa daerah dengan menggandeng sejumlah universitas.

“Dari beberapa pilot project di Sumatra Barat, Papua, dan Papua Barat itu nantinya kita melakukan pengukuran dan pemetaan, dan itu dapat diterbitkan HPL (Hak Pengelolaan, red) untuk tanah ulayat tersebut,” terang Iskandar Syah.

Turut memberi paparan pada webinar ini Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Andalas, Kurnia Warman; Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin, Farida Patittingi; Kepala Divisi Advokasi dan Kampanye Jaringan Kerja Pemetaan Partisipatif (JKPP), Imam Mas’ud; Perwakilan Masyarakat Adat Adat Malalo Tigo Jurai, Masnaidi; Perwakilan Koalisi Hutan Adat. Amran Tambaru. (jm/re/smr)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *