Belum Tahu Pelesiran Kemana, Ritual Grebeg Sura Bisa Jadi Pilihan Tujuan Wisata

larung sesaji pada ritual Grebeg Suro

Kemana tujuan pelesiran akhir pekan nanti? Ada beberapa agenda menarik yang bisa dinikmati. Salah satunya ritual Grebeg Suro Baturraden di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah (Jateng), besok Minggu (15/10). Event itu akan digelar mulai pukul 08:00 WIB. Rute dimulai dari wanawisata (bumi perkemahan) dan finis di Bukit Bintang Baturraden. Kegiatan tahunan itu akan melibatkan berbagai elemen pariwisata di Kabupaten Banyumas.

Di antaranya, 12 desa penyangga wisata Baturraden yang akan menyuguhkaan berbagai seni budaya lokal. Ratusan tenong, gunungan sedekah bumi, pagelaran wayang ruwat, kirab prosesi adat lereng Gunung Slamet, dan wayang kulit semalam suntuk akan mewarnai rangkaian acara itu.

Kepala Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata (Dinporabudpar) Azis Kusumandani mengatakan, acara itu akan diikuti lima ribu orang yang terdiri dari pegiat wisata dan warga Kecamatan Baturraden. “Ritual berlangsung sebagai wujud syukur kepada Tuhan atas rezeki dan hasil bumi yang melimpah. Prosesi ritual diawali dengan Mangala Yudha.,” kata Azis, dalam rilisnya, Selasa (10/10).

Setelah itu, dilanjutkan dengan gunungan yang berisi berbagai hasil bumi. Di antaranya, aneka sayur mayur, sembilan bahan pokok, dan berbagai buah-buahan. Gunungan dari kelompok tani juga akan menyemarakkan kirab. “Peserta dari perwakilan desa akan membawa tenong. Mereka juga menyuguhkan berbagai jenis kesenian tradisional Banyumas seperti hadrah, kentungan, hingga kesenian tabuh lesung,” tulisnya Aziz.

Setelah arak-arakan, imbuh Aziz, seluruh sesajen akan didoakan oleh sesepuh desa. Mereka memanjatkan puji syukur kepada Tuhan. “Setelah itu, makanan dimakan bersama dan sebagian bawaan akan dilarung di Sungai Gumawang,” jelas Aziz.

Setelah kirab akan digelar wayang kulit ruwat bumi dengan dalang Ki Sikin di Lapangan Parkir Tengah. “Dalang kondang ini akan melanjutkan pagelaran wayang kulit semalam suntuk pada malam harinya,” ujarnya.

Grebeg itu sejalan dengan keinginan Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Banyumas. Wakil Ketua II PHRI Kabupaten Banyumas Is Heru Permana mengatakan, pemerintah daerah memang harus terus menggelar kegiatan berskala lokal maupun nasional. “Tujuannya menarik wisatawan agar berkunjung ke Banyumas dan memberikan dampak positif bagi industri pariwisata,” ujar Is Heru.

Industri pariwisata yang bergeliat, nilai Heru, akan memberi dampak positif terhadap pendapatan asli daerah (PAD). Menurut dia, pemerintah daerah bisa menggandeng pihak ketiga untuk menggelar event. “Kalau ada kegitan rutin dengan skala regional maupun nasional, Banyumas bisa dijuluki kota wisata,” tuturnya.

Menpar Arief Yahya menyebut jika ingin menjadikan daerahnya sebagai destinasi wisata kelas dunia, nomor satu yang harus dilakukan CEO Commitment. Seberapa besar komitmen kepala daerahnya? Bupati, Walikota dan Gubernurnya? “Itu nomor satu! Menentukan 50% sukses tidaknya daerah,” kata Arief Yahya.

Indikator CEO Commitment itu ada dua. Apakah sudah mengalokasikan sumber daya, terbesar di pariwisata? Apakah sudah menempatkan orang terbaik sebagai Kadisparnya? “Cek saja, kalau belum, ya komitmennya masoh belum ke pariwisata,” kata Arief Yahya.

Tugas seorang pemimpin, lanjut Arief, adalah menentukan arah dan meng-organize menuju arah tujuannya dengan sukses. “Banyak pimpinan daerah yang statement nya serius, tapi implementasinya tidak nyambung. Nah, pastikan daerah kalian memiliki komitmen yang sama dengan Presiden Jokowi, serius menjadikan pariwisata sebagai core economy bangsa,” tutupnya.(ipo/lin)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *