Kinerja Triwulan III-2017, Peruri Raih Laba Bersih Sebesar Rp 283,16 M

Dirut Perum Peruri Prasetio

Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia (Perum Peruri) menunjukkan kinerja keuangan yang positif, sepanjang Triwulan III-2017. Peruri berhasil mencatatkan pendapatan usaha sebesar Rp2.255,59 miliar. Atau naik 45,32% dibanding periode sama 2016 yang mencapai Rp 1.552,15 miliar. Pendapatan usaha ini jika dibanding target RKAP sampai September 2017, maka tercapai 80,86%.

Direktur Utama Peruri Prasetio mengatakan, adapun dari sisi laba usaha tercatat Rp372,07 miliar. Atau naik 180,77% dibanding periode sama 2016 yang mencapai Rp132,52 miliar. Jika dibanding target RKAP sampai September 2017, tercapai 95,13%. Laba bersih tercatat sebesar Rp283,16miliar. Atau naik 423,80% dibanding periode sama 2016 sebesar Rp54,06 miliar. Jika dibanding target RKAP sampai September 2017 tercapai 106,98%.

Kemudian dari EBITDA (Earnings Before Interest, Taxes, Depreciation and Amortization) sebesar Rp656,24 miliar. Atau naik 87,91% dibanding periode sama 2016 mencapai Rp349,23miliar. Jika dibanding target RKAP sampai September 2017 tercapai 110,51%. Total aset Peruri pada Triwulan III-2017 tercatat Rp4,61 triliun. Atau naik 24,17% jika dibanding periode sama 2016 yang mencapai Rp3,71 triliun. Jika dibanding dengan RKAP 2017 tercapai 106,67%.

“Pendapatan perusahaan tersebut dikontribusi oleh produksi pencetakan uang kertas Rupiah/NKRI sebesar 7,62 miliar bilyet, naik 82,75 persen dibanding 2016 yang mencapai 4,17 miliar bilyet. Produksi uang logam sebesar 1,64 miliar keping, naik 9,57 persen dibanding 2016 yang mencapai 1,50milyar keping. Produksi paspor dan buku sebesar 2,04 juta buku, naik 12,43 persen dibanding 2016 yang mencapai 1,81 juta buku,” ujar Prasetio dalam rilisnya, Jumat (27/10).

Produksi pita cukai sebesar 132 juta lembar, diakui Prasetio, turun 0,83 persen dibanding 2016 yang mencapai 133 juta lembar, Produksi meterai sebesar 160 juta keping, turun 64,54 persen dibanding 2016 yang mencapai 451 juta keping. Terkait penurunan produksi meterai disebabkan pesanan dari Direktorat Jenderal Pajak baru mulai masuk pada April 2017” jelas Prasetio, Direktur Utama Peruri.

Towards World Class Company

Perlu diketahui, berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 32 Tahun 2006, Peruri bertugas menjalankan usaha mencetak uang NKRI untuk memenuhi permintaan Bank Indonesia serta melaksanakan kegiatan mencetak dokumen sekuriti untuk negara, yaitu dokumen keimigrasian, pita cukai, meterai dan dokumen pertanahan atas permintaan instansi yang berwenang.

Guna memperbesar corporate size, manajemen saat ini telah memiliki Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) 2017-2021 yang akan dijadikan acuan dalam lima tahun ke depan untuk mencapai visi sebagai perusahaan kelas dunia di bidang integrated security printing & system. Cita-cita tersebut terus diupayakan secara bertahap hingga 2021 dengan cara memperkuat bisnis inti, bersaing di pasar domestik non uang, bersaing di pasar internasional, ekspansi di produk new wave dan mempercepat transformasi perusahaan.

“Seluruh jajaran manajemen telah berkomitmen untuk membawa perusahaan berkiprah dalam skala global maupun area digital. Hal tersebut dimulai dengan menyesuaikan orientasi bisnis (reorientasi), memperbaiki dan memperkuat struktur Peruri beserta perusahaan anak dan perusahaan afiliasi (restrukturisasi) serta menyusun kembali bangunan dan kekuatan sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki dan perlu dikembangkan (reorganisasi),” ujarnya.

Dilanjutkan, Reorientasi, perusahaan telah berfokus untuk meningkatkan dan memperluas target pasar luar negeri, from local to global serta menyediakan produk dan jasa berbasis digital, from conventional to digital sejalan dengan kemajuan teknologi. Restrukturisasi. Perusahaan memperkuat kapabilitas dan hasil produksi perusahaan anak dengan spesialisasi dan penugasan khusus.

Sementara pengalaman dan keandalan perusahaan afiliasi dapat mengoptimalkan penetrasi pasar internasional. Reorganisasi, perusahaan mengembangkan dan memperkokoh struktur organisasi dengan membentuk unit riset, manajemen risiko, pelayanan pelanggan pemerintah serta pemisahan bisnis internasional dan digital agar lebih fokus dan kompetitif. (lin)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *