Tanggal 6-7 September 2017 di Manila, diselenggarakan ASEAN Cooperative Development Meeting oleh Philipina Cooperative Council dan ICA AP. Kegiatan ini dihadiri gerakan koperasi di Asean dan ICA AP yang didukung Europa Union Philipina. Dalam presentasinya, Dekopin menyampaikan perkembangan gerakan koperasi Indonesia dan isu pembangunan terkait dengan SDGs serta berbagai sisi keberhasilan koperasi mengurangi kemiskinan, kelaparan dan kerjasama antara koperasi.
Ketua Harian Dekopin Agung Sudjatmoko mengatakan, Indonesia negara besar dengan penduduk sebasar 255 juta yang tersebar di 13 ribu pulau dari 17 ribu pulau. Sebagai negara besar dengan jumlah penduduk keempat di dunia merupakan pasar potensial sekaligus membutuhkan pangan dan energi yang cukup. Tantangan terbesar di negara Indonesia adalah menurutkan rasio gini yang mencapai angka 0.39%.
“Berbagai program nasional dilakukan,” ujar Agung yang hadir mewakili Indonesia melalui Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin) seperti dalam rilisnya, Kamis (7/9)
Antara lain, rinci Agung, a) reformasi agraria atau distribusi lahan b) membuka akses transportasi darat laut dan udara c) pembangunan infrastruktur d) perlindungan sosial pada kelompok masyarakat miskin dan c) membuka lapangan kerja dan membuka kesempatan berusaha.
Berdasarkan data yang ada jumlah koperasi yang aktif sebesar 150 ribu, dengan 37 juta anggota, dengan volume bisnis mencapai 266 trilyun serta menberikan konteibusi pembentukan PDB sebasar 3.9%, menunjukan koperasi bukan hanya bagian pembangunan ekonomi nasional tetapi juga bagian dari program pembangunan kesejahteraab nasional. Untuk itu Dekopin selalu mendukung berbagai program dan prioritas program pemerintah.
Dalam pemberdayaan koperasi di sektor pertanian Dekopin menyadari bahwa petani gurem mempunyai masalah skala pertanian yang kecil, tdk terorgaisasikan dengan baik, mempunyai tanah terbatas, masalah permodalan dan teknologi. Berdasar kondisi diatas maka Dekopin fokus dalam mengembangkan akses permodalan melalui koperasi keuangan, penerapan teknologi tepat guna pertanian, pengorganisasin petani melalui koperasi, dan membuka akses pemasaran dan distribusi bagi produk pertanian melalui koperasi.
Langkah ini jelas dan integratif karena tdk mungkin melakukan pemberdayaan petani tampa dilakukan oleh institusi yang berjiwa sosial seperti koperasi. Sehingga petani mendapatkan akses mudah untuk pengembangkan usaha taninya dan dibina dengn sosio-preneur karena petani juga dicerdaskan secara ekonomi bukan sebagai objek atas siklus ekonomi yang ada.
Koperasi merupakan wadah terbaik untuk meningkatkan nilai tambah petani karena a) menerapkan transformasi baru teknologi, untuk meningkatkan kualitas produk b) meningkatkan dukungan akses keuangan bagi petani kecil bukan hanya meminjam tetapi juga menjamin penghasilan yang layak serta c) membuka akse pasar dan distribusi.
Di sektor perikanan Dekopin mencoba untuk mengembangkan Aceh Aquaculltur Coop di Provinsi Aceh yang memberdayakan ekonomi nelayan dan petambak kecil untuk meningkatakan pendapatan dan melestarikan lingkungan pantai dengan pendekatan pasar. Program di Aceh tersebut di lakukan Dekopin kerjasama dengan NGO World Fish, dan Rabo Bank Foundation.
Dimana Aceh Aquacultur Coop mempunyai strategi untuk membantu petambak dan nelayan melalui a) mencari lembaga donor dan keuangan yang membantu anggota b) dukungan teknis dan organisasi serta c) memberikan fasilitasi micro finance dan kemampuan menabung bagi anggota. Dengan pendekatan ini koperasi perikanan tersebut dapat meningkatkan kemampuan nelayan, produk perikanan, kemudahan nelayan mendapatkan dukungan keuangan, membuka akses pamasaran dan pengembangan infrastruktur untuk mendukung usaha perikanan yang lebih baik.
Bagian akhir yang dipaparkan oleh Dekopin adalah pengembangan financial technology yang dilakukan oleh koperasi. Berdasarkan data Bank Dunia indeks financial inclusion di Indonesia baru mencapai 19.6% yang memunjukan banyak masyarakat Indonesia yang belum mendapatkan akses keuangan. Padahal disisi lain Indonesia mempunyai lembaga micro finnance yang sangat besar. “Untuk itu Dekopin mendorong koperasi yang mngembangkam finnancial technologi seperti KSP Sahabat yang telah mengembangkan fintech Sobatku yang dapat di unduh oleh anggota koperasi atau masyarakat luas,” tuntasnya.(lin)