Oleh DR Rizal Ramli *
semarak.co-Saya kenal Nuku secara dekat. Aktifis Pro-Demokrasi Pijar yg keras, militan dan berani. ‘Man of Action’, pikiran diterjemahkan menjadi tindakan berani dan spektakuler. Ada waktunya ketika rezim otoriter harus dihadapi dengan berani, tanpa basa-basi, ndak pakai mutar2 – langsung ke pokok persoalan.
Tagline Nuku SDSB: Soeharto Dalang Segala Masalah Banga. Nuku mengakronimkan judi SDSB menjadi Soeharto Dalang Segala Bencana. Ia membagi-bagikan stiker. Desember 1993, Nuku Soleiman ditangkap polisi. Ia divonis pengadilan 4 tahun hukuman penjara.
Di penjara itulah Nuku menikah dengan Yayuk di Kapolsek Matraman saya jadi saksi perkawinan Nuku dan Yayuk. Mengharukan, yang diramaikan oleh banyak aktifis pro-demokrasi dan Polisi. Nuku setelah menikah, tetap vokal, tetap kritis dan setelah keluar dari penjara, Nuku semakin berani menjadi ujung tombak perubahan melawan rezim otoriter Orba.
Legenda Nuku Sulaiman dan Kondisi Hari Ini:
Kondisi hari ini, demokrasi dipreteli & dibalikkan kembali menjadi semi-otoriter, negara hukum diubah menjadi negara kekuasaan, amburadul! KKN hari ini lebih masif dan meluas dari pusat sampai daerah2. Nepotisme Jokowi lebih ganas dan brutal dibanding zaman Soeharto, anak2nya tidak hanya menguasai banyak bisnis melalui mekanisme ‘dagang kekuasaan’ tapi juga menguasai jabatan2 politik.
Orok2 Nepotisme itu menghianati cita2 reformasi dan cita2 good governance, semakin jauh dari cita2 pemerintahan yang bersih dan amanah. Dalam konteks itulah perjuangan legendaris Nuku menjadi contoh perjuangan menegakkan kembali demokrasi dan keadilan untuk rakyat kita 🙏
Kalo gadget spt handphone sudah Lola – Loading Lama, ya harus diganti baru 🙏😄 Benar ndak, benar ndak? Yang sedang menjabat ini, kebanyakan Lola, kenapa ? Rakyat sudah teriak2 barang kebutuhan pokok semakin mahal, ekonomi semakin sulit, hukum carut-marut, apakah mereka mendengar? Nggak kan karena sudah super Lola, yo wis harus segera diganti baru, tidak ada pilihan 🙂🙏
20 Tahun Haul Nuku Soleiman: Mengenang & Mengingat Nuku
Periode 1990-an dikenang sebagai masa gelombang pasang perlawanan terhadap Rezim Orde Baru. Mahasiswa, intelektual, wartawan, buruh, petani hingga rakyat miskin kota mulai terorganisir secara organik di masing-masing front dan arena perjuangan.
Rezim otoriter yang telah berkuasa lebih dari 2 dekade itu pun meresponnya dengan brutal: aktivis makin banyak dipenjara, media dibredel hingga suksesi pimpinan partai politik dibonsai. Tahun 1992 Rezim Orde Baru mengeluarkan kebijakan Sumbangan Dana Sosial Berhadiah (SDSB)–semacam lotere yang dibiayai pemerintah.
Yayasan PIJAR (Pusat Informasi dan Jaringan Aksi Reformasi) menggelar aksi menolak kebijakan tersebut. Aksi digelar di Gedung MPR/DPR Jakarta. Ratusan massa aksi hadir. Nuku Soleiman, pimpinan PIJAR saat itu sekaligus Koordinator Lapangan (Korlap) Aksi, mengakronimkan SDSB menjadi Soeharto Dalang Segala Bencana. ukuman penjara. Selanjutnya adalah sejarah.
“Saya akan terus berjuang.” kata Nuku Soleiman ketika diwawancara Majalah Tempo seusai ia dibebaskan tahun 1998. Selasa, 18 Februari 2003, seusai Adzan Dzuhur berkumandang, Nuku Soleiman meninggal dunia di RS Harapan Bunda, Jakarta Timur.
Itu artinya 20 tahun sudah kita ditinggal pergi oleh sosok legendaris aktivis perlawanan terhadap Rezim Orde Baru itu. Tapi kenangan terhadapnya akan selalu hidup. Nuku Soleiman ialah kakak, teman, sahabat hingga mentor ideologis bagi kita semua.
Ia merupakan manusia par excellence bagaimana perjuangan ialah pelaksanaan kata-kata, mengutip puisi Rendra. Syahdan, seusai gemuruh perlawanan Rezim Orde Baru berhasil menumbangkan Soeharto, Nuku Soleiman sedang berada di bilangan Jakarta Pusat. Ia baru saja bertemu dengan sejumlah teman.
Salah seorang teman menitipkan amplop yang berisi sejumlah uang, konon nominalnya mencapai jutaan rupiah. Bukan uang sedikit, tentu saja. Sementara itu di kantongnya tidak ada uang selembar pun. Akhirnya ia memutuskan pulang ke rumah ibundanya, yang berada wilayah Bekasi, dengan berjalan kaki.
Kira-kira ia menempuh jarak sekitar 30 KM. Dan sekali lagi, itu ditempuh dengan berjalan kaki. “Hei, Nuku!” kata Ibundanya, Halimah Fabanyo ketika melihat anaknya itu hitam legam dibakar panasnya matahari, tiba di depan pintu rumah. “Kenapa kamu tidak pakai saja dulu uang yang ada di amplop (untuk naik taksi atau kendaraan umum) Nanti kita ganti, (kalau sudah sampai di rumah).”
Nuku hanya menggeleng. Ia minta dibelikan es campur kesukaannya. “Ini bukan uang Nuku, Mak.” kata Nuku kepada ibunya. “Ini uang kawan-kawan. Uang organisasi.” Kini giliran Halimah Fabanyo menggeleng. Lantas meminta salah satu cucunya untuk segera membeli es campur tersebut.
Cerita di atas hanyalah secuil kenangan tentang Nuku Soleiman. Kami menyakini banyak kenangan di semua orang yang kenal Nuku Soleiman: baik kenangan tentang aktivisme, organisasi, hingga aktivitas sehari-hari di masa yang telah lewat.
Selain cita-cita bersama, yang membikin manusia lestari di jagat ini adalah kenangan dan ingatan tentang orang-orang yang kita kasihi. Oleh karena itulah, di hari 20 tahun kepergiannya, 18 Februari 2023, kami mengundang seluruh teman-teman untuk menghadiri acara HAUL 20 TAHUN: MENGENANG DAN MENGINGAT NUKU SOLEIMAN.
Sebab seperti Milan Kundera, perjuangan sebenarnya seorang manusia ialah perjuangan ingatan melawan lupa. Sampai berjumpa, di #20TAHUNHAULNUKU kawan-kawan!
Salam,
Keluarga Nuku Soleiman
PRODEM Jakarta, 18 Maret 2023.
sumber: Blasting system by: Agusto The Activist Cyber di WAGroup PEJUANG SUBUH (postSabtu18/2/2023/abualfatih)