Direktur Gerakan Perubahan Muslim Arbi dan Aktivis Syahganda Nainggola kompak meramal Presiden Joko Widodo (Jokowi) bisa bernasib sama dengan Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa yang kabur melarikan diri usai singgahsananya digeruduk ratusan ribu massa. Alasanya, karena kemiskinan di rakyat kalangan bawah sudah sangat terasa.
semarak.co-Syahganda menanggapi aksi massa di Sri Lanka yang menganggap Rajapaksa gagal mengurus pemerintahan sehingga mengakibatkan krisis yang belum pernah terjadi sebelumnya.
“Sangat mungkin Presiden Jokowi bernasib seperti Presiden Rajapaksa,ya?” ujar Syahganda yang juga pakar kesejahteraan sosial kepada Kantor Berita Politik RMOL, Minggu (10/7/2022)dilansir politik.rmol.id/Minggu, 10 Juli 2022, 12:10 WIB.
Syahganda menilai, sejumlah persoalan ekonomi telah melilit rakyat Indonesia. Hal ini bisa berkembang dan memicu kemarahan rakyat pada pemerintah. “Karena kemiskinan di kalangan bawah sangat terasa sekali dengan harga-harga kebutuhan pokok yang semakin meroket,” tuturnya.
Syahganda pun menyarankan Presiden Jokowi harus segera melakukan berbagai perbaikan sebelum hal tersebut terjadi. “Harus ada rembug nasional, antara oposisi dengan Jokowi. Agar agenda-agenda kerakyatan dapat diprioritaskan,” ujar Syahganda.
Syahganda pun membeberkan beberapa agenda-agenda kerakyatan yang harus diprioritaskan. Seperti penurunan harga-harga kebutuhan pokok, menunda proyek mercusuar seperti Ibukota Negara (IKN) Nusantara, kereta cepat, dan lain-lain. “Dengan mengalihkan semua anggaran untuk pangan,” pungkas Syahganda.
Aksi massa yang terjadi di Sri Lanka memang tidak boleh dianggap sepele oleh pemerintah Indonesia. Sebab bukan tidak mungkin peristiwa yang menimpa Presiden Sri Lanka, Gotabaya Rajapaksa yang kabur melarikan diri saat kediamannya digeruduk ratusan ribu massa juga bisa terjadi di tanah air.
Direktur Gerakan Perubahan Muslim Arbi menilai peristiwa di Sri Lanka bisa saja merembet ke Indonesia. Sebab, gejala yang dialami terbilang sama. Di mana pemerintah terkesan gagal urus negara, utang menumpuk, dan tidak sedikit proyek pemerintah memberatkan keuangan negara.
“Jadi Jokowi bisa saja bernasib seperi Rajapaksa di Sri Lanka. Jika dia juga gagal urus negara. Apalagi jika utang terus menumpuk dan negara bangkrut,” ujar Muslim Arbi kepada Kantor Berita Politik RMOL, Minggu (10/7) dilansir rmol.id/Minggu, 10 Juli 2022, 10:50 WIB.
Dia mewanti-wanti bahwa utang negara saat ini sudah mencapai Rp7 ribu triliun lebih. Di satu sisi, pemerintah terus membangun proyek yang mahal dan tidak sedikit proyek yang sudah jadi dijual untuk membayar utang.
“Ingat, Rajapaksa itu kabur didemo rakyat. Gara-garanya bikin negara bangkrut, negara banyak utang, dan gagal urus negara. Ini adalah tanda-tanda kebangkrutan negara. Tidak dapat dielakkan jika negara bangkrut dan gagal bayar utang karena gagal urus negara, Jokowi bisa bernasib seperti Rajapaksa Sri Lanka,” kata Muslim.
Seharusnya, sambung Koordinator Indonesia Bersatu ini, kasus di Sri Lanka dijadikan pembelajaran oleh Jokowi bahwa adanya kegagalan kepemimpinan dan mengurus negara. “Besaran utang saat ini dan gagal bayar utang akan menghancurkan negara. Rakyat akan ngamuk seperti Sri Lanka. Jokowi harus segera sadar,” pungkas Muslim. (net/mol/smr)
sumber: rmol.id di WAGroup INDONESIA ADIL MAKMUR (postMinggu10/7/2022/agung282124/mukhtarhadi)