PT Jaminan Kredit Indonesia (Jamkrindo) optimistis menatap tahun 2022 melalui berbagai inovasi produk dan pengembangan digitalisasi. Menyusul perkiraan ekonomi Indonesia semakin membaik di 2022.
semarak.co-Kepala Divisi Perencanaan Strategis Jamkrindo Alia Nur Fitri mengatakan, Jamkrindo mendorong digitalisasi produk dan pengembangan sistem secara online sehingga kerja sama dengan para mitra dilakukan secara online baik host to host maupun secara web aplikasi.
“Kita akan melakukan aklerasi inovasi beberapa produk karena kita melihat peluang tahun depan cukup besar. Di samping kita juga akan tetap fokus pada penjaminan program pemerintah untuk mengembangkan UMKM,” ujar Alia dalam ramah tamah berkait acara Media Gathering Jamkrindo di Sentul, Bogor, Jumat malam (26/11/2021).
Alia melajutkan, “Kita juga mengembangkan berbagai produk digital sehingga komunikasi dengan konsumen bisa dilakukan secara langsung, dan kita bisa memperluas akses pasar yang strategis.
Seperti kemudian dirilis humas Jamkrindo, Sabtu pagi (27/11/2021), Direktur Utama Jamkrindo Putrama Wahju Setyawan pun optimististis perusahaan yang dipimpinnya mampu mengarungi 2022 dengan lebih baik.
Hal ini didorong kebijakan perusahaan untuk melakukan konsolidasi bisnis secara prudent untuk menjaga kinerja berkelanjutan. “Kami fokus pada strategi penerapan tata kelola yang baik, termasuk 4 eyes principles, pengelolaan portofolio secara prudent untuk meningkatkan profitabilitas, memperkuat konsolidasi internal.
Juga efisiensi beban usaha, serta meningkatkan kolaborasi sesama anggota holding Indonesia Financial Group. Optimisme tersebut juga didasari bahwa sampai dengan sembilan tahun pertama tahun ini, Jamkrindo telah membukukan laba sebelum pajak (EBT) mencapai 95% dari target tahun 2021.
Sebagai informasi, kinerja keuangan tahun 2020 telah selesai diaudit secara transparan dan independen oleh Kantor Akuntan Publik Tanudiredja, Wibisana, Rintis, dan Rekan (Firma anggota jaringan global PwC) dengan opini Tanpa Modifikasian.
Periode 2020 Jamkrindo berhasil membukukan laba sebelum pajak (EBT) sebesar Rp 722,47 miliar, naik 297,75% dari angka restated 2019 sebesar Rp 181,64 miliar. Sedangkan volume penjaminan sebesar Rp 188,61 triliun.
Program pemerintah menjadi motor penggerak penjaminan PT Jamkrindo dengan rincian Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebesar Rp 102,67 triliun dan Kredit Modal Kerja (KMK) dalam rangka program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) sebesar Rp 8,7 triliun.
Meski kondisi pandemi beban klaim tercatat masih terkendali, meskipun mengalami kenaikan dari Rp1,74 triliun pada 2019 menjadi Rp 1,83 triliun. Jamkrindo juga menekankan pada sustainability dan pencadangan yang kuat. Pada 2020, Jamkrindo meningkatkan pencadangan klaim menjadi sebesar Rp4,18 triliun dari sebelumnya Rp 3,57 triliun (restated 2019).
Peningkatan cadangan klaim ini merupakan strategi perusahaan untuk memitigasi risiko dan menjaga kinerja perusahaan pada tahun berikutnya. Adapun dari sisi aset, Jamkrindo mencatatkan aset pada 2020 sebesar Rp 19,12 triliun, naik 14,03 % dari tahun sebelumnya sebesar Rp 16,77 triliun (restated 2019).
“Dalam clearance meeting audit diungkapkan bahwa penerapan PSAK 71 di perusahaan secara langsung pada tahun efektif dari standar tersebut adalah prestasi yang sangat baik, bahkan dengan opini Tanpa Modifikasian,” tutunya. (smr)